≡ Menu

Mix lighting : Belajar teknik kombinasi cahaya dalam fotografi

Di dalam fotografi kita mengenal 2 jenis sumber cahaya, yaitu:

  1. Available Light : Cahaya yang telah tersedia secara otomatis di lingkungan sekitar. Kita sebagai fotografer tidak bisa mengatur besar-kecil serta arah penyinaran cahaya tersebut. Ex: matahari, lampu kota, lampu panggung, lampu ruangan. Istilah ini sering disebut juga Ambient light
  2. Artificial Light : Cahaya yang sengaja kita ciptakan dan kita adakan ketika kita sedang berfotografi. Sebagai fotografer kita bisa mengatur besar-kecil serta mengubah arah penyinaran dari cahaya tersebut. Ex: lampu studio, flash/ lampu kilat, senter.

Sebagai penggemar fotografi maupun fotografer profesional, terkadang kita perlu untuk menggabungkan dua jenis sumber cahaya tersebut kedalam sebuah foto. Kita bisa menggabungkan beberapa available light misalnya sinar matahari dengan lampu ruangan), dan juga menggabungkan beberapa artificial light misalnya lampu studio dengan flash dan available light dengan artificial light (lampu kota dengan lampu kilat).

Mengapa kita perlu memakai teknik Mix Lighting ini dalam berfotografi? Alasan utamanya adalah supaya kita bisa menghasilkan mood/ rasa cahaya foto sesuai dengan konsep pemotretan yang kita inginkan.

Seperti yang kita ketahui bahwa berbagai sumber cahaya yang saya sebutkan di atas, mempunyai nilai white balance dalam Kelvin yang berbeda-beda. Sebagai fotografer yang kreatif kita tidak perlu cemas dan takut dengan nilai kelvin yang berbeda-beda tersebut. Sesekali cobalah gabungkan berbagai sumber cahaya tersebut agar saling bertabrakan di dalam sebuah foto.

Dalam tulisan ini, saya akan mencontohkan sumber cahaya yang merupakan favorit saya yaitu flash/ lampu kilat untuk digabungkan dengan berbagai sumber cahaya yang lain. Saya sengaja hanya menempatkan flash sebagai fill light (cahaya pendukung) dalam contoh-contoh foto saya. Hal ini saya lakukan karena banyak pandangan/ pendapat miring yang mengatakan bahwa cahaya flash susah dikontrol dan terlihat tidak alami. Dengan hanya menempatkan flash sebagai fill in, saya ingin membuktikan bahwa ternyata flash bisa dikontrol dan bahkan terlihat alami ketika berkolaborasi dengan sumber cahaya yang lain.

Foto 1 : saya memakai cahaya matahari sebagai main light dan 1 flash sebagai fill light. Cahaya matahari sore yang agak redup menyinari keseluruhan dari foto ini. Sedangkan flash saya tembakkan dari arah belakang objek untuk mengarsir tanaman yang ada di belakang buku. Flash sebagai fill light mampu memberi garis dan memunculkan warna kekuningan dari tanaman yang digunakan sebagai background. Walaupun hanya sebagai fill light, namun flash sangat menolong untuk menjadikan foto ini lebih berdimensi. Flash ditembakkan dengan mode manual dan kekuatan penuh karena harus berperang dengan sinar matahari.

foto1

Foto 2 : Di foto 2 ini saya memakai flash sebagai fill light. Sebagai main light nya saya memakai spot lamp (lampu sorot kecil yang bisa dipakai di pameran foto/ lukisan). Saya menempatkan spot lamp di sebelah kanan dari objek. Sedangkan flash saya tempatkan dari arah kebalikannya yaitu di sebelah kiri objek. Flash saya setting di ukuran kecil dan saya pantulkan ke tembok putih. Flash bertujuan untuk meminimalisir shadow yang ditimbulkan oleh spot lamp ke arah sayuran.
Konsep foto ini adalah suasana dapur yang sedang disinari cahaya matahari pagi. Sementara foto ini saya buat sekitar jam 02.00 dini hari.

foto2

Foto 3 : Sama seperti foto 2, saya menggunakan flash hanya sebagai fill light yang diarahkan ke sepatu. Sedangkan untuk main light, saya gunakan cahaya dari lampu kota. Lampu dari motor dan mobil saya gunakan sebagai fill light yang mendukung dramatisasi backgrund untuk mempertegas konsep foto saya tentang sebuah perjalanan hidup. Gunakan speed lambat untuk merekam jejak lampu motor dan mobil.

foto3
Selamat mencoba dan jangan takut untuk kreatif!

Salam Fotografi,

Albertus Adi
Penulis adalah instruktur Creative Lighting dengan flash. Pelajari segala jenis fitur flash/speedlite dalam workshop dua hari.

{ 4 comments… add one }
  • yundi sukma December 14, 2015, 11:56 pm

    Mas arif utk foto liputan wedding/prewed lensa canon EFS 17-55mm f/2.8 IS USM hasil fotonya bagus tajam warna muncul kontras enak sedap dipandang nggak kalah dgn lensa canon L series yg pernah aku pake 24105, 1740, 2470 kebetulan aku pake 60d canon juga, klo lampu ku pake SN600EXRF beli ke koh enche sudah bagus bgt hasilnya cahaya rata kuat.. Smg bermanfaat 🙂

  • arif January 7, 2015, 5:44 pm

    Mas,saya mau nanya,keetulan syg bru dalam bisnispoto wedding, sya liat punya tmn2 pda bgus,pertanyaanya klo meemaksimalkan lighting dengan menggunakan 3 flesh payung carrany gmna? 1.saya ingin objek menghailkn efek tiga dimensis. 2.backround objek agar tidak hitam. 3. Saya ingin objek terkesan hangat . Saya menggunakan canon 60D, yg paling bgus untuk pemotretan wedding lensanya apa? Terima Kasih..

    • sungkono December 10, 2015, 9:59 am

      Abis bikin trit mas nya langsung pergi ke entah kemana deh kynya, sabar ya

Leave a Comment