≡ Menu

Foto editing bagaimana yang bagus?

Sebagian foto yang tersebar di internet sudah melalui proses edit foto, biasanya melalui software pengolah foto seperti Adobe Photoshop. Lalu bagaimana edit foto yang baik dan benar? Karena foto editing ini seni, maka gak ada yang benar dan salah. Tapi tentunya ada juga editing yang lebih enak dilihat dan ada yang melewati batas kewajaran dan tidak begitu enak di pandang.

Setiap orang memiliki motivasi yang berbeda-beda untuk mengedit foto. Bagi saya editing itu bertujuan untuk :

  1. Memperbaiki foto yang ada mungkin karena kamera dan lensa kita tidak bisa menangkap foto dengan baik. Misalnya lensa foto kita kurang tajam, atau perbedaan terang-gelap yang terlalu ekstrim sehingga tidak bisa ditangkap dengan baik oleh sensor kamera
  2. Membuat suasana/mood yang berbeda, misalnya membuat mood terkesan tua, suram, atau sebaliknya, semangat, antusias, heboh dan lain lain
  3. Membuat orang yang melihat foto kita fokus ke satu subjek daripada subjek yang lain atau latar belakang

Soal batasan, setiap jenis fotografi memiliki batasan-batasan tertentu, ada yang longgar, ada yang cukup ketat.

Jenis fotografi yang memiliki aturan ketat adalah fotojurnalisme, dimana seorang fotografer harus menampilkan foto apa adanya sesuai realitas yang ada. Tapi ada juga jenis fotografi komersial yang justru mengunakan editing dan manipulasi foto untuk mendapatkan foto yang diinginkan. Fotografi komersial seperti untuk iklan. Manipulasi foto justru dianjurkan karena efisiensinya.

Contohnya daripada harus membawa model ke pantai, atau lokasi tertentu, maka fotografer komersial akan foto subjek tersebut di studio dan kemudian di gabungkan dengan foto pantai sebagai latar belakangnya. Hal ini menghemat ongkos, tenaga dan waktu.

Untuk foto travel / jalan-jalan, editing yang sukses adalah bisa memberikan kesan suasana atau mood tertentu. Misalnya foto bangunan kuno biasanya lebih bagus dan dramatis bila saturasi warnanya rendah atau monokrom. Bila kita foto acara budaya dengan pakaian tradisional yang berwarna-warni, maka editan dengan saturasi tinggi tentunya lebih cocok.

Bangunan kuno di Italia oleh Joshua Brown mengunakan warna monokrom dan sedikit warna coklat / sepia untuk memberikan kesan tua.

Bangunan kuno di Italia oleh Joshua Brown mengunakan warna monokrom dan sedikit warna coklat / sepia untuk memberikan kesan tua.

Untuk foto portrait/model, editan yang bagus mempertimbangkan karakter subjek yang difoto, dan keseluruhan suasana foto baik subjek maupun latar belakangnya.

Sebenarnya bebas-bebas saja dalam mengedit foto, yang penting editan kita harus bisa memperkuat foto kita dan mengambarkan suasana/mood yang sesuai. Bila tidak, foto yang sudah baik malah menjadi tidak begitu baik dan membingungkan.

Setiap foto juga membutuhkan perlakuan yang berbeda, kita tidak bisa memaksakan perlakuan yang sama untuk semua foto dan mengharapkan mendapatkan foto yang bagus. Bagi fotografer pemula yang kurang pede, yang penting jangan terjebak dengan tren edit gaya tertentu dan ikut-ikutan. Kita punya pilihan untuk mengedit sesuai indentitas kita dan mengembangkan gaya sendiri.

Oke, daripada saya berteori ria terus, mari kita lihat contoh-contoh editan hehe

Gambar langsung dari kamera terlihat sangat kontras dan banyak detail langit yang hilang karena pengambilan foto dilakukan di siang bolong

Gambar langsung dari kamera terlihat sangat kontras dan banyak detail langit yang hilang karena pengambilan foto dilakukan di siang bolong

Di dalam proses editing, saya mengembalikan detail langit, menerangi bagian dalam kelenteng yang terlalu gelap, mengurangi saturasi warna dan memberikan sedikit sentuhan warna kuning dan hijau. Tujuannya adalah memperbaiki foto yang terlalu kontras dan memberikan suasana adem dan kesan tua.

Di dalam proses editing, saya mengembalikan detail langit, menerangi bagian dalam kelenteng yang terlalu gelap, mengurangi saturasi warna dan memberikan sedikit sentuhan warna kuning dan hijau. Tujuan editing untuk foto ini adalah memperbaiki foto yang terlalu kontras dan memberikan suasana adem dan kesan tua.

