≡ Menu

Bahas foto di pantai Padang-padang

Seminggu yang lalu, sebelum mengadakan Bali express course, saya sempat mengunjungi beberapa pantai antara lain pantai Padang-Padang atau Labuan Sait. Pantai ini terkenal dengan batu dan karangnya yang besar. Beberapa tahun terakhir pantai ini makin terkenal karena menjadi tempat syuting film Eat Pray Love yang dibintangi oleh aktris Julia Roberts. Film ini berdasarkan buku dengan judul yang sama.

pantai-padang-padang-bali

Saat berkunjung sore hari itu, pengunjung cukup banyak. Sebagian pengunjung bermain air, sebagian lain berjemur dan banyak juga yang sekedar jalan-jalan dan berfoto ria. Saya mendapati seorang wisatawan sedang duduk sendiri dibawah karang yang tinggi besar sambil mengamati pantai. Ekspresi tubuhnya yang santai menarik perhatian saya.

Saya sengaja mengunakan lensa lebar untuk memasukkan karang dan pantai dengan porsi yang lebih banyak. Dengan demikian wisatawan tadi ukurannya menjadi cukup kecil. Dengan komposisi skala ini, yang melihat foto akan dapat membayangkan seberapa tinggi dan besar karang tersebut.

Saya memotret foto ini dengan gaya candid, maksudnya yang difoto tidak mengetahui bahwa saya sedang memotretnya. Ia memang sempat memandang ke arah saya, tapi karena saya mengunakan lensa lebar, axis kamera dan lensa tidak langsung tertuju ke dia. Sehingga kemungkinan besar ia pikir saya memotret pemandangan dibelakang atau disampingnya. Saat memotret saya harus cukup bersabar karena banyak wisatawan yang berjalan-jalan dan berfoto ria di dekat karang dan air.

Untuk teknis setting kamera, saya memotret dengan setting ISO 100, f/8, 1/60 detik dan lensa 16mm (kurang lebih 10-11mm di kamera DSLR dengan sensor APS-C). Untuk setting kamera, saya sedikit melakukan kesalahan, yaitu memotret dengan format JPG (L), biasanya saya memotret dengan RAW, dan kemudian baru mengolah gambar tersebut di Lightroom. Hasil foto JPG memang cukup baik, hanya saja ada bagian yang terang tepat dibawah garis cakrawala/horizon yang putih total dan tidak dapat saya kembalikan detailnya. Jika saya memotret dengan format RAW, ada kemungkinan, detail awan di langit dapat saya munculkan kembali.

Meskipun ada sedikit persoalan teknis, tapi secara komposisi dan desain, saya cukup puas karena setiap garis yang ada di bidang gambar menuju ke wisatawan tersebut.

Di Lightroom, saya menaikkan temp white balance sedikit lebih hangat supaya kesannya lebih seperti sore hari yang hangat. Clarity saya naikkan untuk menonjolkan detail pada karang, dan sedikit menggelapkan warna biru langit.

pantai-padang-lightroom

Untuk belajar foto editing relatif mudah dan cepat, ikuti kursus Adobe Lightroom sehari saja.

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 14 comments… add one }
  • Adi Bali March 31, 2014, 12:31 am

    Wah dengan sentuhan sedikit saja hasilnya sudah beda banget ya. Apakah Adobe Lightroom lebih mudah digunakan Pak? Saya pake Photoshop koq rasanya rumit sekali pake-nya ya.

    • Enche Tjin March 31, 2014, 12:44 am

      Iya, cukup 5 menit rata-rata udah oke 🙂

  • Ridwan March 5, 2014, 6:58 pm

    Ko, foto yang bagus mmg hrs selalu masuk editing di komputer dulu ya? Tidak bisa sekali foto langsung jadi. Tks

  • Ridwan March 5, 2014, 6:58 pm

    Ko, foto yang bagus mmg hrs selelau masuk editing di komputer dulu ya? Tidak bisa sekali foto langsung jadi. Tks

  • agus March 5, 2014, 12:11 am

    hehe maksih om 🙂

  • Enche Tjin March 4, 2014, 11:34 pm

    Kayaknya gak ada yang ngelarang sih di Pixoto 🙂

  • agus March 4, 2014, 11:02 pm

    jadi gpp om klw ngeditnya seperti itu? klw untuk landscape sendiri gmna om yg di http://www.pixoto.com/ apa tetap tidak masalah om??

  • agus March 4, 2014, 4:04 am

    om tw mengenai ini ? http://www.pixoto.com/ yang jd pertanyaan saya apakah boleh mengedit fotonya sampe seperti itu??
    maaf om klw saya nanyanya agak lari, cuma pnasaran aja om
    mohon tanggapannya ya om 🙂

    • Enche Tjin March 4, 2014, 9:54 am

      @agus Bebas2 saja sepengetahuan saya

  • yoga February 28, 2014, 7:42 pm

    Oh iya ad yg kurang, saya kadang pake lensa kit 18-105 vr kadang pake prime 50mm 1.8, ak coba ganti2 lensa. Hasilnya gk beda jauh pd, dan matering exp ak samain pd fokal yg sama 50mm, f number ngikutin lensa kit. Apa lensa juga pengaruh ya. Maaf banyak tanya, dan trimakasih banyak sebelumnya.

  • yoga February 28, 2014, 7:36 pm

    Oh iya om, semalem baca tentang d-lighting. Nah tadi sya coba dr low sampek yg h+, hasilnya sama. Trus sya cba ganti2 wb hasilnya malah gk karuan. Nah gimana tu cara mengoptimalkan ADL? Di manual book gk d jabarin sampek detil. Terimakasih banyak sebelumnya 🙂

    • Enche Tjin March 4, 2014, 9:53 am

      @yoga efektivitas ADL tergantung dari pemandangannya juga. Kala pemandangannya tidak kontras (tidak ada perbedaan yang mencolok antara terang dan gelap) memang gak ada efeknya. Jika merekam foto dengan image quality RAW juga gak efek. Lensa tidak pengaruh.

  • yoga February 28, 2014, 12:06 am

    Maaf om/pak enche *bingung nyebutnya :p

    Saya pemula d dunia dslr, pada awalnya hanya pake kamera pocket dan nemu fitur makro, akhirnya nekat beli dslr.
    Disini sya tanya jauh dr makro sebenernya 😀 #malu. Saya baru sebulan pake Nikon D7000, nah saat saya foto model/orang d pantai, selalu dpt kendala. Saat matering naik, ke arah (+) model jelas tapi awan jadi putih polos terang, waktu ak arahin agak ke arah (-) tekstur awan akan terlihat jelas, tapi model jadi gelap. Bagaimana solusinya itu om/pak enche. Makasih sebelumnya.

    • Enche Tjin February 28, 2014, 10:12 am

      @yoga itu karena sensor gambar kamera tidak dapat menangkap cahaya yang terang (background) dan gelap (wajah) yang bedanya jauh sekaligus. Untuk bisa terang dua-duanya kita perlu menyeimbangkan cahaya dengan menerangkan bagian yang gelap dengan flash, reflektor, dll, atau memindahkan posisi model supaya terkena sinar matahari.

Leave a Comment