≡ Menu

Bahas foto: Mystic Tree

Pohon, salah satu objek foto klasik yang disukai hampir siapa saja, termasuk saya. Konsep Lonely Tree (foto pohon sendirian) merupakan tema (sering sekali difoto). Saat berkunjung ke daerah puncak beberapa waktu lalu, saya menemukan pohon tua yang menurut saya cukup menarik karena akar-akarnya besar dan juga daun-daunnya cukup banyak dan menjulur membuat saya terhenti dan menempatkan tripod saya tepat 3-4 meter di depan pohon.

Bahas-foto-mystic-tree

ISO 100, f/16, 1/2 detik, 15mm. Kamera diatas tripod

Untuk menonjolkan kesan tiga dimensi dan memberikan kesan dramatis, saya mengunakan lensa yang sangat lebar, yaitu Zeiss 15mm f/2.8. Lensa ini saya pasang di kamera full frame, sehingga kalau mau dicari padanannya dengan kamera DSLR bersensor APS-C, sekitar 9-10mm.

Lensa normal atau tele tidak akan membuat kesan seperti ini karena dua hal, pertama, mungkin ruangannya tidak cukup untuk mengambil jarak antara pohon dan kamera, alasan kedua (lebih penting) adalah perspektifnya terlihat lebih datar dan tidak dramatis.

Yang ini dari posisi yang sama, hanya pakai lensa 55mm

Yang ini dari posisi yang sama, hanya pakai lensa 55mm (lebih tele) sehingga cuma dapat ranting-ranting pohonnya saja

Atmosfer dan pencahayaan saat memotret sangat penting untuk mendapatkan kesan mistik, saat yang paling baik menurut saya adalah pagi-pagi karena biasanya di dataran tinggi atau pegunungan biasanya muncuk kabut-kabut halus yang memperkuat suasana.

Komposisi yang saya gunakan untuk membuat foto ini adalah komposisi rule of thirds. Dimana posisi subjek/pohon dalam foto ini saya letakkan disebelah kiri. Dengan demikian ranting, daun, akar dan daun-daun yang berguguran membentuk formasi dan menuju ke pohon tersebut.

Kemudian, saya ingin membuat kesan yang hangat (warm) jadi, pilihan WB “Shade (sekitar 7500 Kelvin) membuat suasana lebih hangat (kuning). Untuk editing lanjutnya, saya mengunakan software Adobe Lightroom. WB meskipun sudah diubah menjadi Shade, kadang belum cukup membuat color tone yang saya inginkan, maka itu saya mengaktifkan Split Toning untuk memasukkan sedikit warna coklat/sepia ke dalam foto. Alhasil foto finalnya terlihat seperti foto dari jaman dulu dan memberikan kesan tua dan mistik.

split-toning-panel contoh-editing-lightroom

Poin-poin penting untuk membuat foto semacam ini adalah

  1. Foto pagi-pagi, jam 6-7
  2. Cari objek yang menarik, yang ideal yang tua/antik
  3. Gunakan lensa lebar, mendekatlah ke objek foto
  4. Gunakan komposisi rule of thirds
  5. Set WB ke Shade (7500K) untuk memberikan kesan hangat
  6. Olah di Lightroom dengan Split toning untuk memperkuat kesan klasik

—–
Infofotografi secara rutin membuka kursus, workshop dan tour fotografi. Jadwal dan acaranya bisa dilihat disini.

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 3 comments… add one }
  • iyay February 1, 2015, 9:50 am

    Saya suka foto2 yg seperti ini. Sekalian mu nanya koh. Klo edit d LR apa format nya harus RAW? Klo jpeg d olah d LR hasilnya gmn?

    • Enche Tjin February 1, 2015, 3:02 pm

      File format JPG dan RAW keduanya bisa di edit di LR, bedanya lebih fleksibel yang RAW. Harus dipraktikkan untuk mengetahui seberapa jauh bedanya. Saran saya ikuti kelas Lightroom kalau sempat.

Cancel reply

Leave a Comment