≡ Menu

Fotografi (nonton) konser

Kali ini saya coba bahas mengenai fotografi “nonton” konser, nah… fotografi jenis apa pula ini ? Hehehe… yang pasti ini ada hubungannya dengan nonton konser, baik musik atau acara panggung lainnya yang biasanya diadakan malam hari dengan lighting yang atraktif. Kenapa saya sebut fotografi “nonton” konser, karena gak semua dari kita yang punya akses untuk bisa berdiri didepan panggung sambil motret ataupun malah bisa naik panggung dan memotret aksi si artis dari jarak dekat. Nah… jadi ini dia trik trik nya agar tetap bisa motret bagus dalam posisi hanya sebagai penonton disaat ada konser.

Berbeda dengan teman teman fotografer yang justru dibayar untuk jadi fotografer event, atau malah jadi official fotografer event organiser atau artis tertentu, kita yang kadang hanya sebagai penonton memiliki akses yang sangat terbatas untuk mendapatkan sudut pengambilan yanh bagus saat ada acara konser. Kita ambil contoh saat nonton konser musik rock, gerakan penonton yang larut menikmati musik pun harus kita waspadai agar gak menyenggol kamera kesayangan.

Tantangan terbesar dalam mengambil foto dalam suasana konser adalah kondisi cahaya yang minim, lighting yang berubah ubah dengan cepat dan objek atau artis yang bergerak dengan cepat dipanggung. Untuk itu saya memiliki beberapa trik bagus yang bisa dilakukan saat memotret dengan posisi sebagai penonton sebuah konser tanpa perlu harus menggunakan kamera mahal yang bisa memotret dengan iso puluhan ribu keatas tanpa noise dan yang bisa menggunakan speed tinggi dalam kondisi cahaya yang low.

1. Ambil suasananya.

Ini sebenarnya salah satu frame wajib bagi seorang fotografer event, namun karena kita tidak punya kewajiban untuk mengambil spanduk konser dan lainnya, kita jadi lebih bebas berekspresi mencari sudut yang kita sukai. Dalam memotret sebuah konser, kita jangan hanya terpaku pada keinginan untuk memotret si artis yang sedang beraksi dipanggung, cobalah untuk mengambil foto dengan sudut seperti berikut:

konser-hadi-01

Nikon D90 – Nikon 80-200mm f/2.8 AF-D, ISO-1250, F/2, 1/80, Spot Metering

Saya set ISO pada kamera diangka 1.250 dan menggunakan Mode Manual. Agar mendapatkan lighting seperti diatas, saya pertamakali menghitung pola gerakan lampu yang selalu bergerak tersebut. Metering yang saya gunakan adalah spot metering dan saya ukur disalah satu titik terang saat objek disinari cahaya lampu. Dibutuhkan sedikit kesabaran untuk trik ini, apalagi jika kita belum tahu pola arah gerakan lampu.

Setelah mendapatkan nilai eksposur, saya akan mengurangi nilai kecepatan rana sekitar 2 stop agar hasilnya tidak terlalu gelap nantinya. Jadi jika hasil metering di titik yang terang didapat speed 1/60, maka kamera akan menilai titik tersebut kondisi cahaya ideal, padahal titik tersebut yang diukur terang sekali. Jadi saya akan kurangi speed nya sekitar 2 stop jadi sekitar 1/30.

Cara lain bisa dengan cara menggunakan kompensasi eksposure (tanda +/-), dimana nilai eksposure nya dikurangi sekitar 2 stop. Dengan cara ini saat didapat nilai eksposure kita tidak perlu lagi mengurangi kecepatan rana, karena pengukuran eksposurenya sudah dikompensasi. Ayo silahkan berlatih dan dicoba trik ini, saya sering menggunakan cara ini dulu menggunakan Nikon D3000 dengan ISO hanya 800.

2. Rekam aksi yang terjadi.

Merekam aksi yang terjadi dalam sebuah konser adalah tantangan tersendiri dan inilah seninya memotret dalam kondisi serba sulit, sulit menebak apa yang akan terjadi dan kita tidak bisa mengatur posisi serta hal lain sesuai kemauan kita. Ada faktor keberuntungan dalam hal ini, tetapi kita tetap harus berusaha dan tidak boleh menggantungkan hasil pada faktor keberuntungan saja.

