≡ Menu

Ngobrol tentang Sony A7 mk II

Minggu lalu, saya dan mas Erwin Mulyadi ngobrol tentang kamera mirrorless yang baru akan diluncurkan Sony, yaitu Sony A7 mk II. Iesan merekam perbincangan kita dan ditampilkan di Youtube.

Berikut transkrip pembicaraan kita.

Enche : Mas Erwin tau gak, kalau Sony itu baru keluarin kamera mirrorless yang baru lagi. Namanya Sony A7 mk II. Nah ini padahal Sony itu baru keluarin Sony A7 itu tahun lalu. Berarti dalam satu tahun sudah direvisi menjadi mark II. Apa saja sih yang mungkin menarik untuk kita bahas tentang highlight A7 mk II ini, dibanding dengan generasi sebelumnya.

Erwin : A7 yang sebelumnya sendiri sudah merupakan produk yang menarik yah, karena dia bisa dibilang yang paling ekonomis dibandingkan dengan yang A7R atau A7S. Cuman begitu kita lihat gak begitu lama Sony meluncurkan Sony A7 mk II yang memang peningkatan utamanya adalah peredam getar / stabilizer yang dipasangkan di dalam body-nya. Dan itu bukan sekedar peredam getar saja, tapi  dia bisa mengkompensasi getaran sampai lima aksis. Goyang yang ke bawah, ke atas, atau kiri-kanan semuanya bisa distabilkan.

Sony-a7-II-5-axis-in-body-stabilization

Enche : Berarti jika saya pasang lensa yang gak ada optical stabilizernya, itu akan mendapatkan benefit (keuntungan) dari itu juga ya? Termasuk saat saya memasang lensa manual dengan adapter, seperti itu ya? Karena stabilizernya ada di body.

Erwin : Iya, jadi lensa-lensa yang manual itu memang tidak ada stabilizernya, sehingga saat dipasangkan di A7 mk II efek stabilnya bisa dirasakan secara langsung. Bahkan saat kita memasangkan lensa Sony yang sudah punya optical stabilization (OSS) kamera ini akan dengan cerdas memanfaatkan kelebihan kedua sistem stabilizernya untuk hasil yang lebih maksimal lagi, jadi bisa empat stop bahkan lebih.

Enche : Iya, Bagaimana dengan penambahan ini, bobot atau ukuran kamera mnejadi besar, atau apakah adakah perubahan dari interface (antar muka) kamera yang membuatnya berbeda dengan A7 yang diluncurkan tahun lalu?

Erwin : A7 itu kan menarik salah satunya karena bagaimana Sony mengemas sensor kamera yang segitu besar (full frame) ke dalam body yang compact. Tapi membayangkan mekanisme anti getar di dalam sensor itu kan pasti butuh ruang lagi ya, sehingga sulit dibayangkan ada kamera yang compact dengan sistem peredam di dalam body-nya. Memang di A7 mk II ini ada sedikit penambahan dimensi untuk mengakomodir perbedaan itu, tapi bisa dibilang perbedaannya tidak terlalu banyak, gitu.

slr-club-a7mk2

Enche : Masih belum seperti DSLR ya?

Erwin : Iya, dia tetap compact, dan bisa dibilang kecil dan masih enak untuk dibawa-bawa dan ringan juga. Bayangkan, asyik sekali dengan ukuran kecil, kita bisa dapat efek stabilizernya.

Enche : Dan kalau kita lihat di gambar, yang menarik saya lihat adalah perubahan letak tombol shutter yang dipindahkan ke agak depan sehingga kalau dipegang kayaknya jadi lebih pas daripada yang A7.

Erwin : Iya peningkatan minor juga dilakukan di perubahan letak tombol, material body dan diperkuat juga mount-nya sehingga saat dipasangkan dengan lensa-lensa berat, kameranya juga masih tetap mantap.

Enche : Jadi harga kamera ini, memang saat kita bikin kamera ini belum diumumkan ya. Tapi kalau di Jepang kira-kira US$1600, atau sekitar Rp 20 juta. sedangkan A7 itu aja itu sekitar 15-16 juta. Jadi menurut mas Erwin, worthed gak kamera A7 mk II ini. Sebaiknya yang A7 atau A7 mk II?

Erwin : Iya, ini dilema yang tidak mudah ya. Saya sih membayangkan orang yang sudah beli A7 juga mungkin akan merasa gimana ya setelah tahu berita ini. Tapi bagi yang belum beli, saya pikir pilihannya lebih ke kebutuhan. Kalau dia memang tidak membutuhkan fitur ini, ya dia bisa ambil A7 dan bisa hemat beberapa juta kan? Tapi kalau dia ingin memanfaatkan lensa-lensa lama supaya bisa stabil, dan dia suka dengan tata letak tombol yang baru dan peningkatan-peningkatan yang lain saya pikir dia sebaiknya mengejar ke A7 mk II aja.

Enche : Betul. Mungkin yang memilih A7 itu memang kalau memiliki lensa yang optical stabilized. Jadi tidak terlalu penting ada stabilizer di body. Atau mungkin ingin kemasan yang lebih kecil dengan harga yang lebih terjangkau lagi ya, pilih A7. Jadi masing-masing mungkin masih akan dipertahankan oleh Sony untuk dijual. Jadi tenang sajalah, meskipun A7 mk II sudah keluar, tapi A7 tetap akan tersedia mestinya.

Erwin : Bahkan mungkin A7 harganya akan lebih turun lagi.

Enche : Ha ha.. itu yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Terima kasih sudah menyaksikan perbincangan kita. Bagi yang ingin menyaksikan perbincangan kita lainnya, bisa subscribe di channel Youtube Infofotografi. Bye bye..

NB: Video direkam dengan Sony A7S + Zeiss 24-70mm f/4 OSS. Trims kepada Sony Indonesia dan Pak Gunawan Setiadi untuk pinjamannya.

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 8 comments… add one }
  • heru siswanto November 21, 2017, 11:29 pm

    A7 mark ii udaa bisa slow body belom om ?

  • Rizqy December 4, 2014, 4:14 pm

    Jadi bingung milih yg mana. Udah ada rencana beli a6000 tp ada a7ii. Tp klo dilht dr sisi fungsionalitasnya, mungkin a7ii lbh baik krn ada 5 axis jd bs pake lensa lawas. Klo blh minta rekomendasinya. Untuk lensa lawas yg FF yg bagus & murah (sy pikir krn semakin kesini harga lensa lawas bisa jadi turun) apa? (Boleh nikon, nikon, thirty party lens). Terima kasih.

  • Krisna December 2, 2014, 8:27 am

    Wah mantab ulasannya Om Enche. Saya mau nanya, kalau lensa Canon EF apakah bisa dipakai di Sony A7 dengan adapter yang sesuai ? Terima kasih Om…

    • Enche Tjin December 2, 2014, 9:08 am

      Bisa

      • Gung July 31, 2015, 11:59 pm

        Om enche kalau pakai lensa canon af nya bisa jalan ga?

        • Enche Tjin August 1, 2015, 1:10 am

          Tergantung adapternya, ada yang bisa, tapi sebagian besar pelan.

        • Enche Tjin August 2, 2015, 7:12 am

          Bisa asal adaptornya smart, dalam arti yang ada hubungan elektroniknya, contohnya Metabones Smart Adapter IV dan Procore.

Cancel reply

Leave a Comment