≡ Menu

Liputan gathering Infofotografi 13 Juli 2013

Di acara gathering tanggal 13 Juli 2013 yang lalu, kita beruntung ada alumni Infofotografi yang berkenan untuk sharing foto-foto dan tips dan trik. Sebelum acara berlangsung, hujan turun cukup deras, tapi hujan tidak menyurutkan semangat peserta gathering yang berjumlah total 33 orang ini.

Salah seorang alumni yang sharing adalah Pak Johan M. Alwi. Pak Johan berbagi bahwa kita bisa belajar tentang memotret kapan dan dimana saja, asal kita membawa kamera kemana saja kita pergi. Menurut Pak Johan, jenis kamera dan lensa tidak begitu menentukan, yang penting adalah kita akrab dan menguasai cara mengunakannya dengan baik. Maka itu, Pak Johan terus setia dengan kamera Canon EOS 7D dan lensa zoom kit EF-S 18-135mm f/3.5-5.6 IS dari pertama kali membeli kamera sampai saat ini. Dari Pak Johan, peserta juga belajar bahwa momen dan peka pencahayaan juga sangat penting. Subjek sederhana yang kita temui sehari-hari bisa jadi dramatis jika kedua faktor ini pas.

Danau Tamblingan oleh Johan M. Alwi. f/16, 1/166 detik.

Bebek di danau Tamblingan, Bali oleh Johan M. Alwi. f/16, 1/166 detik.

Pak Johan juga memberikan tips bahwa jangan terpaku dengan berbagai aturan komposisi, tidak kalah penting yaitu mengunakan perasaan. Jika bersama rombongan fotografer, jangan hanya ngumpul di satu spot (titik lokasi) saja, karena nanti foto-fotonya akan sama semua. Coba cari sudut pandang yang lain. Dan juga jangan terburu-buru meninggalkan lokasi, seringkali foto yang  unik bisa didapatkan karena kita sabar menunggu.

Di sesi sharing ini, beberapa peserta juga sempat bertanya-tanya, salah satunya adalah tentang mode yang dipakai. Pak Johan menerangkan bahwa kalau kondisi cahaya lingkungan terang, misalnya di pagi-sore hari, maka mode Av / A (Aperture Priority) bisa digunakan. Dengan mode ini, kita bisa lebih konsentrasi ke momen dan komposisi. Tapi jika foto di kondisi gelap, atau saat foto panning, Pak Johan menerangkan bahwa ia lebih sering mengunakan mode manual supaya bisa mengatur setting exposure kamera dengan cermat dan konsisten terang gelapnya. Baca juga: kapan mode Av/A, kapan mode M.

Danau Tamblingan, oleh Johan M. Alwi. f/18, 1/125 detik

Danau Tamblingan, oleh Johan M. Alwi. f/18, 1/125 detik

Panning dengan latar Candi Borobudur oleh Johan M. Alwi - f/1/125 detik, f/7.1, ISO 100

Panning dengan latar Candi Borobudur oleh Johan M. Alwi – f/1/125 detik, f/7.1, ISO 100

Selanjutnya, Pak Suria berbagi tentang pengalamannya mengunakan Adobe Lightroom untuk editing. Menurutnya, setelah belajar dari saya, software ini ternyata lebih sederhana dan cepat untuk mengedit foto. Selain Lightroom, Pak Suria Atmadja juga mengunakan Adobe Photoshop. Salah satu filter effects yang disukainya yaitu Dragan Effect, yang membuat tekstur wajah manusia menjadi lebih kontras. Selain itu, pak Suria juga sharing editing toning warna pastel untuk portrait melalui software Photoshop.

Pak Suria berbagi tentang editing foto portrait dengan warna pastel lembut melalui Photoshop

Pak Suria berbagi tentang editing foto portrait dengan warna pastel lembut melalui Photoshop. Foto oleh Pak Johan Alwi

Sebagai tuan rumah, saya juga tidak ketinggalan untuk berbagi beberapa tips fotografi hehe. Beberapa diantaranya yaitu tips bagaimana mendapatkan foto langit biru. Sebenarnya sederhana saja, yaitu tunggulah waktu setelah atau sebelum matahari tenggelam dan terbit. Di saat itu, warna langit biasanya sangat biru. Fotografer sering memberikan istilah blue / twilight hour. Tantangannya adalah, biasanya saat-saat seperti itu kita cenderung malas untuk bersiap di lokasi. Malas bangun pagi-pagi dan sudah tidak sabar bersantap makan malam.

