≡ Menu

Tips fotografi: komposisi statis itu manis

Banyak hal yang bisa dipelajari dari sebuah komposisi, karena komposisi merupakan penempatan objek yang ada untuk mengisi sebuah bingkai, baik lukisan maupun foto. Ada yang dinamis, ada pula yang statis. Banyak yang beranggapan bahwa komposisi statis perlu dihindari demi menghadirkan kesan dinamis, namun apakah hal tersebut sepenuhnya benar? Untuk menjawab hal tersebut, kali ini saya akan membahas bagaimana komposisi statis bisa berubah menjadi manis.

Apa itu Statis dan Mengapa harus Statis?

Arti kata statis adalah tetap, stagnan, tidak bergerak. Entah kesepakatan bersama atau memang sebuah terapan, dikatakan komposisi statis itu apabila objek utama ada tepat di tengah-tengah frame. Terlepas objeknya bergerak atau tidak. Guru visual komunikasi saya juga menyatakan hal yang serupa, statis itu objeknya tepat berada di tengah frame. Oleh karena itu foto dengan komposisi ini tidak “dinamis”, dalam artian tidak sedinamis foto dengan objek di pinggir (selain di tengah).

Dalam aturan komposisi 1/3, penempatan objek di tengah-tengah begitu di hindari. Alasan utama menghindari posisi tengah adalah agar foto terlihat tidak kaku. Disini banyak yang fotografer yang memperlakukan “ke-kaku-an” tersebut sebagai hal yang harus dihindari. Bagi fotografer seperti Henri Cartier-Bresson, justru posisi tengah merupakan komposisi yang sangat ideal untuk menekankan sebuah arti, yaitu kuat dan dominan. Jika menilik lebih jauh ke belakang sebelum lahirnya fotografi, komposisi statis selalu di gunakan para pelukis realis, seperti pada lukisan portrait.

Jika anda melihat/membaca sebuah foto, bagian manakah yang pertama anda lihat terlepas dari apapun objeknya? Saya lebih banyak melihat objek yang ada ditengah, kadang juga melihat dari bagian kiri sebuah foto. Wajarlah karena dalam keseharian kita membaca text dari kiri ke kanan.

Secara visual, objek yang berada di tengah itu menandakan bahwa objeknya terkesan kaku, kuat, simetris, seimbang serta dominan. Dominan disini bukan dikarenakan objek tersebut besar, namun bisa dikarenakan objeknya memiliki warna yang beda, bentuknya unik dan sebagainya.

Pada saat pertama belajar fotografi, kebanyakan memang objek saya taruh di tengah. Terkadang terlihat membosankan, terkadang asyik juga. Komposisi favorit memang tergantung selera, karena selera penikmat foto maupun kritikus foto juga sangat beragam. Namun tidak ada salahnya motret dengan komposisi statis. Ada tips dan trik ketika kita suka dengan komposisi statis ini. Mari kita simak:

Warna

Secara visual, warna selalu memberikan sesuatu yang berbeda dalam setiap foto. Warnapun kerap memberi makna yang berbeda pula. Begitu halnya dalam komposisi. Menempatkan sebuah objek di tengah dengan warna yang mencolok akan memberikan kesan manis. Meskipun porsi warnanya kecil, namun warna tersebut bisa menjadi dominan, asal tidak terganggu dengan objek lain yang memiliki warna serupa. Foto diatas menunjukkan warna pink dari jaket yang dikenakan anak kecil tersebut sangat mencolok, dan objek atau elemen lain tidak memiliki warna yang sama/serupa.

Contoh diatas memaksimalkan warna primer sebagai kekuatan utama untuk menarik perhatian penikmat foto. Bayangkan jika nenek tersebut menggunakan baju hitam atau abu-abu, pasti fotonya akan menjadi datar.

