≡ Menu

Bahas pembuatan foto Reruntuhan Mistik

Foto reruntuhan candi di Kamboja (Candi Ta Phrom) ini adalah salah satu foto favorit saya saat bersama-sama peserta tour ke Kamboja. Candi Ta Phrom adalah candi kedua yang paling populer setelah Angkor Wat, karena di dalam candi ini banyak pohon-pohon  yang tinggi tumbuh diatas menara dan tembok candi. Candi ini menjadi sangat terkenal setelah menjadi lokasi syuting film Tomb Raider yang dibintangi Angelina Jolie.

Di siang hari dan sore hari, candi ini penuh oleh wisatawan. Untuk masuk saja harus mengantri cukup panjang. Maka itu, untuk mengakalinya, kita pergi pagi-pagi dan tiba sekitar jam 7 pagi saat wisatawan lain sibuk sarapan di hotel. Meskipun tiba jam 7, wisatawan sudah cukup banyak yang masuk ke dalam Candi yang relatif kecil ini.

ISO 125, f/4, 1/250 detik, 19mm (FF). Candi Ta Phrom

ISO 125, f/4, 1/250 detik, 19mm (FF). Candi Ta Phrom

Foto diatas saya buat di jalan keluar Candi Ta Phrom yang masih relatif sepi. Yang membuat saya tertarik untuk membuat foto ini adalah cahaya pagi yang menyinari reruntuhan Candi. Cahaya matahari pagi yang masih rendah membuat bayangan yang cukup panjang dan dramatis. Sebagian cahaya tertutup oleh dedaunan pohon. Cahaya seperti itu menambah kesan tiga dimensi dan suasana misterius. Untungnya lagi cahaya yang menembus dedaunan menerangi bagian yang unik dari candi,yaitu pahatan bidadari yang dinamakan Apsara.

Secara teknis, saya mengunakan setting bukaan yang terlalu besar yaitu f/4. Seharusnya f/8 atau f/11 supaya ketajamanan foto merata ke seluruh bidang foto. Untungnya saya mengunakan lensa lebar dengan jarak fokus 19mm di kamera full frame (Nikon D600), sehingga meskipun bukaan f/4 saja, di ujung-ujung foto masih terlihat cukup jelas/tajam.

Jarak fokus lensa yang saya gunakan yaitu 19mm (sekitar 12-13mm di kamera bersensor APS-C). Jarak fokus yang lebar membuat saya bisa memasukkan pemandangan yang cukup luas meskipun tempatnya tidak begitu luas. Akibat pemakaian lensa lebar ini, bagian ujung foto agak distorsi (perhatikan bentuk pahatan Apsara yang berada  di sebelah kiri foto),

Untuk memberikan kesan klasik dan supaya pencahayaan yang belang-belang ini lebih menonjol, saya mengubah foto yang berwarna menjadi hitam putih. Foto ini terlihat menarik karena arah dan jatuhnya cahaya, bukan hanya reruntuhannya saja. Jika saya pergi kesana lagi tapi waktu dan cahayanya berbeda, maka dampak dari  fotonya akan berbeda.

Yuk, periksa jadwal editing dan mengelola foto-foto dengan Adobe Lightroom yang sederhana dan efektif, hanya 1 hari.

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 3 comments… add one }
  • vinetta December 22, 2013, 9:34 pm

    Om…kalo utk lomba fotografi, editing pake lightroom diperkenankan ga..? Spt pake fasilitas split toning ato radial filter ato color adjustment…?

    • Enche Tjin December 23, 2013, 5:26 am

      @vinetta tergantung kriteria dari lomba fotonya

  • Ryanda December 17, 2013, 8:34 pm

    Waahh kreen sekali…
    artikel” abang Enche sangat bermanfaat sekali.. bagi FG pemula seperti saya ^^/

Cancel reply

Leave a Comment