≡ Menu

Tips Memotret suasana kota di malam hari

Beberapa saat yang lalu, saya berkunjung ke kota Binjai, 22 km dari kota Medan, Sumatera Utara. Tujuan utamanya adalah untuk menikmati hidangan Ifumie Binjai yang sudah sangat tersohor itu. Pengakuannya, rumah makan tersebut sudah ada sejak tahun 1920.

Setelah menikmati hidangan makan malam, saya melihat-lihat di balkon rumah makan, kebetulan ruangannya di lantai atas. Dari lantai atas saya bisa melihat pemandangan jalan Irian, yang cukup ramai di malam hari karena banyaknya yang berjualan makanan.

Di tulisan ini, saya ingin berbagi tentang komposisi, timing dan membuat foto yang bercerita tentang suatu tempat. Ide saya adalah mendapatkan elemen-elemen yang membentuk kota Binjai. Setelah melihat-lihat, saya mendapati cukup banyak kendaraan yang melaju di persimpangan jalan. Lalu saya mengambil beberapa foto. Foto dibawah ini yang menurut saya paling mewakili suasana malam di kota Binjai.

f/1.9, 1/15 detik, ISO 160 Setting: (Shutter Priority (Tv), Auto ISO. Ricoh GRD IV

Di dalam foto ini terdapat beberapa elemen kota yakni:

  1. Bentuk arsitektur rumah
  2. Tenda-tenda penjual makanan
  3. Kendaraan bermotor: Mobil, motor, becak
  4. Orang-orang tepi jalan yang sedang berinteraksi dan menikmati hidangan
  5. Durian! (kanan bawah)

Secara komposisi saya mencoba mengambil sudut supaya jalan berbentuk diagonal, sehingga terlihat lebih dinamis, dipertegas dengan alur kendaraan bermotor.

Secara teknis, saya sengaja mengunakan shutter speed yang agak lambat, yaitu 1/15 detik. Shutter lambat ini membuat kendaraan bermotor yang sedang bergerak sedikit blur, memberikan kesan gerak. Dari shutter speed tersebut, saya mendapatkan nilai f/1.9 untuk aperture/bukaan lensa, bukaan terbesar lensa kamera compact saya. Dengan shutter dan bukaan yang besar, ISO yang saya dapat adalah ISO 160, cukup lumayan mencegah munculnya noise yang terlalu banyak di kamera pocket yang bersensor relatif kecil ini. (Saya mengunakan mode S/Tv (Shutter priority)).

Foto kedua ini sama dengan yang diatas, hanya saya mengubahnya menjadi hitam putih (B&W) dengan Adobe Lightroom [Jadwal kursus disini]. Foto hitam putih memberikan kesan yang berbeda dengan foto berwarna. Memang tidak semeriah foto warna, tapi foto hitam putih mempertegas komposisi (bentuk, cahaya, tekstur lebih menonjol). Dan kesannya juga lebih rapi karena warna yang terlalu beragam dapat membingungkan mata.

Dengan memasukkan elemen-elemen kota, foto akan lebih menggambarkan suasana kota secara menyeluruh ke dalam foto. Kesabaran menunggu momen yang tepat penting, dan juga posisi memotret. Posisi dari lantai atas memungkinkan saya memasukkan semua elemen dalam satu foto. Meski tidak sempurna secara teknis (agak blur, muncul sedikit noise, pencahayaan kurang dramatis) tapi yang penting foto ini menceritakan sesuatu.

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 16 comments… add one }
  • junie February 12, 2014, 3:10 am

    Ko 1/15 detik, gak bikin light trail ya !!
    Apa ada trik lain om enche ?

    • Enche Tjin February 18, 2014, 4:46 pm

      @junie lightrail butuh shutter speed yang jauh lebih lambat, misalnya 15-30 detik

  • zie July 18, 2013, 10:51 pm

    Om enche, apakah dalam pemotretan malam hari sebaiknya menggunakan bukaan yang besar? atau malah sebaliknya?

    • Enche July 18, 2013, 11:29 pm

      @zie bukaan selain mengatur cahaya yang masuk juga menentukan seberapa bagian ruang yang tajam. Jika memiliki tripod, kita bisa mengunakan bukaan kecil supaya semuanya tajam dan kemudian shutter lambat. Jika demikian, subjek foto yang bergerak akan kabur, terekam jejaknya saja.

  • rizki April 27, 2013, 11:32 pm

    om masih bingung juga untuk pengaturan lightmeter eksposure, sebenarnya gmna cara ngaturnya om trus fungsinya itu apa.

  • rizki April 25, 2013, 12:01 am

    bgt ya om.
    trus kalau hasil foto malamnya terlihat tajam gk blur kira2 apalg yang perlu di perhatikan om? apa kalau setiap foto malam harus menggunakan tripod? trus pake shutter release juga om??

  • rizki April 23, 2013, 12:14 am

    om kalau kita pake shutter speed yang lambat kemudian diafragma lebar iso tinggi apa itu bagus saat pengambilan foto mlm?? trus gunain flashh gk??

    • Enche April 24, 2013, 5:22 pm

      @rizki bagus settingnya saat memegang pakai tangan. Flash itu ada jangkauannya, kalau subjek dekat bisa pakai flash, tapi kalau 10-20meteran flash gak kejangkau.

  • fauzan March 15, 2013, 11:29 am

    kalw kita mengambil gambar pada obyek yg bergerak seperti contoh nya org sedang dens….atw gambar profil 2 org sedang berbicara tiba tiba salah satu lawan bicara nya menunjukan tangan kearah muka..supa tdk terjadi blur bagay mana cara nya atw saya harus mengunakan shutter…berapa

    • Enche March 15, 2013, 11:42 am

      @fauzan biasanya shutter speed untuk membekukan gerak sekitar 1/250-1/500 detik

  • baizul zaman February 13, 2013, 2:10 pm

    foto yg indah..jadi pengen foto kotaku juga..hehehe

  • Lukman February 5, 2013, 6:39 pm

    ya ampunn… ko ke binjai knp gk ada pengumuman, kan saya bisa ketemu dan banyak blajar meskipun hanya sebentar, saya sudah lama baca2 web ini jadinya pingin ketemu, saya kebetulan org binjai.. dan sering makan disitu, pasar kaget namanya..

  • Adi Abraham February 5, 2013, 11:50 am

    oke TQ koh enche, ^^

  • Adi Abraham January 30, 2013, 5:32 pm

    Koh enche, gmna yah cara memfoto suatu objeck seperti jalan raya di malam hari, tetapi seperti yang kita lihat dengn mata , saya sering coba foto begitu tetapi selalu mengalami kegagalan, yamg kurang speed lah nukaan nyalah…

    mohon saran yah, 😀

    • Enche January 30, 2013, 5:56 pm

      @Adi ISO yang dipakai ditinggin supaya bisa dapat shutter speed yang tinggi juga. Bukaan juga harus agak besar f/2.8 misalnya

  • Adit January 26, 2013, 5:37 am

    halo om ence..
    btw mampir beropini yaa.. hehe
    saya lebih suka foto yg pertama.. 😀

Cancel reply

Leave a Comment