≡ Menu

Serendipity

Sebelum berangkat dalam perjalanan jauh, tentunya sebagian besar orang akan merencanakan perjalanan dengan sebaik mungkin supaya perjalanan bisa lancar dan sesuai dengan apa yang sudah diplot.

Sayangnya rencana diatas kertas seringkali tidak sesuai dengan keadaan lapangan. Akan ada saja masalah yang terjadi yang tidak bisa kita duga sebelumnya.

Kadang hal ini menjadi hal yang bagus, tapi sering juga menjadi hal yang buruk. Contohnya saat pertama kali saya mengajak teman-teman ke pantai Sawarna, Banten, bus yang kita tumpangi tidak kuat menanjak sehingga nyaris merosot dan menabrak kendaraan lain. Untung peserta rombongan sigap turun dan bus dan mengganjal ban dengan batu. Saat ke Yuanyang, Yunnan juga kita tidak beruntung karena kabut menutupi daerah persawahan hampir sepanjang hari.

Saat ke Yunnan dengan rute Lijiang-Shangri-La dan Deqin, saya sudah was-was, jangan-jangan mimpi buruk di masa lalu muncul lagi. Di hari pertama, ada masalah bagasi peserta tertinggal di Singapura saat transit. Di hari kedua, saat naik gondola ke puncak gunung Jade Dragon kabut / awan sangat tebal sehingga jarak pandang sangat terbatas.

Pernah juga saya membaca cerita salah satu teman saya terjebak banjir di daerah Kashmir sampai harus dijemput pakai helicopter dan mengungsi di rumah penduduk setempat sebelum dijemput ke kedutaan Indonesia di New Delhi sebelum pulang ke tanah air. Memang hal itu sesuatu yang sangat mengerikan dan membahayakan jiwa, tapi peristiwa tersebut bisa menjadi kenangan dan cerita yang sangat menarik bagi teman-teman lain bahkan sampai anak cucu.

Untungnya, hari-hari berikutnya cuaca bersahabat dan langit biru sekali. Saat berangkat dari Shangri-La ke Deqin untuk melihat Meili Snow Mountain, kita beruntung karena saat mengunjungi Dongzulin monastery, ternyata ada festival keagamaan disana. Banyak sekali orang yang disana menonton. Peristiwa ini tidak berada dalam perencanaan dan merupakan suatu keberuntungan. Di acara ini kita dapat memotret acara tari-tarian dan penduduk lokal.

dongzulin monastery dance
Penonton tarian spiritual

Penonton tarian spiritual

DSC_9746

Kita tidak bisa lama-lama disana, karena ada rencana untuk memotret sunset di Meili Snow Mountain. Waktu sudah cukup mendesak, dan kita belum makan siang :(. Setelah jalan sekitar satu-dua jam, perjalanan terhalang lagi karena ada perbaikan jalan. Wah kacau nih. Saya jadi teringat dulu pernah ke Sawarna dan juga terhambat cukup lama sampai harus memutar karena ada perbaikan jalan.

Perbaikan jalan.....

Perbaikan jalan…..

Kebetulan, daerah sekitar itu pemandangannya bagus dengan pohon-pohon yang berwarna kuning. Sinar matahari membuatnya mengkilap keemasan. Daripada stres menunggu saya dan beberapa teman-teman memotret disekitar, ada yang memotret pemandangannya, sebagian besarnya foto narsis.

Tanpa perbaikan jalan, tidak akan ada foto pemandangan ini

Tanpa perbaikan jalan, tidak akan ada foto pemandangan ini

Untungnya setelah 30 menit, perbaikan jalan selesai dan kita bisa melaju kembali ke kota Deqin. Setelah makan hotpot di rumah makan setempat, kita lanjut ke hotel. Untungnya, matahari belum terbenam dan kita sempat memotret kurang lebih satu jam sebelum sore berganti malam.

Bagi saya, kalau perjalanan terlalu mulus sesuai acara, perjalanan tersebut kemungkinan besar jadi membosankan dan mudah dilupakan, tapi kalau ada yang mengejutkan, baik atau buruk, perjalanan menjadi lebih berkesan, yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapi hal tersebut.

————-

Jika berminat belajar fotografi atau mengikuti tour fotografi, periksalah jadwal di halaman ini.

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 0 comments… add one }

Leave a Comment