≡ Menu

Review Sony FE 28mm f/2 di Sony A7s

Sony FE 28mm f/2 adalah salah satu dari empat lensa baru dari Sony dirilis awal tahun 2015. Lensa ini ditujukan untuk pengguna kamera Sony bersensor full frame yaitu seri Sony A7, tapi juga memungkinkan untuk digunakan di kamera Sony yang bersensor APS-C seperti Sony NEX, A5000,A6000 dll. Saat di pasang di kamera Sony NEX/A6000, maka sudut pandangnya jadi lebih sempit/tele yaitu ekuivalen dengan 42mm (28mm x 1.5). Dalam shooting report kali ini, saya memasangkan lensa ini ke kamera Sony A7s.

Harga lensa Sony FE 28mm f/2 saat saya menulis artikel ini adalah Rp 5.990.000, wide converter (21mm) USD $248 dan fisheye conveter USD $ 298. Harga bisa berubah-ubah tergantung tempat membeli dan kurs.

Sony A7s, FE 28mm f/2 dan dua teleconveters.

Sony A7s, FE 28mm f/2 dan wide teleconveters. Yang besar fisheye 16mm, yang kecil wide conveter 21mm

Bukan tergolong lensa ultra-wide, dan tentunya tidak tele, lensa fix 28mm ini biasanya cocok digunakan untuk fotografi yang bersifat dokumentasi, seperti street photography dan kegiatan sehari-hari. Bagi yang mengunakan kamera dengan sensor APS-C dan lensa 18-55mm, sudut pandang 28mm itu mirip saat kita mengunakan jarak fokus 18mm.

Keunggulan lensa ini dibandingkan lensa-lensa Sony FE lainnya adalah ukuran yang cukup ringkas dan ringan (200 gram saja), bukaan yang cukup besar (f/2), dan harga yang relatif terjangkau (sekitar Rp 6 juta) dibandingkan dengan harga-harga lensa FE yang biasanya diantara 11-20 juta. Ketajamannya dan detail yang mampu ditangkap oleh lensa ini sangat baik, terutama di tengah foto. Autofokusnya juga cukup cepat saat dipasang dengan kamera Sony A7S .

Desain lensa seperti lensa Sony lainnya sangat minimalis, tidak ada tuas fokus, atau tombol, yang ada hanya ring untuk manual fokus. Karena bentuknya kecil dan minimalis, untuk travel atau street photography jadinya tidak mengintimidasi subjek yang dipotret.

Sony 28mm f/2 dengan wide converter. Mengubah focal length menjadi 21mm

Sony 28mm f/2 dengan wide converter. Mengubah focal length menjadi 21mm

Seperti lensa Sony E 16mm, Sony FE 28mm ini juga bisa dipasangkan dengan dua lens converter, yaitu 21mm dan fisheye. Dengan memasangkan converter di depan lensa 28mm, secara ajaib sudut padang menjadi lebih lebar. Lumayan bagi yang menyukai perspektif lensa lebar. Sayangnya sepertinya tidak ada solusi bagi yang perlu memasang filter, dan keseimbangan jadi berat ke depan.

Di sisi positifnya, wide converter ini membuat kita tidak perlu membawa atau membeli lensa fisheye dan 21mm yang bisa jadi ujung-ujungnya lebih mahal. Sekilas saat saya tes, ketajaman foto sedikit berkurang tapi tidak terlalu signifikan di A7S. Gambar perlu di zoom 100% dan dibandingkan dengan teliti baru terlihat bedanya. Mungkin di kamera dengan resolusi lebih tinggi (A7R) akan lebih terlihat perbedaannya yang lebih signifikan.

Sony A7s + FE 28mm + fisheye converter

Sony A7s + FE 28mm + fisheye converter

28mm f/2 dan telefoto converter, mengubah lensa ini menjadi fisheye 16mm

28mm f/2 dan telefoto converter, mengubah lensa ini menjadi fisheye 16mm

Saat mencoba lensa 28mm f/2 ini dengan Sony A7S, saya mendapati keseimbangannya enak, tidak berat dan autofokusnya juga cukup cepat, saya tidak menemui masalah untuk fokus subjek yang diam maupun bergerak.

Kelemahan lensa ini adalah distorsinya yang cukup tinggi (cembung) saat merekam foto dengan format RAW. Untuk JPG, kamera otomatis mengkoreksi distorsi dan vinyet. Distorsi dan vinyet juga bisa diatasi melalui editing. Sayangnya setelah dikoreksi, gambar jadi sedikit kepotong. Hal ini tentunya agak sedikit mengecewakan, tapi mungkin kalau lensanya dibuat bebas distorsi, maka ukurannya mungkin jadi lebih besar dan lebih mahal harganya.

sundakelapa-hi

Jarak fokus tidak bisa terlalu dekat, sehingga tidak begitu baik untuk foto benda-benda berukuran kecil seperti serangga, bunga atau makanan. Bokeh / blur di bagian yang tidak fokus bisa didapatkan saat mengunakan bukaan f/2, tapi menurut saya tidak begitu mulus seperti lensa lebar pada umumnya. Lensa 35mm f/1.4 Zeiss lensa yang lebih cocok untuk makanan karena focus magnification lebih besar (sekitar 1:5.5) dan blurnya lebih mulus.

Berusaha membuat bokeh di bukaan f/2. Sayangnya tidak bisa lebih dekat lagi fokusnya.

Berusaha membuat bokeh di bukaan f/2. Sayangnya tidak bisa lebih dekat lagi fokusnya.

Bagi fotografer pengguna Sony A7, mungkin akan mempertimbangkan lensa Sony FE lainnya seperti Sony Zeiss FE 35mm f/2.8 dan FE 35mm f/1.4.

Sony Zeiss 35mm f/2.8 ukurannya lebih kecil, tapi bukaannya lebih besar yaitu f/2.8. Ketajamannya sedikit lebih tinggi daripada 28mm f/2. Sedangkan Sony FE 35mm f/1.4, ukuran fisiknya jauh lebih besar dan berat, ada cincin aperture yang bisa diatur supaya mulus saat mengganti aperture, sepertinya 35mm f/1.4 lebih cocok untuk fotografer pro yang juga suka merekam video.

Kesimpulannya,  Setiap lensa pasti ada sifat-sifatnya sendiri. Lensa ini ideal bagi pengguna seri kamera Sony A7 yang menyukai lensa ringkas dan perspektif lensa 28mm terutama untuk street photography atau dokumentasi, dan menurut saya value-nya bagus dari segi harga, ukuran, ketajaman, built quality dan mekanik autofokusnya.

sony-fe-28mm-f2-review

Kelebihan

  • Ketajaman tinggi terutama di f/2.8-f/5.6 di daerah tengah foto
  • Kecepatan autofokus tinggi dan tidak berisik
  • Bukaan relatif besar (f/2)
  • Ukuran yang relatif ringkas. Panjangnya hanya 6.4 cm, filter 49 mm
  • Berat relatif ringan (200 gram)
  • Tersedia opsional wide converter (21mm) dan fisheye converter (16mm)

Kekurangan

  • Distorsi cukup tinggi (bisa dikoreksi dengan software/foto JPG)
  • Jarak fokus minimum 29 cm tidak begitu dekat (Perbesaran 1:7.7)
  • Bagian yang tidak fokus (bokeh) tidak begitu mulus
  • Bagian tepi tidak begitu tajam di semua bukaan.

Baca juga shooting report Sony FE 28mm f/2 dengan kamera Sony A7 mk II di Kamboja

———
Baru dibuka kursus online jarak jauh Infofotografi. Masih dengan harga promo! Discount 50%

Tour dan jadwal workshop lainnya di Jakarta bisa dibaca disini.

Yuk ikuti acara kupas tuntas lensa dan test drive lensa-lensa Sony E-mount – 4 Juli 2015.
Daftar 0858 1318 3069 / infofotografi@gmail.com

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 17 comments… add one }
  • yohanes Vendi May 28, 2020, 11:35 pm

    Nice review koh…
    saya lg nyari lensa fix pendek dgn hrga minimalis, mgkn slh stunya lena ini jd pertimbangan saya..

    btw, boleh bertanya kah koh..
    saya pake Sony A7 dengan lensa fix 50mm f1,8…saya merasa kamera saya rada aneh…
    anehnya stiap motret ( neken tombol shutter ) mau speed nya tinggi suara shutternya buka tutupnya berasa lama atau telat….tp klo hasil tidak masalah sih…
    ini kenapa ya, apkh lensanya atau bodynya, atau memang sprti ini ya sony A7….

    mohon pencerahannya….

    • Enche Tjin June 17, 2020, 10:44 pm

      Sepertinya suara mekaniknya karena body Sony A7 nya, A7R ngomong2 suara dan jedanya lebih lama lagi. Sony A7 II mendingan dan A7III atau lebih baru lebih cepat.

  • zizu February 7, 2019, 5:49 pm

    Om Enche, kalo pakai wide converter 21 mm ini apa bisa dipasangi holder buat filter? Terima kasih sebelumnya

  • Vinita April 14, 2016, 2:01 pm

    Nice review Pak.

    Saya pengguna Sony A7 dg lensa FE 55mm/1.8 & zoom lense bawaan. Saya sedang mempertimbangkan membeli lensa FE 28mm/2 vs FE 35mm/2.8 vs FE 35mm/1.4 untuk keperluan foto pemandangan alam. Boleh minta pendapat pak? Thanks

  • Choirul February 15, 2016, 2:03 pm

    Om, kalau Sony A6000 pake fe 28 mm F2 dan converternya ini cocok gak? ada saran untuk penggantinya? makasih

  • Samsul October 12, 2015, 10:13 am

    Ko enche mau tanya
    Mirroles type brapa yg cocok dipake buat harian n travelling kualitas gambar ok…makasih

  • orisya May 27, 2015, 10:44 pm

    om Enche, kalau di bandingkan lensa budget fisheye samyang/rokinon 12mm f2.8 sama fisheye converter-nya 28mm ini bagaimana? sedang mempertimbangkan beli 28mm ini karena ada converter-nya 😀

    • Enche Tjin May 27, 2015, 11:14 pm

      Converter selalu menurunkan kualitas gambar. Menurut saya, kalau memang ngincar fisheyenya, lebih baik beli lensa yang memang fisheye. Tapi sebaliknya, kalau suka sudut pandang lensa 28mm, dan kadang-kadang butuh fisheye, baru beli 28mm dan fisheye converter-nya.

      • orisya June 27, 2015, 9:39 pm

        28mm saya sudah datang. its a bang for the bucks:D

        btw, ada situs lain yang menggunakan image dan tulisan dari page ini. hanya saja kualitas gambarnya menurun dan tulisannya ditranslate ke bahasa inggris dengan buruk sekali(sepertinya menggunakan google translate).
        apakah situs itu memiliki hubungan dengan situs infofotografi.com?

        berikut linknya : http://www.ariefphotography.com/2015/04/review-sony-fe-28mm-f-2-at-sony-a7s.html

        • Enche Tjin June 27, 2015, 10:33 pm

          Trims, mudah-mudahan orisya suka dengan lensanya.

          Saya tidak kenal dengan pengelola situs tersebut, trims untuk pemberitahuannya, saya sudah e-mail pengelola situs tersebut.

  • Angga March 31, 2015, 11:27 am

    Nice Reviewnya Pak 🙂
    Mungkin agak melenceng dari topik Pak. Seperti yg Bapak uraikan bahwa untuk JPG, kamera otomatis mengkoreksi distorsi dan vinyet. Apakah saya hanya perlu menggunakan .jpg utk hasil yg baik/raw saja baru diedit. Soalnya saya diberitahu temen saya kalau moto yg bagus pake .raw. Terima kasih.

    • Enche Tjin March 31, 2015, 11:42 am

      Kalau pakai RAW bisa diperbaiki juga. Coba baca artikel ini.

    • orisya May 27, 2015, 9:41 pm

      kamera otomatis mengkoreksi apabila menggunakan JPEG. kalau pakai RAW dan di proses dengan software editing spt lightroom, ada koreksi menggunakan profil lensa.

      JPG dan RAW itu bedanya, RAW tidak di kompres, bukan berarti lebih bagus, tapi kebutuhannya adalah seluruh data yang ada saat pengambilan gambar ada untuk kebebasan diedit kembali menggunakan software editing. kalau output pengambilan gambar hanya sekedar sharing di socmed, JPG saja sudah cukup. CMIIW

Leave a Comment