≡ Menu

Trend 2009

Tahun 2009 ditandai dengan banyak peluncuran kamera digital SLR maupun sistem baru yang bernama micro four thirds atau m43. Setidaknya ada sepuluh kamera digital SLR maupun m43 yang telah dirilis. Jumlah ini diperkirakan akan bertambah lagi sebelum akhir tahun.

Lalu apa yang menjadi tren tahun 2009 ini?

1. Mode Video
Tren terbesar tahun 2009 ini adalah penambahan fitur video mode di dalam DSLR kamera. Sampai saat ini ada lima kamera yang telah memiliki fitur ini. Mereka adalah Canon 500D/T1i, Nikon D5000, Panasonic GH1, Pentax K7, dan Olympus E-P1. Jumlah ini akan bertambah karena ada beberapa kamera yang akan dirilis musim gugur 2009 yang dirumorkan akan memiliki video mode. Meskipun fitur ini telah ada hampir setahun yang lalu, video mode ini masih kurang baik dibandingkan dengan handycam. Beberapa keterbatasannya antara lain:

  • Pengguna tidak bisa mengeset bukaan, kecepatan pemetik gambar, dan ISO secara manual, kecuali pengguna Canon 5D mark II dengan firmware terbaru.
  • Auto Fokus tidak jalan dalam video mode, atau sangat pelan.
  • Sulit menstabilkan kamera dan lensa terutama ketika mengunakan video sehingga video tampak bergetar.
  • Tidak memiliki kualitas perekam yang baik, sebagian besar kamera memiliki microphone mono bukan stereo dan hanya beberapa kamera yang memiliki opsi mengunakan microphone eksternal.

Namun, video mode di kamera DLSR juga memiliki tiga keungunan utama

  • Mudah mengontrol kedalaman bidang (depth of field)
  • Dapat mengunakan berbagai macam lensa untuk mendapatkan perspektif yang unik.
  • Kualitas video lebih baik di kondisi cahaya temaram.

Video mode ini masih dalam tahap perkembangan dan kita bisa berharap kemajuan dari fitur ini dimasa depan.

2. Ukuran kamera mengecil
Produsen berusaha keras membuat kamera digital SLR sekecil-kecilnya tahun ini. Selain Nikon dan Canon, produsen kamera di tahun 2009 berukuran lebih kecil daripada kamera seri sebelumnya, contohnya Olympus E-620 lebih kecil dari E-520, Pentax K-m dan K7 lebih kecil dari k20d dan k200d. Terakhir, Sony A230 dkk lebih kecil dari Sony A200.Ukuran lensa juga ikut mengecil dan memendek.

Selain kamera dSLR, sistem kamera micro four thirds juga lebih mungil dibandingkan kamera digital SLR. Dengan berusaha mengecilkan ukuran kamera DSLR, para produsen berharap pengguna kamera saku bisa tertarik untuk membeli dan mengunakan kamera DSLR. Keluhan utama pemakai kamera saku adalah kamera DSLR terlalu besar dan berat untuk dibawa kemana-mana.

3. Perkembangan sistem mikro four thirds (m43)
2009 adalah tahun yang baik untuk sistem yang merupakan kerjasama antara Olympus dan Panasonic. M43 sistem yang mengunakan sensor berukuran hampir setara dengan kamera DSLR tapi tidak memiliki cermin/prisma, sehingga ukuran kamera ini bisa dikecilkan. Kualitas gambar yang dihasilkan oleh kamera ini setara dengan kamera DSLR. Kamera yang bernaung dalam sistem ini juga bisa mengunakan lensa berbeda-beda. Saat ini ada 7 lensa khusus untuk sistem m43, dan ada 39 lensa 4/3 yang bisa dipakai dengan mengunakan adapter khusus.

Ada dua kamera m43 tahun ini antara lain Olympus “PEN” E-P1 dan Panasonic GH1. Ada pula beberapa lensa baru yang dirilis bersama dengan kamera. Ada kamera khusus untuk merekam video dan ada pula lensa super mungil 17mm f/2.8

4. Pengembangan layar LCD
Perkembangan layar LCD juga cukup signifikan. Kamera untuk pemula dan menengah kini dapat mengunakan layar dengan resolusi tinggi (920k dots) atau dapat mengunakan lensa yang bisa di putar seperti yang terdapat pada kamera Nikon D5000, Olymus E-620 dan kamera Sony A330 dan A380. Sayangnya layar LCD yang bisa diputar biasanya tidak memiliki resolusi tinggi. Belakangan, Samsung mengembangkan layar yang lebih baik lagi yang dinamakan OLED/AMOLED. Layar ini tidak reflektif dan memiliki sudut pandang lebih luas sehingga sangat baik untuk dipakai diluar ruangan.

4. Perang megapiksel telah usai
Perang megapiksel antara produsen kamera digital akhirnya telah usai. Akhirnya produsen menyadari bahwa meningkatkan resolusi gambar dengan agresif dapat berdampak buruk terhadap kualitas gambar dan sudah tidak efektif lagi untuk upaya menarik pembeli.

Selain itu, ukuran gambar yang besar memakan tempat penyimpanan data, sehingga malah ada kemungkinan dihindari pembeli. Di tahun ini, sebagian kamera digital dan SLR tetap mengunakan resolusi 10-15 megapiksel, sama seperti tahun sebelumnya.

Apa yang diharapkan dimasa depan?
Saya pikir produsen tetap akan bekerja keras untuk meningkatkan fitur video mode, dan hampir semua kamera yang dirilis di masa depan akan memiliki fitur ini baik disukai maupun tidak. Layar LCD mungkin akan terus dikembangkan terutama dengan teknologi baru AMOLED. Selain itu sistem mikro four thirds akan terus berkembang dan akan menjadi jembatan bagi pengguna kamera saku ke kamera yang setara dengan DSLR.

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 3 comments… add one }
  • solitaire June 12, 2010, 3:35 pm

    dear enche,saya newbie yang ingin pindah dari compact ke dslr.menurut anda pilihan mana yg terbaik (1) canon 450 (2)canon 550 (3) panasonic gf 1 (4) olympus E 620?oya,fitur video sebenarnya tdk terlalu menarik utk saya,tp saya ragu,mengingat canon 450 hampir diskontinu.Teknologi 4/3 sgt menarik,tp saya masih ragu dg merk di luar canon.thanks anyway!

    • Enche June 12, 2010, 6:42 pm

      Kalau demikian adanya, beli Canon 550D aja. Meski video tidak menarik sekarang, mana tau malah nantinya hobi di video. Selain itu secara kualitas gambar dan fitur, lebih baik 550D daripada 450D. Masalahnya tinggal harga saja.

  • thelightshutter September 9, 2009, 12:17 pm

    hm.. sepertinya perang megapixel belum akan berakhir… Produsen kamera DSLR tetep keukeuh untuk meningkatkan resolusi kamera mencapai minimal 40MP.. lihat aja 2 tahun lagi :p

Cancel reply

Leave a Comment

Next post:

Previous post: