≡ Menu

Memahami Cara Kerja Filter Warna Dalam Foto Digital Hitam dan Putih

Membuat foto dalam Hitam dan Putih adalah cara yang sangat kreatif untuk lebih memahami seni fotografi, dan membantu kita melihat tidak hanya gambar, tapi dunia di sekitar kita dalam nuansa baru. Namun dalam digital fotografi tidak sama seperti memotret dengan film Hitam dan Putih atau memotret dengan menggunakan kamera digital Hitam dan Putih khusus, seperti kamera Leica M Monochrom. Semua gambar dalam dunia fotografi digital awalnya akan merekam dalam warna dan kemudian dirubah menjadi hitam dan putih melalui trik software atau filter digital apabila ingin di konversi ke foto Hitam dan Putih.

filter #01Dalam fotografi digital, jangan sekali-kali menempatkan filter warna/fisik didepan lensa kita. Kecuali kita menggunakan kamera digital hitam dan putih seperti Leica M Monochrom. Dengan menempatkan filter fisik didepan lensa kita malah akan mengurangi/menghalangi cahaya yang menuju sensor, juga mengurangi kemampuan interpolasi bayer untuk mendapatkan resolusi yang bagus. Terlebih lagi, jika kita memilih mengatur koreksi warna kamera pada auto Wite Balance, WB pada kamera kita akan selalu melakukan dan memaksa warna apa pun yang kita ingin coba koreksi, yang hasilnya malah mengurangi efektivitas dari apa yang kita coba harapkan.

Monochrome and Color Sensors 01

Sebaliknya, dalam fotografi digital kita dapat melakukan penyaringan warna ini dengan “in camera B&W color filter ” (tidak semua kamera memiliki), atau pada saat pos-processing, kita dapat menggunakan “channel mixer”, atau dapat menggunakan “keseimbangan warna” atau “kurva” atau alat-alat lain pada saluran warna individu untuk mengubah warna menjadi seimbang sebelum mengkonversi nya menjadi foto hitam dan putih. Cara ini memiliki efek yang sama, tapi lebih fleksibel dan murah

filter fisik

Oke, jadi apa yang perlu diketahui untuk menghindari kesalahan terkait dengan proses konversi sehingga menghasilkan gambar B&W yang terbaik? Untuk foto film B&W jelas materinya adalah film B&W itu sendiri dimana emulsi film nya terdiri dari hanya satu lapisan kristal perak (film warna mempunyai 3 lapisan kristal perak) yang sensitif terhadap cahaya dan mempengaruhi film dengan cara yang berbeda tergantung pada panjang gelombang warna, dari cahaya yang masuk. Sedang pada digital foto materinya adalah sensor digital (CMOS/CCD) dengan proses fotosintesis melalui penyaringan interpolasi warna melaui filter Byer (filter pemisahan warna RGB).

Jadi syaratnya kita terlebih dahulu harus mengumpulkan data warna selengkap mungkin kedalam file RAW sebagai bahan awalan untuk mencapai konversi gambar B&W dengan kualitas baik, tahap selanjutnya melakukan konversi data warna ke B&W melalu pos-processing di Lightroom atau yang lainnya. Dengan kata lain konversi foto ke Hitam dan Putih yang baik harus dihasilkan dari foto berwarna yang baik dan sempurna pula, jadi salah bila ada anggapan foto berwarna yang kurang baik akan menjadi baik bila kita konversikan ke Hitam dan Putih

Dengan mengambil ide dasar dari penggunaan filter fisik ini dan menerapkan nya pada fotografi digital kita dapat melihat bagaimana perubahan foto Hitam dan Putih yang kita konversi pada proses post-processing. Di Lightroom dapat meniru efek dari filter warna ketika kita telah mengkonversi gambar ke Hitam dan Putih. Tetapi proses nya tidak sepenuhnya sama benar dengan proses penggunaan filter fisik didepan lensa kita pada pemotretan dengan menggunakan film Hitam dan Putih, tapi pendekatan itu cukup layak untuk mendapatkan hasil yang memadai. Kuncinya adalah mengetahui filter yang mana yang tepat untuk digunakan agar mendapatkan tone Hitam dan Putih yang pas pada foto Hitam dan Putih kita.

Misalnya, diagram ini menggambarkan prinsip dasar di balik filter warna merah:

convers

Fakta bahwa bila nuansa warna merah difilter masuk melalui lensa kamera, light meter kamera kemudian akan menyesuaikan sendiri. Pada dasarnya bila mengekspos dengan filter warna merah hasil gambar hitam dan putih pada warna asli, biru, dan hijau cenderung menjadi gelap.

