Sebagai makhluk sosial, sebagai fotografer, kita tidak luput dari hubungan manusia. Bila kita hobi foto potret, maka kita akan berhubungan langsung dengan modelnya. Kalaupun hobi kita foto pemandangan, tetap saja kita harus berhubungan dengan orang lain di lokasi untuk mendapatkan informasi atau bantuan.
Maka dari itu masalah etika, adalah masalah yang penting. Namun topik ini biasanya jarang di bahas, fotografer biasanya lebih tertarik membahas soal kamera, lensa, pencahayaan dan lain lain.
Maksud dari etika versi saya adalah bagaimana cara kita berhubungan antar manusia, antara fotografer dan model, antara fotografer dengan asisten, atau dengan masyarakat lokal. Dengan memiliki etika yang baik, fotografer tentunya diuntungkan dengan mendapatkan foto yang lebih berarti, enak dilihat dan alami. Orang-orang di sekitar kita pun akan lebih senang membantu kita.
Secara garis besar, memiliki etika yang baik berarti fotografer bersikap rendah hati, hormat terhadap orang lain, antusias dan baik hati. Dalam foto potret, misalnya, terutama bila modelnya wanita, kita menghormatinya dengan tidak menyentuh saat mengarahkan. Menyentuh model wanita sangat tidak sopan terutama di Asia dan membuat model tersebut menjadi tidak nyaman. Selain itu, hindari kebiasaan berbicara dengan nada memerintah dan sering-seringlah memuji atau berterima kasih bila memang patut.
Saat foto potret, seringkali model kita tidak berpengalaman atau kaku di depan kamera. Hal ini wajar, dan bisa diatasi dengan banyak berkomunikasi dengan mereka. Banyaklah bertanya kepada mereka, tentang hal-hal yang berkaitan dengan mereka, misalnya bila ia seorang musisi, maka tanyakanlah tentang hal berbau musik, atau paling tidak hidup mereka secara umum. Hindari perbincangan tentang hal-hal negatif seperti perang, dan hindari topik SARA.
Seiring dengan waktu, dengan berkomunikasi dengan mereka, mereka akan merasa lebih nyaman. Saat berinteraksi dengan mereka, Anda bisa memperhatikan bahasa tubuh mereka, sehingga memiliki ide sudut pandang dan pose yang terbaik untuk mengambil foto. Hasilnya adalah foto yang lebih alami dan lebih cocok dengan karakter mereka.
Maka dari itu, untuk foto potret, saya lebih menyukai foto sendiri daripada foto bersama kelompok fotografer lainnya. Dengan kehadiran banyak fotografer atau asisten dengan peralatan-peralatan yang rumit, kesempatan untuk berkomunikasi dengan model menjadi hampir tidak ada. Malahan yang terjadi adalah model akan merasa semakin tidak nyaman dan ini akan tercermin pada raut muka dan bahasa tubuh mereka.
Singkatnya, perlakukan orang-orang sekitar seperti Anda ingin diperlakukan. Dengan demikian, fotografi Anda akan bisa lebih maju. Selamat mencoba.
nyimak,,, memang seperti di keroyok 😀
saya repost ya mas 🙂
ada yag mau q tanyakan khn d atas d sebtkan janganlah mnyntuh atau memegang model. yg saya tanyakan seandaix mdlx susah atau tdk tau ada nggak cara lain supya mdel itu enak d jepret. lo msalh knalan ma ngobrol itu hrus memang, mkch senior atas infox salm jepret dari sya smga skses
ada yag mau q tanyakan khn d atas d sebtkjan janganlah mnyntuh atau memegang model. yg saya tanyakan seandaix mdlx susah atau tdk tau ada nggak cara lain supya mdel itu enak d jepret. lo msalh knalan ma ngobrol itu hrus memang, mkch senior atas infox salm jepret dari sya smga skses
makasih tipsnya mas 🙂
artikelnya siips, nambah ilmu
Mau tanya juga nich, gak tahu termasuk etika apa terkait hukum
Misal kita foto seorang model (maksudnya seseorang) yg belum terkenal (tentunya dengan siijinnya, dll), kemudian karena satu dan lain hal, foto tersebut jadi terkenal.
Yg saya tanya, hak2 si fotografer dan si model terhadap foto tersebut gimana ya ?
Mohon pencerahannya
Trims
halo doetsz, kurang tau juga soal hukumnya. Nanti kalau saya sudah tau saya kabari. Biasanya kalau saya mempublikasikan foto seseorang (dalam kasus saya untuk buku), saya minta persetujuan dan juga tanda tangan di atas surat izin.
jempol 100….. niki sae…budoyo tiyang wetan…. stuju puolll Om..
keren …sangat setuju sekali
keren,,,, setuju tuh……………..! makasih info nya ya!
sangat setuju….!!!!
Setuju banget mas enche artikelnya, wajib dibaca bagi para photographer pemula seperti saya
Tidak banyak yang tahu tentang etika seorang juru foto. Tulisan ini bisa menjadi panduan dalam memotret yang sopan dan tidak mengganggu privasi orang lain.
nice artikel…nambah lg ilmu..thx a lot Gan…
mmm ok 🙂
Sangat berarti….
ini betul bgd bg,soalnya saya motret model yg keliatan bagian bawahnya,ya saya spontan aj blg ke modelnya “maaf ya tolong yg d bawah di tutup”,tp bgi pemula photographer d daerah padang,moment yg sprti itu sering di manfaatkan oleh mereka,apa pantas mereka di panggil Photographer…..???
Etika photographer haruslah diutamakan. dengan ini kita lebih banyak disenangi oleh orang banyak dan orang lain akan lebih tertarik bila diphoto oleh kita. Salam jepret. 😀
mantap artikel nya mas..
jarang banget ada yang nyinggung tentang etika..
ijin copas artikel nya mas..
😀
saya juga termasuk yang kurang suka motret keruyukan…heheheh
setuju dengan topik bahasan diatas…..
perlu juga mas dibahas etika sesama fotografer
wah jarang banget ada yang menyinggung masalah etika..keren nih mas.
stuju bnget gan……
thx info.nya,,,,
terimakasih sudah berbagi!
ini yg sll aku ingin taumksh Dan,,
waktu moto pre wedding berasa bgt kl kita g bs masuk ke klien… maka nya komunikasi yg harus bisa di bangun dlm waktu singkat antara kita yg moto dgn yg di poto, kl g poto pre wedding pasangannya terlihat tdk nyaman dan tidak seperti pasangan yg mo nikah…
tp saya bkn Photographer cm seneng moto aja dan cb cari mkn dari moto…
hmm… emang resiko fashion show seperti itu ya? dikrubuti. untuk kenyamanan mungkin bisa bikin sesi khusus dg dibatasi 10 orang atau kurang. Kalau bisa di awal sesi berkenalan dulu dengan modelnya 🙂
Nice artikel mas
topik yg jarang dibahas.. namun penting. terima kasih… sangat bermanfaat bagi saya.
mantap pak Artikelnya…
Tulisan yang sangat baik!!!!! Terima kasih sudah berbagi. Saya sangat setuju, terutama tentang rusa mudanya :p
Dengan etika suatu suasana akan lebih nyaman dan mudah untuk didokumentasikan…..nice artikel…setuju bgt!!