Editing foto memberikan kesan yang berbeda pada foto portrait, perhatikan kedua foto dibawah ini

Foto yang diambil dan di edit Harianto Keng ini, memiliki saturasi warna yang relatif rendah. Fokus orang yang melihat langsung ke model yang merupakan bagian yang paling terang. Latar belakang yang kabur juga membantu fokus kita ke model. Warna putih memberikan kesan murni dan tidak berdosa seperti bidadari yang turun dari langit. Mungkin itu yang ingin disampaikan Harianto

Foto yang diambil dan di edit Harianto Keng ini, memiliki saturasi warna yang relatif rendah. Fokus orang yang melihat langsung ke model yang merupakan bagian yang paling terang. Latar belakang yang kabur juga membantu fokus kita ke model. Warna putih memberikan kesan murni dan tidak berdosa seperti bidadari yang turun dari langit. Yang kurang dari foto ini mungkin sayapnya aja. Mungkin itulah kesan yang ingin disampaikan Harianto

Model yang sama di foto dan di edit oleh fotografer berbeda, Hendra Susanto, memberikan kesan yang berbeda, saturasi warna foto ini relatif tinggi, membuat model foto terlihat lebih dominan, aktif dan agresif. Warna merah pada rambut yang terlihat menonjol merepresentasikan jiwa pemberontak. Hanya yang disayangkan, bila warna bajunya merah, tentuya lebih melengkapi suasana foto yang ingin disampaikan Hendra

Model yang sama di foto dan di edit oleh fotografer berbeda, Hendra Susanto, memberikan kesan yang berbeda, saturasi warna foto ini relatif tinggi, membuat model foto terlihat lebih dominan, aktif dan agresif. Warna merah pada rambut yang terlihat menonjol merepresentasikan jiwa pemberontak. Komposisi foto satu badan menonjolkan keseksian daripada karakter/kepribadian. Hanya yang disayangkan, bila warna bajunya merah, tentunya lebih melengkapi suasana foto yang ingin disampaikan Hendra

Dari contoh diatas, kita bisa melihat dari satu foto model yang sama di komposisikan berbeda dan di edit dengan gaya yang berbeda. Yang mana yang terbaik tergantung dari apa yang ingin disampaikan fotografernya.

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 35 comments… add one }
  • azhar May 14, 2015, 6:48 pm

    gan saya mau nnya. kalo foto yang diedit dikategorikan dalam golongan kasar atau halus gan??

    • azhar May 14, 2015, 7:00 pm

      tolong bantu saya gan.. jawaban nya sangat saya perlukan saat ini gan. pless bantu saya gan

      • Enche Tjin May 15, 2015, 10:31 pm

        Wah pertanyaannya kurang jelas, setau saya gak ada golongan kasar atau halus dalam foto editing hehe

  • Agung Santa December 20, 2014, 1:56 pm

    om, gimana si menurut om editing yang bagus buat foto, soalnya saya sering bermasalah soal finishing foto. maksud dari fotonya jadi ga sampe. sama satu lagi om, posting soal jenis editing foto dong. makasi om

  • Santu Chr July 8, 2014, 3:33 pm

    Pak Enche,
    Apakah utk pengolahan setiap foto RAW harus dgn Adobe Camera Raw dulu, dan baru kemudian dengan Photoshop CS atau Lightroom atau Elements ? Jadi tidak bisa langsung ?
    Terima kasih bila berkenan menjelaskan.
    Salam.

    • Enche Tjin July 8, 2014, 9:37 pm

      file RAW bisa dibuka di Adobe Lightroom, ACR atau Element, tapi dengan catatan versi softwarenya harus lebih baru daripada kameranya.

  • wartoyo April 13, 2014, 8:01 am

    sy tertarik artikel anda tolong Om dimana sy bs mendapatkan
    buku panduan editing Photo stodio komersial thx bls

    • Enche Tjin April 14, 2014, 9:13 am

      Belum ada bukunya pak

  • zulvan September 6, 2013, 1:57 pm

    sangat bagus buat pemula seperti saya 😀

  • zulvan bastian September 6, 2013, 1:55 pm

    artikel yg bagus

  • cepy May 15, 2013, 4:47 pm

    wah mantap ni mas postinganya makasi ya

  • Enche August 23, 2012, 11:49 pm

    @anou maaf, bukan keahlian saya hehe 🙂

  • anounimous August 23, 2012, 11:28 pm

    Pak enche buat buku dong tentang gimana bikin dslr dioprek jadi infra red sama tata cara ambil gambar kamera ir terima kasih 🙂

  • tendi August 2, 2012, 11:20 pm

    asik bgt…….. tambah ilmu ku…… tengkyu bwt smuanya….

  • Lucky August 1, 2012, 11:14 am

    thanks…all…..you are the best..!!!

  • ckabayan July 28, 2012, 6:56 pm

    maaf nih ada komen sedikit, untuk contoh yang dua terakhir, keduanya tidak bisa di pake sebagai bahan perbandingan karena sangat tidak sesuai dengan judul blog ini !!!!!
    1. Kamera & lensa yg digunakan untuk kedua foto ini tidak sama !!!
    2. Sudut pandangnya aja udah beda
    jadi engga bisa di bandingin, kalo foto ceweq pertama di edit dengan software apapun engga akan bisa menjadi seperti foto ceweq kedua, tapi kalo foto ceweq yang kedua bisa diedit diturunin jadi seperti foto ceweq yg kedua (engga akan bisa sama cuma mirip karena dua alasan diatas)

    Kalo mau bikin perbandingan foto yang vihara bisa digunakan, itu juga kalo difotonya pake RAW, ada baiknya kalo bekal ND & CPL filter selalu dibawa ! dan jangan lupa DOF preview itu penting !