Sekarang dalam posisi kita sebagai penonton, seringkali jarak antara kita dengan panggung cukup jauh sehingga agak menyulitkan untuk selalu menangkap aksi panggung si artis, namun daripada terus menunggu dan berharap pada adanya aksi panggung dari si artis, kita juga harus waspada akan adanya aksi yang keren dari penonton disekitar kita.

konser-hadi-02

D90 with Nikkor AF-D 70-300 f/4-5.6 ED, ISO-3200, F/4, 1/100, Spot Metering

Foto ini saya ambil menggunakan lensa AF-D 70-300 non VR, sebuah lensa tajem dengan harga yang sangat ekonomis karena tidak pakai peredam getaran (non VR), saya nekat pake lensa ini karena lensa ini sesungguhnya adalah lensa untuk body full frame, sehingga vocal lenght 70-300 di body kamera non full frame saya menjadi setara dengan 105-450, angka yang membuat saya cukup nyaman memotret crowd dari jarak yang cukup jauh hehehe….

Konsekuensi pemakaian lensa ini dalam kondisi low light adalah penggunaan ISO yang cukup tinggi, dan kecepatan rana yang rendah, seperti yang kita ketahui dalam segitiga eksposure bahwa semakin tinggi ISO nya maka akan semakin tinggi pula kecepatan rana yang bisa digunakan. Ada sebuah faktor yang biasanya membuat beberapa rekan tidak mau menggunakan ISO tinggi, yaitu noise. Tapi menurutku noise tersebut adalah bagian dari seni foto, jadi asal tidak terlalu over gak akan ada masalah seperti foto diatas. Nah karena kecepatan rana nya cukup lambat, saya menggunakan teknik sederhana untuk mengatasinya, yaitu dengan memegang kamera dengan cara yang benar dan kokok, kemudian tahan nafas… lalu, jepret! 🙂

3. Bermainlah dengan warna cahaya yang ada.

Dalam sebuah konser musik atau pertunjukan lainnya pasti memiliki lighting khusus untuk panggung nya, nah kita bisa memanfaatkan warna warni cahaya lampu panggung ini untuk menjadikan hasil foto kita lebih berwarna.

konser-hadi-3

D90 with Nikkor AF-D 70-300 f/4-5.6 ED, ISO-1600, F/4.5, 1/60, Spot Metering

Salah satu cara yang saya lakukan adalah dengan menghitung gerakan lampu panggung, sama seperti cara pada point nomer satu diatas. Dengan mengunci fokus pada si artis, saya mengawasi warna cahaya yang menyibari sambil menghitung… satu, dua, merah (jepret)… satu, dua, hijau (jepret)… satu, dua, tiga, biru (jepret) 🙂

Memang caranya tradisional banget ya: ) tapi membuat hal ini jadi lebih simple dan seru, silahkan dicoba ya: )

4. Jangan mengeluh, selalu ada sudut yang bagus.

Ini nih, salah satu keluhan beberapa teman saat memotret sebuah konser dari posisi sebagai penonton. Kadang kita terhalang oleh beberapa penonton lain yang lebih tinggi, atau posisi kita tidak dari sudut yang baik, atau malah tertutup layar pad penonton lain yang mengangkat gadget nya itu tinggi tinggi dan merekam dalam bentuk video… hehehe… kesel gak tuh, mana pake acara lama lagi, hahaha…

Tapi untuk mengatasi hal tersebut kita gak boleh ngomel lalu menyerah sambil marah marah, kita harus kreatif dan mencoba mengambil hal yang menarik dari situasi yang ada.

konser-hadi-4

Nikon D90 with AF-S DX NIKKOR 18-105mm f/3.5-5.6G ED VR, ISO-1250, F/4.5, 1/60, Spot Metering

Pada foto diatas terlihat karena posisi saya sudah tidak memungkinkan lagi untuk terus maju ke depan panggung karena terhalang penonton lain, saya memilih untuk memotret si artis melalui tampilan latar pad seorang penonton yang merekam video didepan saya.