Efek Gerak

Gunakan speed lambat untuk mendapatkan efek gerak, namun sang subjek yang di tengah diusahakan pas tidak bergerak. Efek gerak dari orang-orang sekitarnya membuat foto terasa lebih hidup meskipun saya mengkomposisikannya secara statis. Saya sarankan jika menggunakan speed lambat, lebih baik kalau pakai continuous shutter. Tidak perlu berdetik-detik, cukup 1/15 atau 1/4 sudah bisa menimbulkan efek gerak.

Objek Unik

Carilah objek yang unik ketika melakukan komposisi statis dan juga pencahayaan yang unik pula, seperti contoh foto diatas. Foto yang saya ambil di saat matahari terbit. Niatnya mau bikin foto siluet, namun karena tekstur bunganya menarik, jadi posisi matahari saya posisikan tepat di belakang bunga, sehingga bunga terlihat seperti bersinar.

Text / tulisan

Sebuah text akan menjadi sangat jelas menjadi pusat perhatian ketika text tersebut di komposisikan di tengah. Membaca foto seperti membaca buku, sebuah symbol tekstual yang ada dalam sebuah foto pasti akan terbaca pertama kali saat melihat foto. Angka 47 yang ada pada foto diatas merupakan contoh kecil.

Kesimpulan

Carilah sesuatu yang beda untuk menghasilkan foto yang baik walau komposisinya statis. Jangan takut memotret sesuatu yang dianggap orang membosankan, dan putar balik anggapan tersebut dengan karya foto Anda.
Tetap statis tetap manis
2w_^

Radityo Widiatmojo – website
Penulis, mahasiswa jurusan Photo Imaging,
Sydney Australia

About the author: Radityo Widiatmojo (Wiwid) Lulusan Ilmu Komunikasi yang mendalami fotografi jurnalistik dan komersial. Karyanya telah dipublikasikan di Tempo, Jawa Pos, Jurnal Nasional dan Majalah remaja HAI. Sempat bekerja untuk John Stanmeyer, fotografer VII Photo Agency, tahun 2008 di Denpasar. Aktif mengajar Fotografi di kalangan Mahasiswa dan umum, serta privat. Di tahun 2009 mendirikan studio foto khusus wedding. Pernah mengambil studi photo imaging di Sydney, dan saat ini bekerja sebagai fotografer dan penulis lepas. Tips dan Trik seputar fotografi bisa dilihat di http://fototiptrik.blogspot.com.au/, portfolio bisa dilihat di http://radityo-widiatmojo.com/

{ 8 comments… add one }
  • Wiwid February 5, 2013, 5:28 pm

    Terima kasih atas komennya,, saya berharap bisa menulis lebih banyak lagi.. 🙂

  • Dudhy February 2, 2013, 10:31 am

    ^_^ bermanfaat bgt nih …simple tapi kadang suka menyepelekan , terima kasih Om Wiwid

  • Nanang Prestijono January 29, 2013, 8:11 am

    alhamdulillah…ada tambahan wawasan lagi….

  • Nurdin AR January 29, 2013, 7:03 am

    artikel yang bagus dan tambah lagi satu pengetahuan tentang komposisi statis. terus terang hampir kebanyakan foto yang saya ambil menggunakan komposisi statis. terima kasih Enche Tjin sudah berbagi.

    • Enche January 30, 2013, 8:53 am

      @Nurdin trims pak, tulisan ini sebenarnya bukan saya yang tulis tapi kontributor infofotografi yang namanya Radityo “WIWID” hehe

  • Doni Gobel January 28, 2013, 11:11 pm

    Bertambah lagi,ilmunya…

  • Uwie January 28, 2013, 9:57 pm

    Hemmm…. Pantesan ada sesuatu yg beda.. Ternyata yg nulis bed. Tapi gudlah!

    ^•^

  • Syahid Kesuma January 28, 2013, 9:25 pm

    artikel yang menarik, menggugah kesadaran akan makna sebuah foto dengan menonjolkan komposisinya..

Cancel reply

Leave a Comment