≡ Menu

Postcard dari Yuanyang, Yunnan : Motret Sunrise

Saya menulis artikel ini dari Yunnan, Yuanyang. Dua tahun silam, saya bersama 10 orang peserta tour kecewa karena cuaca yang buruk berupa kabut yang sangat tebal di Yuanyang. Kabut ini membuat jarak pandang hanya sekitar 2-5 meter saja.

Tour kali ini merupakan langkah balas dendam karena saya yakin tidak mungkin kedatangan saya kali ini menghasilkan hasil yang lebih buruk dari tour sebelumnya. Untungnya, sepertinya kali ini saya berhasil karena cuaca sangat cerah, malah terlalu cerah sehingga tidak ada kabutnya. Maka itu saya becanda kepada peserta tour yang lain yang pernah ikut dua tahun silam, mungkin kita perlu kembali lagi satu atau dua tahun depan untuk mendapatkan kabut sehingga mendapatkan hasil yang lebih oke lagi. Memang, untuk mendapatkan foto landscape yang sempurna, kita perlu kembali dan kembali lagi.

duoyishu-sunrise

Kali ini, mungkin karena cuaca cerah dan memang musimnya, banyak sekali fotografer lokal yang datang ke Yuanyang, sehingga spot foto paling populer yaitu Duoyishu menjadi sangat ramai. Saat kami tiba pukul 06:30 pagi waktu setempat, kami sulit mendapatkan tempat untuk foto dengan leluasa. Barisan depan telah dipenuhi pasukan fotografer dengan tripod-tripod mereka.

Alhasil, kita harus menyempil dan bersabar. Setelah matahari terbit sekitar pukul 07.40 WIB, mulai banyak yang meninggalkan tempat dan meninggalkan saya sebuah celah bagi saya untuk mendapatkan foto dengan lebih leluasa. Tapi karena saya kebagian di bagian tangga kayu dan banyak yang lewat dan menggetarkan tripod. Maka itu saya tetap mengunakan shutter speed yang cukup tinggi yaitu 1/160 detik. Saya mengunakan bukaan f/6.3 yang saya rasa cukup karena lensa yang dipakai lensa lebar 21mm ekuivalen full frame, dan ISO 100 untuk hasil foto terbaik.

Saat motret di spot sejuta umat, yang penting adalah sabar menanti kesempatan dan memotret dengan teknik settingan dan komposisi yang baik. Saya dan rombongan yang berjumlah 12 orang kali ini, akan tiba di tanah air kembali hari Sabtu, tanggal 12 Maret, dan langsung saya akan mengajar kursus kilat dasar fotografi dan lighting di hari yang sama. Jika berminat mengikuti kursus atau tour silahkan hubungi 0858 1318 3069 / infofotografi@gmail.com.

Berhubungan dengan artikel ini: Postcard dari Yunnan, refleksi sawah terasing.

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 6 comments… add one }
  • Herry Yudhistira March 10, 2016, 5:59 pm

    Mas saya mau tanya untuk flash external lebih baik pake baterai alkaline yg sekali pakai atau yg charger seperti eneelop,dan saya pernah dengar kalo pake yg charger bisa merusak flash,bener ga itu mas.
    Terimakasih

    • Enche Tjin March 10, 2016, 9:16 pm

      Gak sih, saran saya yang bisa rechargeable kalau sering digunakan, karena jatuhnya lebih hemat dan kapasitas lebih baik.

  • rfi March 9, 2016, 8:23 pm

    mau nanya dong saya mau beli sony a7 ii ,nah saya bingung dengan pilihan lensanya ada carl zeiss 35 mm f 2,8 dan 55 mm f 1,8,kira2 yang bagus untuk saya suka jalan2 dan suka memfoto orang di cafe pada saat siang hari dan suka foto yang tajam,bagusan mana ya diantara 2 lensa itu? saya pernah memakai yang 35mm f 2,8 di a6000 hasil memuaskan hanya terlalu crop,tapi saya penasaran dengan f 1,8 tapi tidak mau menyesal untuk salah memilih

    • Erwin Mulyadi March 10, 2016, 3:43 pm

      Kombinasi fokal lensa 55mm dengan bodi/sensor full frame seperti A7 termasuk ideal, walau lensa 35mm juga patut diperhitungkan. Bedanya 55mm lebih tele dan lebih bokeh (cocok untuk potret juga), sedangkan 35mm lebih untuk general purpose lens.

Cancel reply

Leave a Comment