Saya juga mengabari bahwa Lightroom versi ke-5 sudah terbit dan ada fitur baru yaitu fitur upright untuk menegakkan foto gedung-gedung seperti yang saya lakukan di foto kota Singapura dibawah ini.

Foto bagian bawah sudah dikoreksi sehingga gedung-gedung tegak

Foto bagian bawah sudah dikoreksi sehingga gedung-gedung tegak

Lalu saya sharing tentang bagaimana mengkomposisikan subjek yang sederhana dan membuat foto menjadi baik. Sebagai contoh saya mengunakan foto sampan dan rakit yang saya buat saat tour fotografi Pangalengan. Saya memberikan ilustrasi contoh foto proses saya mengkomposisikan foto dan hasil akhirnya. Foto dibuat hitam putih supaya pemirsa dapat lebih berkonsentrasi ke subjek foto dan cahaya matahari dari belakang.

Proses komposisi foto sampan dan rakit

Proses komposisi foto sampan dan rakit

hasil akhir Sampan dan rakit yang sudah dikonversi ke hitam putih

hasil akhir Sampan dan rakit yang sudah dikonversi ke hitam putih

Sebagai penutup, saya menampilkan tiga cara untuk memotret pemandangan yang luas dari atas bukit/gunung. Pertama yaitu dengan lensa lebar sehingga mencakupi daerah yang luas, yang kedua dengan lensa telefoto untuk mendapatkan detail dari subjek foto yang jaraknya sangat jauh, dan juga teknik panorama, yaitu membuat beberapa foto kemudian digabungkan menjadi satu. Setiap cara memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tidak ada salahnya untuk dicoba.

Dengan lensa lebar

Dengan lensa lebar

Dengan metode panorama

Dengan metode panorama

Dengan lensa telefoto, zoom ke 70mm

Dengan lensa telefoto, zoom ke 70mm

Pas setelah saya selesai menampilkan foto-foto terakhir, waktu berbuka sudah tiba, dan pesertapun berbuka puasa / makan malam bersama. Karena hujan, beberapa peserta tetap tinggal dan kita mengobrol sampai bubar sekitar jam sembilan malam.

Terima kasih bagi yang hadir dan berbagi, semoga acara ini tetap memberi semangat dan inspirasi untuk teman-teman semua dan jangan lewatkan jika ada acara gathering selanjutnya ya.

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 17 comments… add one }
  • Enche Tjin August 12, 2013, 8:47 pm

    @Phieza Baik, kemungkinan saya tidak akan menulis buku tentang Adobe Lightroom, karena untuk menulis dan mengulas semuanya bakalan tebal sekali. Lebih efektif kalau ikut kelas, jadi langsung di demonstrasikan.

    Meski demikian, saya akan ulas soal editing di buku baru saya travel itu mudah dan sesekali di infofotografi atau di detikinet fotostop.

  • Phieza August 12, 2013, 8:44 pm

    Apa kabar Ko Enche?
    BTW kapan mau ngeluarin buku pertama di Indonesia tentang Adobe Lightroom?

  • aris August 12, 2013, 1:39 pm

    Thak’s mas brow….
    SUKSES SELALU…

  • Enche Tjin August 12, 2013, 1:38 pm

    650D oke buat pemula, saya pernah bikin reviewnya juga. Kisaran harganya naik turun, sebaiknya langsung kontek/cek toko kamera langsung.

  • aris August 12, 2013, 1:33 pm

    thank’s mas Tjin infonya…
    untuk pemula seperti saya ini dengan camera eos 650d gmana…? atw ada saran lain untuk type yang lain.
    untuk harga pasaran EOS 650D berkisar di bandrol berapa ya mas Tjin…
    sekali lagi terimaksih ats sarannya.

