Banyak orang bisa menulis, tapi sedikit yang bisa mengarang, banyak orang yang bisa motret, tapi jarang yang bisa membuat foto yang bercerita. Fotografi adalah salah satu media untuk bercerita yang sangat baik. Seringkali, fotografi yang baik dapat menggugah perasaan dibandingkan dengan tulisan semata. Mampu membuat foto yang bercerita merupakan suatu hal yang baik untuk mendapatkan pekerjaan di bidang fotografi terutama fotojurnalisme.
Dalam mengunakan fotografi untuk bercerita, biasanya fotografer mengunakan beberapa foto. Karena jarang satu foto dapat menceritakan satu kisah secara keseluruhan. Setelah foto terpilih, kita dapat menyusun sedemikian rupa sehingga pemirsa dapat melihat inti dan detail dari cerita secara lengkap.
Untuk membuat rangkaian foto bercerita (photo story) yang bagus, kita tidak hanya membutuhkan pengetahuan bagaimana membuat foto yg baik, tapi juga ketrampilan untuk bercerita. Kita membutuhkan ide/topik, membuat perencanaan. Selain itu kita membutuhkan kerjasama antara otak, mata dan hati. Dengan kerjasama antara ketiganya dengan baik, kita bisa mengetahui kapan saat dan dimana saat yang tepat untuk membuat foto.
Seringkali, rangkaian foto tersebut tidak hanya dibuat dalam satu hari saja, tapi berhari-hari di tempat yang berbeda-beda. Jika yang diceritakan melibatkan orang, maka hubungan antara fotografer dengan subjek foto juga harus baik. Sikap yang tidak baik atau kata-kata yang salah bisa menghambat kita untuk mendapatkan foto yang bagus.
Meskipun terdiri dari beberapa foto, tapi rangkaian photo story memiliki benang merah yang mengkaitkan antara satu foto dengan yang lainnya. Mengkaitkan foto bisa melalui subjek foto yang sama, gaya foto atau warna, komposisi, tempat dan topik yang sama.
Ada dua istilah yang sering membingungkan yaitu istilah photo essay dan photo story/picture story
Perbedaan singkatnya adalah:
- Photo Essay – menceritakan sebuah kisah, dan biasanya bertujuan sesuatu misalnya mengingatkan pemirsa akan bahaya narkoba, menceritakan pentingnya pelestarian lingkungan dan lain-lain. Foto-foto bisa dibuat di tempat dan dengan subjek foto yang berbeda-beda tapi masih satu topik yang sama.
- Photo story/picture story – Bercerita tentang seseorang, tempat atau situasi, ada bagian awal, tengah dan akhirnya. Misalnya cerita tentang kehidupan seorang petani, dokter, dll.
Meskipun foto yang dibuat sebenarnya bebas-bebas saja, tapi untuk pemula atau fotografer yang menyukai struktur, ada beberapa jenis foto yang biasanya ada dalam rangkaian photo story/essay:
- Establishing shot : Biasanya menggambarkan tempat/setting tempat kejadian, biasanya mengunakan lensa wide angle untuk memberikan kesan tiga dimensi, tapi terkadang, lensa tele juga digunakan.
- Detail shot : Foto detail benda atau bagian dari orang yang penting, misalnya cincin kawin atau close-up air mata / bibir seseorang, biasanya lensa makro atau telefoto digunakan.
- Interaction shot : Berisi interaksi dari dua orang atau lebih
- Climax : Sebuah foto yang menggambarkan puncak dari sebuah acara
- Closer/Clincher : Foto yang menutup cerita. Biasanya meninggalkan kesan, pesan, inspirasi atau motivasi
Lima langkah membuat photo story/essay:
- Tentukan topik misalnya cerita kegiatan seseorang selama sehari, atau esai tentang lingkungan hidup yang tercemar
- Riset – Cari informasi tentang topik yang dipilih
- Rencanakan foto-foto yang akan diambil (pemandangan, karakter/portrait, seni budaya, dll)
- Membuat foto di lokasi dan waktu yang telah direncanakan. Biasanya langkah ini yang paling banyak memakan waktu
- Editing dan pemilihan foto
- Tata letak/layout foto yang dipilih. Semakin penting fotonya semakin besar ukurannya relatif dengan foto yang lain
Referensi dan contoh foto yang bercerita:
- Koleksi photo essay berita terbaru dari Majalah Time
- Koleksi photo essay dari Koran New York Times
- Salah satu photo story pertama dari majalah LIFE “Dokter Desa“
- Penjelasan perbedaan photo essay dan photo story oleh Michael Davis
- Contoh dan presentasi photo essay
- Langkah dan tip membuat photo essay
- Contoh-contoh photo essay dari Fotokita
artikelnya sangat bermanfaat om.
terima kasih
Om, dari pemaparan diatas kok foto essay dan story kayak gak ada bedanya yah…bahkan penulisannya juga dibuat story/essay.
Bisa dibantu pencerahan dasar yg membedakan antara keduanya om.
Makasi
Om ijin bertanya, klo misalkan tentang keindahan gunung gunung di jawa barat, itu termasuk photo story bukan? Mohon masukannya om, terima kasih
Thanks. Ini infonya berguna banget. lengkap dengan referensi penunjang di akhir post, sehingga kasi pencerahan buat beginners. Appreciated 🙂
keren, bermanfaat banget informasinya,
trimakasih, 🙂 (y)
bismillah semoga bisa buat foto storynya,
amin 🙂
om Enche, untuk mengolah foto esai itu menggunakan ukuran kertas apa? thx (saya berencana membuat foto esai tapi bingung mengolahnya) dan satu lagi om, minta sarannya mengenai lensa makro nikkor 55 mm f3.5
klo artikel yg diatas sumbernya dari buku apa om?
@Nurul Mardiah coba cek link-link yang ada diatas.
@Nurul dijual di toko buku kok.
oke terima kasih om infonya.. buku2 itu dijual tidak di toko2 buku seperti gramedia atau toko buku lain?
ka mau tanya kalo contoh photo hortikultura nusantara seperti apa? lalu apakaha photo essay itu harus disertakan tulisan cerita atau hanya foto saja? apakah photo essay itu di satukan dalam satu photo (penggabungan) saat di edit atau tidak? boka lomba photo essay itu seperti apa ya ka contohnya?
referensi buku yang mengulas tentang photo story apa aja ya om? mohon bantuannya, untuk skripsi 🙂 terima kasih..
@Nurul kalau buku bahasa Indonesia saya gak tau. Tapi kalau bahasa Inggris: Photojournalism, Perfect Photography,
Om Enche ijin share ya om ?
harga nya berapaan thu mas enche?
@Lingga Sekitar 3 juta
yang murah Canon 50mm f/2.5 Macro
mantap,, pst susah nie buat foto seperti ini…
mas,, boleh tny,,,
kamera macro untuk canon yang murah tp bagus thu yg gimana?
weh djabarin lbh lengkap lagi nich,mantab om..tetap semangat bagi2 ilmunya,klo sy semangat bwt nyimak post2nya he.he.he
Referensi tambahan: artikel-artikel di Invisible Photographer Asia (IPA).
Link: http://invisiblephotographer.asia/
Makasih ya om enche..asik bgt artikel yang satu ini, +1 referensi nya 🙂