≡ Menu

Fotografi bisa bikin gak Happy!

Banyak orang mencari kebahagian dengan jalur mencari uang sebanyak-banyaknya. Uang akan membantu meningkatkan kualitas hidup manusia seperti lebih nyaman, mudah untuk membeli alat-alat fotografi yang mutakhir dsb. Tapi uang tidak bisa membeli kebahagiaan yang sesungguhnya.

Di tulisan saya sebelumnya, saya pernah membahas tentang bagaimana fotografi itu bisa membuat bahagia, dan tulisan ini sebagai lanjutannya. Untuk bisa bahagia dalam praktik fotografi, kita harus mencabut akar-akar ketidakbahagiaan yang membuat kita tidak bahagia. Dengan tercabutnya akar2 tersebut, kita baru bisa bahagia sesungguhnya.

Berikut akar-akar ketidakbahagiaan

1. Membeli kamera/lensa dan peralatan lain yang tidak dibutuhkan atau tak terjangkau
Setiap hari kita dibombardir oleh iklan, berita, teman, akan produk terbaru yang paling terkini. Biasanya kita langsung antusias kalau ada produk baru. Saran saya adalah jangan terlalu cepat membeli. Kaji dulu apakah memang peralatan tersebut cocok dan dibutuhkan. Biarkan keinginan sesaat kita itu dalam jangka waktu beberapa bulan dan baru pertimbangkan kembali.

Hindari juga membeli peralatan yang tidak terjangkau karena akan mempersulit kita kedepannya. Ujung-ujungnya kita terbebani dengan cicilan hutang yang tidak berakhir.

2. Tidak menikmati proses fotografi
Kadang-kadang saya lihat ada fotografer yang terlalu mementingkan hasil foto, sehingga terlalu serius dalam fotografinya. Waktu jalan-jalan misalnya, fokusnya selalu foto, foto dan foto saja. Matanya selalu terkunci di jendela bidik. Karena takut kehilangan kesempatan foto, lantas membawa peralatan yang banyak dan berat. Perjalanan berat membuat kita menderita. Sebaiknya kita juga mencoba menikmati proses dalam pembuatan foto.

3. Membandingkan dengan orang lain
Sudah secara alami setiap kita melirik rumput tetangga, selalu terlihat lebih hijau. Di fotografi, kita semua punya kecenderungan untuk membanding-bandingkan kamera, lensa, atau hasil foto antara kita dan orang lain. Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan, kalau kita terlalu sering bandingkan, kita bisa menjadi minder dan tidak happy. Jangan kuatir dengan peralatan dan hasil foto dicapai orang lain, hidup itu bukan kompetisi tapi adalah perjalanan. Lebih baik fokus untuk mengembangkan ilmu diri sendiri melalui belajar dan latihan.

4. Tidak merdeka
Maksud tidak merdeka adalah, tidak bebas dalam berkarya sesuai keinginan kita. Biasanya, fotografer profesional sering mendapatkan tantangan ini. Banyak klien yang mendikte ingin foto yang bergaya tertentu, padahal kita tidak menyukai gaya tersebut. Tapi karena membutuhkan uang, kita terpaksa menuruti keinginan klien.

Penghobi fotografi juga sering terperangkap dengan hal ini. Penghobi fotografi seringkali menuruti apa yang disukai oleh masyarakat luas. Apresiasi oleh orang-orang lain lebih penting daripada visi dan keinginan kita sendiri. Hal ini membuat kita tidak happy.

5. Focus diri sendiri saja
Selalu merasa diri sendiri hebat, paling jago, menolak belajar dengan orang lain dan juga menolak berbagi. Tidak bersedia membantu orang lain. Ujung-ujungnya akan merasa kosong dan tidak bahagia.

Mudah sekali terjebak ke jurang ketidakbahagiaan saat mempraktikan fotografi, mudah-mudahan tulisan ini bisa membantu kita untuk menghindari hal tersebut. Jangan terlalu terobsesi dengan mencari kebahagiaan juga, karena kebahagiaan pada dasarnya terletak di proses & perjalanan, bukan hasil semata.

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 10 comments… add one }
  • tendi September 24, 2012, 11:48 am

    itu yang penting…. nikmati saja prosesnya…. terima kasih oom…

  • Ubhe Palute September 17, 2012, 6:59 pm

    Benar sekali bahwa sering kita mendewakan peralatan fotografi shingga ketika gadget baru muncul kita merasa minder dgn kamera kita padahal banyak foto2 yg terkenal diambil dgn kamera sederhana. Kunci yg sebenarx adalah kenali kamera kita dgn berlatih dan berlatih hingga kita benar2 mengetahui kelebihan dan kelemahan kamera tersebut.

  • wirid September 15, 2012, 9:59 am

    pendapat om tentang pernyataan “fotografi indonesia itu berkembang pesat untuk kuantitas tapi tidak dalam kualitas”?? dan apa benar mayoritas fotografer indonesia itu hanya mengeksploitasi keindahan saja?

    • Enche September 17, 2012, 9:31 pm

      @wirid Hobi fotografi di Indonesia tergolong baru sekitar 3-4 tahun belakangan ini. Memang sih, kurang banyak variasi foto2 yang ada (yg paling sering ya model atau landscape). Tapi mudah2an nanti lebih banyak variasi lagi 🙂

  • alby September 14, 2012, 1:09 pm

    …Lebih baik fokus untuk mengembangkan ilmu diri sendiri melalui belajar dan latihan. ( Enche Tjin )

    # se7 🙂

  • danny September 13, 2012, 8:03 am

    Hey Mr.Enche
    I own a EOS 550d, 24-105 f/4L, 50mm f/1.8 II and a 580EX II. Photography is becoming a serious hobby for me and has also become a part side line while I am studying. I really do want to upgrade to a better body but I am torn between the two. The 60d has got nice features that the 7d doesn’t have like the art filters (which I would have a lot of fun using especially the miniature effect) and in-camera RAW processing with creative filters (which can save me time from editing and converting) and the tilt-able LCD (which I think I would not really need). However the 7d has a better body, faster fps, better image quality, better AF system and takes excellent video as well (videos good just like my 550d). I’ve tried out both the 60d and the 7d but I need to find a dealbreaker between the two.

    I’m also worried that when the 7d mkII comes out approx. next year that the features of the 60d will also be in it as well.
    Hoping for a response Mr.Enche

  • Edi Haryono September 12, 2012, 10:45 pm

    thanks for sharing,Mr.Enche. Man always behind the machine….

  • Hanna. N September 12, 2012, 9:03 pm

    saya nyaris terjun ke jurang ketidakbahagiaan nomer 1 hehe terima kasih untuk tulisan2 nya ko Enche, bermanfaat dan betul, dari proses pembelajaran beberapa bulan terakhir memang menemukan hal-hal dari point yang dibahas di atas di diri saya maupun orang lain.. 🙂

  • Raynald September 12, 2012, 8:45 pm

    suka sama tulisan ini… setuju….

  • Umar September 12, 2012, 8:35 pm

    Sebagian orang menjadikan Fotografi (Camera) itu untuk Gaya aja.

    Semestinya kalo orang memang menyukai Fotografi, apapun alatnya selalu bisa dijadikan Seni.

Leave a Comment