Nah, demikian dulu sharing saya soal motret konser. Tetap diingat bahwa cahaya serta arahnya merupakan hal yang paling penting dalam membuat foto terlihat bagus, semakin rajin berlatih maka akan semakin kita bisa mengerti dan menguasai pencahayaan untuk membuat foto yang lebih bagus. Ada yang mau ngajak saya nonton konser gak ya? 🙂

Salam,

Purnawan Hadi

www.purnawanhadi.com

https://plus.google.com/u/0/+PurnawanTaslim/posts

 

 

About the author: Purnawan Hadi adalah seorang fotografer lepas, suka pada Fashion, Product dan Street Fotografi. Suka belajar dan berbagi mengenai fotografi. Saat ini tinggal di Solo dan Denpasar. Silahkan kunjungi juga Instagram: @purnawanhadi

{ 12 comments… add one }
  • Hafni Kusumawardhani July 31, 2017, 3:02 am

    koh, mau tanya dong. kalo pake nikon d3300 untuk kebutuhan foto konser dan sesekali pemandangan alam kira2 lebih cocok pake lensa apa ya yang harganya cukup terjangkau? satu lagi koh, kalo lensa fix yang cukup bagus dan terjangkau apa ya? mohon pencerahannya koh, terima kasih 🙂

  • alfian June 26, 2015, 8:52 am

    ko mau tanya! untuk foto bokeh disarankan pakai lensa apa untuk canon 1200D? dan apa kelebihan dari lensa ring merah? ditunggu ko balasannya!

    • Enche Tjin June 29, 2015, 8:09 am

      Yang terjangkau Canon 50mm f/1.8, kalau ingin yang lebih baik, 85mm f/1.8. Lensa L / ring merah kelebihannya di kualitas fisik dan hasil foto lebih tajam, kelebihan lainnya yaitu kelebihan berat dan harga.

  • anto December 29, 2014, 4:13 pm

    Halo Mas Hadi..tanya ya:
    1. WB apa yang sebaiknya di pake utk motret konser tsb dgn warna-warni cahaya yg terus berubah
    2. Karena tidak boleh pake flash, kalo pake mode A gimana mas? kita tinggal set bukaan terbesar aja
    Trimakasih…

    • Purnawan Hadi December 29, 2014, 7:08 pm

      Halo Mas Anto,

      1. Saya cenderung menggunakan Kelvin, sekitar 3000an. Atau kalau bingung boleh pake auto, tapi file nya gunakan RAW, jadi temperatur nya masih bisa diperbaiki dengan cukup baik di Lightroom atau di Adobe Camera RAW nya Photoshop.

      2.Bisa mas, dan gunakan kompensasi exposure 🙂

  • Didit Harry Rachmanto December 28, 2014, 1:38 pm

    Pak Enche saya mau beli kamera untuk kebutuhan acara pernikahan lebih baik pilih mana
    Nikon D5200+18-105+AF-S 50 1.8.
    Nikon D5200+Tamron 17-50+Nikon 55-200 vr.
    Dan apakah lensa tamron 17-50 bagus dan awet (durable) untuk penggunaan jangka panjang.
    Terimakasih

    • Enche Tjin December 29, 2014, 3:40 pm

      Saran saya yang 18-105mm dan 50mm, plus flash. 17-50mm itu untung2an, kadang dapat bagus tajam, kadang ya burem..

  • danis December 28, 2014, 7:02 am

    koh kalo saya nyimpen kamera cuma di box tupperware+silica gel aman ga koh?

  • antok December 28, 2014, 6:29 am

    Mas Purnawan Hadi, dicontoh foto pertama menggunakan lensa nikon 80-200. Menurut mas recomended g tuh lensa. Saya bermaksud mau coba yang gen III, tp masih ragu karena blm mncoba lngsung. terima kasih.

    • Purnawan Hadi December 29, 2014, 7:05 pm

      Halo Mas Antok, recomended buat apa dulu nih mas ? hehehe… itu salah satu lensa ajib nya Nikon setahu saya, F2,8 tapi masih non VR, cuma gak masalah sih dengan bukaan 2,8 nya rasanya memang gak butuh VR lagi deh… hasilnya bagus banget, karena harga gak pernah bohong 🙂 hanya kendala di saya adalah berat lensanya yang lumayan 🙂

      • antok December 29, 2014, 11:39 pm

        Iya mas Purnawan Hadi, cm minta rekomendasi dari segi kualitas, autofokus, dan performa atau kinerjanya. Rencana untuk candid, model, animal (burung, dll).

        • Purnawan Hadi December 30, 2014, 10:25 pm

          Bagus semua mas Antok, bagi saya hanya “berat” lensanya saja yang agak jadi masalah jika dibawa terus menerus dalam waktu yang cukup lama 🙂

Cancel reply

Leave a Comment

Next post:

Previous post: