≡ Menu

Kamera compact dan prosumer terbaik 2015

Secara umum, pasar kamera compact jatuh tajam dari beberapa tahun lalu, tapi pasar kamera compact canggih / premium masih cukup bagus. Di tahun 2015 ini saya mencatat cukup banyak kamera di kategori ini. Rata-rata bagus-bagus dan unik-unik fiturnya.

sony-rx100-iv-kamera-terbaik

Sony RX100 IV – Harga Rp 14.000.000

Kamera compact yang terbaik bisa dikantongi masih diduduki oleh seri Sony RX100 yang tahun ini adalah versi ke-4. Seri ke IV ini memiliki banyak persamaan dengan seri sebelumnya (III) karena mengunakan sensor berjenis 1 inci, dan lensa ekuivalen 24-70mm f/1.8-2.8. Perbedaan utama seri IV ini adalah kamera ini juga dapat merekam video dengan kualitas 4K dan slow motion.

Jika fitur video tidak pernah digunakan, maka Sony RX100 III (Sekitar Rp 9 juta) merupakan pilihan yang lebih hemat tanpa harus mengorbankan kualitas gambar. Baca review kamera RX100 IV oleh saya, dan Iesan.

Ketersediaan: RX100 III dan IV sudah tersedia di pasar Indonesia. Jika berminat boleh kami hub 0858 1318 3069

Canon G3X – Harga Rp 10.240.000

Kelebihan utama dari kamera ini adalah kualitas lensanya yang bisa zoom dari lebar (ekuivalen 24mm sampai 600mm). 24mm bagus untuk foto pemandangan yang luas atau arsitektur, dan 600mm bisa untuk motret objek yang jauh seperti burung Ukuran kamera dan lensa masih termasuk ringkas dibanding kamera DSLR (740 gram total dengan baterai).

Kualitas gambarnya lebih bagus dibandingkan sebagian besar kamera compact dan prosumer berkat sensor 1 inci. Kelemahan utama kamera ini yaitu tidak memiliki jendela bidik di kamera. Jendela bidik opsional bisa dibeli dan dipasang di atas kamera.

Kelemahan lainnya yaitu kecepatan autofokus saat posisi lensa di zoom atau saat di kondisi gelap/kurang kontras lambat, tidak cocok untuk subjek bergerak. Kapasitas baterai rata-rata cukup sekitar 300 foto saja. jadi jika memotret seharian, perlu membawa baterai tambahan.

Menurut saya kamera ini sangat cocok untuk fotografer yang ingin membawa satu kamera saja untuk kebutuhan travel. Kualitas gambar yang dihasilkan cukup baik, tapi jika ingin yang lebih baik, maka perlu membawa kamera dengan sensor lebih besar dan beberapa lensa, yang totalnya bisa 6-10 kg.

Ketersediaan: Sudah tersedia di pasar Indonesia. Jika berminat boleh kami hub 0858 1318 3069

Tahun ini kita juga kedatangan kamera yang cukup unik karena memiliki sensor kamera yang besar dan lensa yang khas. Kamera-kamera tersebut antara lain:

leica-q-vs-sony-rx1r-ii

Kiri: Sony RX1R II, Kanan: Leica Q

Sony RX1R II – Harga US$ 3300 – 40 juta-an

RX1R II memiliki banyak kesamaan dengan Sony A7R II yang saya tahbiskan sebagai kamera terbaik tahun 2015. Sensor gambar di kamera ini berjenis full frame, dengan resolusi 42.4 MP. ISO tingginya bagus, Autofokus cepat dan punya jendela bidik yang relatif besar untuk ukuran kamera compact.

Kamera ini juga dilengkapi dengan lensa Zeiss 35mm f/2 yang dirancang khusus untuk memaksimalkan ketajaman. Selain itu punya fitur unik yaitu ada pengendali moire yang bisa dihidupkan dan dimatikan. Kelemahannya baterainya kecil dan kapasitasnya hanya cukup untuk memotret sekitar 200 foto.

Ketersediaan: Belum tersedia

Leica Q 116 – Harga US$ 4250 –

Leica Q unik karena memiliki sensor full frame dengan resolusi 24MP dan lensa Leica 28mm f/1.7 yang lebih lebar dan terang daripada Sony RX1R II. Jarak fokal ini populer di kalangan street photographer/pewarta foto. Kamera ini memiliki kendali taktis yang bagus seperti dapat mengatur bukaan langsung di lensa, dan punya roda khusus untuk mengatur shutter speed. Leica Q juga unggul di kecepatan shutter speed (elektronik) maksimum yang mencapai 1/16000 detik. Saya dan mas Erwin kebetulan ikut menghadiri launching Leica Q.

Ketersediaan: Sudah tersedia di pasar Indonesia di Leica Store Indonesia – Plaza Senayan Jakarta Pusat

sigma-dp0

Sigma DP0 Quattro – Harga US$ 999 – Rp 14.000.000

Sigma DP0 Quattro adalah kamera compact yang cukup aneh, kita bisa merasakan hal ini hanya dari melihat bentuknya yang seperti pesawat di film science fiction. Kamera Sigma DP0 Quattro ini unik karena memiliki arsitektur sensor gambar multi lapis yang dinamakan Foveon. Arsitektur sensor gambar ini berlapis tiga, masing-masing sensitif terhadap warna tertentu.

Hasil gambar dari kamera ini tajam di tingkat pixel dan warna yang didapatkan terlihat lebih menarik dan artistik. Kamera ini memiliki ukuran sensor APS-C. Selain kamera, lensanya juga unik yaitu 14mm f/4 atau ekuivalen dengan 21mm di FF.

Lensa ini tergolong kategori ultra lebar. Cocok untuk foto arsitektur dan pemandangan. Selain lebar, lensa ini memiliki keunggulan distorsi/kecembungannya sangat kecil dan tajamnya merata dari tengah sampai ujung gambar.

Foto dibuat dengan Sigma DP0 Quattro

Foto dibuat dengan Sigma DP0 Quattro

Kelemahannya yaitu di ISO 400 noise sudah mulai banyak. Selain itu kecepatan operasi, baca tulis kamera ini relatif lambat, kapasitas baterai sangat minim (cukup sekitar 100 foto per charge saja). Software pengolah foto RAW-nya juga tidak banyak, Sayangnya software Adobe tidak mendukungnya sedangkan jika mengandalkan software bawaan Sigma meskipun cukup bagus, tapi sangat pelan.

Ketersediaan: Belum tersedia

Kamera yang terbaik dari terbaik

Yang mana yang perlu dibeli? Kalau saya sih pinginnya punya semua kamera diatas ha ha ha. Alasannya karena fungsinya lain-lain. Kalau sekedar jalan-jalan singkat dalam kota dan sehari-hari saya senangnya pakai Sony RX100 IV, karena sangat compact.

Kalau tujuannya memotret objek yang jauh tapi tidak mau bawa peralatan kamera dan lensa panjang. Bisa juga misalnya naik gunung yang perlu hiking jauh Canon G3X cocok.

Bagi yang ingin cetak ukuran foto yang sangat besar (panjang 60 cm – 1 meter), untuk foto-foto jalan-jalan dan lifestyle tanpa mau bawa kamera dan berbagai lensa, Sony RX1R mantap. Cuma sebelum membeli RX1R, harus coba-coba dulu, apakah terbiasa dengan jarak fokal 35mm yang agak tanggung; tidak lebar juga tidak tele.

Leica Q saya sarankan untuk yang menyukai street photography.

Sigma DP0 Quattro saya sarankan hanya untuk yang khusus suka landscape, misalnya foto air terjun, jelajah hutan, cityscape, urban landscape, arsitektur. Kamera ini sangat unik dan butuh ditangani  secara khusus, cocoknya hanya untuk fotografer yang ekstra sabar dan rajin mengunakan tripod.

—-

Sudah punya kamera? Atau masih bingung? Ikuti kupas tuntas kamera DSLR dan mirrorless.

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 8 comments… add one }
  • hendripova August 14, 2017, 8:57 pm

    kalo punya budget 9jt, milih sony RX100 iii ato panasonic LX10 ya??
    sy menyukai street ato traveling photography

    • Enche Tjin August 14, 2017, 10:14 pm

      Panasonic LX10 lebih baik (ada touchscreen, rekam video 4K, bukaan lensa lebih besar, dll).

  • Jusef January 14, 2016, 11:29 pm

    Saya jd tertarik sama Sigma DPO Quattro…unik liat hasilnya , jd penasaran dipake foto landscape lain bakal seperti apa…kalo u/ night photography kurang bagus tp ya om & kapan tersedia kira2 nih om…bisa pesan kah ?

    • Enche Tjin January 15, 2016, 10:01 am

      Kurang tau juga kapan akan tersedia di Indonesia. Saya beli di Singapura waktu itu.

  • barcode December 27, 2015, 7:30 pm

    ko, lebih baik yang mana fujifilm x30, canon G16, sama nikon P7800 ? mohon rekomendasinya ko, terima kasih

  • Ahmad December 19, 2015, 12:27 pm

    ko jika koko jadi saya pilih mana antara sony A6000 kit 16-50mm dengan Fuji x-t10 kit 16-50mm,
    makasih ko

  • aldiansyah December 19, 2015, 12:42 am

    mas, saya bingung antara RX100 IV / GX8 / LUMIX LX100, saya sudah mengenal sedikit setting2 foto, misal ISO, shutter.

    • Enche Tjin December 19, 2015, 1:19 am

      Bingungnya kenapa?

Cancel reply

Leave a Comment