    @rio, bener ! banget, kalo udah tahu targetnya apa beberapa photographer mempersiapkan semua peralatan yg dibutuhkan jadi sbnrnya udah engga butuh lagi yg namanya foto editor.

    maap ya pa enche !!!

    • Enche July 29, 2012, 8:37 am

      Memang fotonya oleh fotografer berbeda. Justru itu poin saya. Jika subjek yang sama difoto dan di edit dua fotografer berbeda, hasilnya bisa saja menimbulkan kesan yg berbeda. Tergantung interpretasi masing2. Trims buat pendapatnya.

  • rabiatul adawiyah July 23, 2012, 6:03 pm

    mas matur nuhun kirim ke email yooo hehe mkasihhh

  • saras April 26, 2012, 9:31 pm

    editan yang bagus cara nya gmna ?

  • Saiful December 29, 2011, 4:55 pm

    bagi saya editting foto untuk mengembalikan suasana nyata seperti yang orang2 kebanyakan lihat melalui mata mereka adalah yang paling baik, karena sebagus2nya sebuah kamera tidak akan mampu menandingi kehebatan mata manusia
    hehehe salam jepret y om 🙂

  • jumadi November 1, 2011, 4:37 am

    sy sering edit foto tapi ketika sy cetak selalu berbeda ukuran saya dengan lab foto ada yg bisa bantu gak untuk ukuran standar di studio foto

    • Enche November 1, 2011, 7:53 pm

      Coba ditanyakan ke studio foto langganannya. Aspek rasio kertas mereka berapa.

  • Rudianto Cahyantoro October 4, 2011, 10:51 pm

    Bagus banget aku suka, hal hal yg gini ini dpt menambah ilmu fotografi & saya akan yterus mengikuti artikel yg dimuat disini.

  • priyatna July 8, 2011, 10:12 pm

    Mas Enche,
    Mohon pencerahannya maksud dari 1500 pixel pada skala 6 pada setingan DPP ( panjang berapa dan tinggi berapa )
    tks.

  • Khoiruddin Siregar July 6, 2011, 11:17 pm

    Mas Enche, sofware Adobe Lightroom apakah sudah tersedia di pasaran Indonesia? Harganya kisaran berapa?

  • Luthfi July 2, 2011, 10:29 am

    wow.. tambah lg neh ilmuku..
    thank mas enche.. bukunya juga mantapp. 🙂

  • yundi sukma July 1, 2011, 7:24 pm

    kenapa anda pakai adobe lightroom koh? apa keunggulannya? kamsia

    • Enche July 2, 2011, 6:28 am

      Baru saja saya tulis artikel ttg Lightroom di sini.

  • Luthfi June 30, 2011, 10:51 am

    mas enche.. apa setiap foto yang mas hasilkan dan d simpan di flicker itu juga hasil editan? bagus-bagus soalnya 🙂
    kalo Adobe Lightroom lebih rumit dari Adobe Photoshop kah?

  • rano brekers June 30, 2011, 1:16 am

    terima ksih ats info pengeditan,;alat apa harus di gunakan ?

    • Enche June 30, 2011, 1:18 am

      Maksudnya software? banyak software pengolah foto, tapi favorit saya adalah Adobe Lightroom

  • Andori June 30, 2011, 12:47 am

    bermanfaat bagi nusa dan bangsa nih artikelnya..

    ijin nyimak Gan..^^

  • rio June 30, 2011, 12:00 am

    hi, artikelnya menarik oi.

    cuman saya ada 1 pertanyaan. kira0kira, kalau sebuah foto yang pada akhirnya diedit sedemikian rupa, kira-kira ini masih bisa disebut hasil dari seorang fotografer yang handal.

    atau seharusnya seorang fotograger yang bagus itu, fotonya gak perlu di edit lagi?.

    thank you

    • Enche June 30, 2011, 12:14 am

      Kita ga bisa klaim kalau fotografernya handal atau tidak dari apakah dia ngedit atau tidak ngedit sih. Kalau ngeditnya ga sesuai dengan pesan yang mau disampaikan, atau asal edit tidak ada arahnya, saya pikir itu yang bermasalah.

      Ada juga fotografer yang tidak ngedit sendiri, jadi kadang hasil foto memang hasil kolaborasi antara fotografer dan editornya.

      Sebelum adanya komputer untuk olah digital, fotografer handal di masa lalu juga mengunakan teknik kamar gelap untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas foto.

  • Hariyanto June 29, 2011, 11:43 pm

    Artikel yang menarik…
    Memberi pencerahan…
    Terima kasih sudah mau berbagi…

Leave a Comment