  • aris August 12, 2013, 1:20 pm

    mw nanya ni ama ahlinya langsung, sama “mas Enche Tjin” moga-moga ntar gw gak kecewa, sebelum aMBIL KEPUTUSAN.
    TO THE POINT JA, banyak tawaran di toko online utk camera SLR EOS 650D baik yang Kit1 atw Kit2. Masalahnya gw bingung ni mas Tjin, ada yg menawarkan barang serupa (EOS 650D) di toko online dengan harga yg cukup murah yakni berkisar Rp. 3.800.000,- padahal ditoko online lainnya pasang bandrol paling murah Rp. 6.540.000,-
    Pertanyaannya : Sebenernya yang bener yang mana ya…?
    Atas Infonya diucapkan beribu terimakasih.
    Thank’s

    • Enche Tjin August 12, 2013, 1:25 pm

      @aris awas, biasanya yang jual murah itu penipuan.

  • Yusup August 12, 2013, 7:12 am

    OK. Thanks utk masukannya, Ko. Tp kalo dr segi kualitas foto yg dihasilkan, antara EF 85mm f/1,8 USM ama EF 100mm f/2 USM msh setara, ya??

    • Enche Tjin August 12, 2013, 9:01 am

      Kurang lebih setara

  • Enche Tjin August 12, 2013, 12:52 am

    @Yusup Saran saya 85mm f/1.8, kalau 100 atau 135mm agak kejauhan, repot kalau ruang motretnya sempit.

  • Yusup August 11, 2013, 11:12 pm

    Thanks buat masukannya. Sy pikir2 pgn beli antara EF 85mm f/1,8 USM ato EF 100mm f/2 USM utk foto portrait anak2. Menurut Ko Enche mending beli yg mn? Ato beli yg 135mm sekalian? Tp kan sy pake kameranya 600D.

  • Enche Tjin August 11, 2013, 10:57 pm

    @Yusup 135mm sudah cukup tele/jauh jadi menurut saya tidak perlu, kecuali foto dari jarak jauh sekali seperti olahraga/satwa liar. Soal lensa tambahan semua tergantung kebutuhan untuk motret apa dan tentunya dana.

  • Yusup August 11, 2013, 10:10 pm

    Ko, sy skrg pake 600D dgn lensa 18-135, apakah msh perlu utk beli 55-250? Sy sukanya jalan2 N foto portrait aktivitas anak2. Utk lensa prime sy br pny 50mm f/1,8. Kira2 yg disaranin tmbh lensa prime yg mn? Terima kasih sebelumnya.

  • Enche Tjin August 11, 2013, 8:23 pm

    Biasanya sparepart akan tersedia sampai 10 tahun, jadi masih aman. Penerusnya 70D lebih bagus, kalau dana dan sabar menunggu hehe

  • kelvin August 11, 2013, 8:00 pm

    Ohh . Sperti itu ya. Trima ksh ko
    Trus, apkh beresiko ko utk mngmbil 60D ųªng sudh brumur 3thun an . Dan sudh da pnrus ηчα skrg ini (70D).
    Resko baik dlm hal pnggtian jka da spepart ųªng rsak maupun ųªng laiiny ko 😀

  • Enche Tjin August 11, 2013, 7:27 pm

    @kelvin Kalau kualitas gambar hampir sama saja, cuma kalau soal ketahanan fisik dan kelengkapan tombol dan bodi, 60D lebih unggul.

    Jika prioritasnya untuk kemudahan penggunaan seperti adanya layar LCD lipat, layar sentuh 700D kamera yang menyenangkan untuk digunakan.

    Tapi kalau membutuhkan kamera yang lebih kokoh dan lebih lengkap tombol dan kenopnya, saran saya 60D.

  • kelvin August 11, 2013, 6:54 pm

    Ko . Mau tnya neh, Skrg ini saya trtarikny dgn 700D tpi bnyk ųªng mnyarankan lbh baik ambil 60D, krna mskipun ftur 700D lbih unggul. Nmun utk kualitas dn hsil 60D lbh dominan.
    Ap bnar itu ko? Mhon pnjelasnny / artikel ųªng trkait. 🙂 krna utk hrga keduany tdk terpaut jauh.
    Trima kasih

Cancel reply

Leave a Comment