≡ Menu

Menambahkan elemen manusia dalam foto perjalanan

Tujuan wisata yang terkenal sebagian besar berupa pemandangan, atau bangunan unik bersejarah. Jika kita hanya membuat foto bangunan atau pemandangan alamnya saja, rasanya fotonya kurang menggigit dan kurang menggambarkan kehidupan.

Saat ke Semarang beberapa waktu yang lalu, saya mencoba memasukkan unsur manusia kedalam foto travel saya. Berikut beberapa hasil fotonya:

Petani enceng gondok di Rawa Pening

Foto diatas tidak akan berarti apa-apa jika tidak ada unsur manusianya. Dengan memasukkan petani enceng gondok, komposisi foto menjadi lebih menarik karena adanya bentuk manusia dan refleksi di air. Komposisi ini juga lebih bercerita tentang luasnya lingkungan di waduk Rawa Pening.

Di lokasi ini, warga setempat menawarkan jasa untuk menjadi model dengan menebarkan jala. Biayanya Rp. 150,000. Tapi saya langsung menolaknya bukan karena biaya modelnya mahal, tapi lebih karena terkesan dibuat-buat dan karena motivasi dari orang tersebut adalah untuk mendapatkan uang.

Memberikan uang untuk kompensasi menjadi model merupakan hal yang lumrah, terutama untuk foto komersial. Tetapi, saya ingin menangkap suasana tempat yang saya kunjungi sejujur mungkin sehingga lebih akurat merepresentasikan keadaan lingkungan perjalanan saya saat itu.

Pagoda Watugong

Saat berkunjung ke Pagoda Watugong di pagi hari, saya mendapati seorang ibu yang sedang menyapu tangga-tangga menuju Pagoda. Saya merasa cukup menarik jika memasukkan ibu ini dalam foto saya karena bercerita tentang aktifitas warga di sana. Tapi tidak mudah juga untuk mendapatkan komposisi yang pas. Saya  berpindah-pindah seperti kupu kupu sambil menunggu momen yang tepat untuk memotret.

Pohon Bodhi dan Buddha Rupang

Foto diatas dibuat di kompleks Pagoda Watugong juga. Dengan sudut yang sedikit berbeda. Pohon di foto merupakan pohon Bodhi yang bibitnya dibawa dari India.

Masjid Agung Jawa Tengah

Di foto Masjid Agung Jawa Tengah ini, pertama-tama saya mengkomposisikan foto terlebih dahulu. Saya ingin membuat kesan tiang-tiang menuju ke Masjid. Setelah mengkomposisikan foto, saya merasa ada yang kurang di sebelah kanan foto. Tiba-tiba ada tiga orang berjalan menuju mesjid. Elemen manusia di sebelah kanan foto menjadi penyeimbang terhadap bagian kiri foto yang terang dan besar.

Tip & catatan

  • Carilah cahaya yang menarik. Contoh: pagi hari dan sore hari biasanya cahayanya lebih menarik daripada siang bolong. Dengan pengetahuan tersebut kita bisa mengatur jadwal perjalanan sebaik-baiknya.
  • Meksipun mengunakan lensa sapujagat, kita tetap harus rajin berpindah-pindah untuk mendapatkan komposisi yang menarik
  • Bersabar menunggu waktu yang tepat untuk motret
  • Membayar warga setempat untuk menjadi model membuat foto terkesan tidak alami
  • Hindari memasukkan foto wisatawan ke dalam foto jika ingin foto yang alami

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 13 comments… add one }
  • Adrian September 30, 2012, 1:01 am

    Koh, yg foto pagoda itu bagus banget ngena banget feelnya..
    Itu pake wide ya? Brapa mm ko?
    Trus di bagian kanan itu ada artefak seperti pelangi, flare kah?

    • Enche September 30, 2012, 8:10 am

      @Adrian iya flare :), 16mm di FF.

  • firmansyah July 25, 2012, 3:29 am

    terimakasih pak buat jawabannya 😀

  • firmansyah July 25, 2012, 3:13 am

    pak enche saya pemula pemakai kamera slr,mau bertanya bagaimana merubah hasil foto di kamera berupa RAW pas output di komputer ko tidak kebaca gambarnya?,terimakasih pak.

    • Enche July 25, 2012, 3:19 am

      Harus pakai software yg dari kameranya atau adobe photoshop versi yg lebih baru dari kameranya

  • Hendra July 24, 2012, 2:35 am

    Enche, mantab nih topicnya….kalo kita traveling dengan keluarga dan mereka ingin difoto dengan background disana apa yg musti kita lakukan supaya hasil fotonya tetap menggigit?

  • Indra July 23, 2012, 9:57 am

    Om, kalo diperhatikan tiga orang di bagian kanan foto agak blur ya. Apakah itu karena minim cahaya sehingga shutter speednya disetting rendah? Jika memang iya, mengapa tidak kita atur ISO nya saja? Ini supaya problem cahaya bisa teratasi tanpa membuat blur objek manusianya. Terima kasih.

    • Enche July 23, 2012, 10:03 am

      @Indra iya benar agak blur, ISOnya juga sudah cukup tinggi (kalau gak salah 3200). Kalau ketinggian nanti akan membuat keseluruhan foto kualitasnya menurun. Jadi ada komprominya disini hehe. Tapi setelah saya amati lagi hasilnya, blur itu ada bagusnya juga untuk memberikan kesan orang-orang tersebut sedang bergerak. Secara keseluruhan saya tidak menyesal.

  • Enche July 23, 2012, 7:57 am

    Lensa Nikon 16-35mm f/4 VR. Foto-foto saya sebagian besar di edit dengan Adobe Lightroom. Saya shoot pakai RAW / file mentah jadi sedikit banyak kontras, ketajaman dan warna harus sedikit diatur 🙂

  • henrysastra July 23, 2012, 6:04 am

    om itu pake lensa apa? fotonya udh di edit blom om thx

    salam jepret

  • Enche July 23, 2012, 3:28 am

    ya saya rekomendasikan lensa lebar. Kalau kameranya sensor APS-C rangenya 10-24mm, kalau kameranya full frame, 16-35mm

  • mursal buyung July 23, 2012, 3:10 am

    seperti ne lensa wide sangat perlu untuk foto wisata ya om, cocok ne lensa ukuran brp

Cancel reply

Leave a Comment