Foto dari bapak ini bagi saya akan lebih baik di tampilkan dalam warna Hitam dan Putih, tetapi untuk memilih nuansa yang tepat bagi foto ini, kita penting sekali untuk mengetahui bagaimana setiap jenis filter warna akan mempengaruhi hasil nya. Misal sebuah filter hijau akan membuat Hijau dan Jingga lebih normal (kenyataanya warna hijau dan jingga spektrum warna nya nyaris sama) sementara warna biru dan turunannya akan gelap, karena mereka agak berlawanan pada roda warna. Sebuah filter biru akan meringankan rona kebiruan seperti warna batu-batuan, langit dan daerah gelap di daun namun cendrung menggelapkan semua warna, meskipun mungkin agak terlalu banyak.

filter #07 color

Gambar yang sama seperti diatas tetapi telah dikonversi ke Hitam dan Putih, dan diterapkan dengan menggunakan lima filter preset Hitam dan Putih berbeda dalam Lightroom:

bw convers

Untuk foto ini saya memilih filter kuning untuk membuat gambar akhir karena mengekspos warna kulit lebih natural dan sementara warna-warna yang lain cukup seimbang:

info 01 frm

Lightroom tidak benar-benar menempatkan filter warna di atas gambar kita, tetapi menggunakan trik digital untuk mendekati efek yang sama. Hal ini dilakukan dengan mengubah nilai-nilai berbagai parameter dalam Mengembangkan modul saat preset diterapkan. Setelah memilih preset Filter Hitam dan Putih kita dapat melihat bagaimana berbagai nilai warna berubah dengan menggunakan panel B&W dalam Develop Module. Perhatikan bagaimana slider mengubah berbagai pilihan Presets, seperti kuning dan biru pada contoh di bawah.

preset filter

Lightroom tidak menerapkan warna yang berbeda untuk gambar Hitam dan Putih, tapi menghitung berapa banyak masing-masing nilai warna untuk over atau under-saturate dalam meniru efek dari penempatkan jenis filter fisik yang sama pada kamera kita. Meskipun tidak cukup sama hasilnya dengan bila membidik dengan film Hitam dan Putih asli, tetapi salah satu keuntungan yang bagus adalah bagaimana Lightroom memungkinkan kita dapat membuat nilai intensitas nya sendiri dalam Black & White Mix dengan menyesuaikan slider-slider nya. Kita dapat men-tweak salah satu Presets yang ada (misal filter kuning), dengan meningkatkan atau menurunkan berbagai slider, dan bahkan kita dapat menyimpan penyesuaian kita sebagai Presets baru yang dapat kita terapkan langsung ke gambar yang manapun nantinya

Sebagai salah satu contoh, inilah gambar anak tertidur ditaman dan diterapkan dengan filter yang berbeda dalam konversi ke foto Hitam dan Putih.

filter #05 color

Dengan menerapkan filter merah di Lightroom menghasilkan gambar di mana warna Merah dan Jingga mengalami perubahan intensitas nya dan cendrung lebih cerah, tapi warna biru (celana dan sandal) menjadi gelap karena Merah dan Biru agak berlawanan pada spektrum warna nya. Disini juga terlihat bahwa ternyata warna Jingga pada bangku besi dan warna Hijau rumput mempunya intensitas yang nyaris mirip.

plus filter merah

Sekarang lihat apa yang terjadi ketika preset filter biru diterapkan. Sama seperti filter fisik yang terpasang di depan lensa kamera, warna Biru yang terekam lebih cerah (normal) sementara semua warna yang berlawanan (Merah, Jinga, dan warna2 turunannya) menjadi sangat gelap karena sangat sedikit cahaya yang diperbolehkan untuk melewati, itulah efek yang dicoba untuk ditiru oleh Lightroom.

plus filter biru

Jadi bagaimana Anda mendapatkan gambar terekspos, dengan jumlah yang seimbang dari hitam dan putih di frame? Dalam kadaan ini saya akan menggunakan filter Hijau karena ini akan memblokir,meloloskan beberapa warna  dengan jumlah kurang lebih sama dari kedua warna Merah dan warna Biru, dan banyak pilihan-pilihan efek yang cukup berguna tersedia di Lightroom.

plus filter hijau

Seperti yang kita lihat, mendapatkan konversi Hitam dan Putih yang tepat di Lightroom tidak selalu sesederhana hanya mengklik, menggeser sebuah tombol. Ini perlu ketekunan dan kesabran serta kepekaan untuk mengetahui tidak hanya apa pilihan yang tersedia, tapi mengapa mereka berfungsi dengan cara yang mereka lakukan.

PostCard-24

Jadi sebuah foto Hitam dan Putih bukan hanya soal mengenai komposisi, kontras, dan momen, tetapi juga mengenai olah Rasa dan Kepekaan terhadap warna didalam gradasi warna abu-abu.


Ikuti kegiatan belajar fotografi atau tour Infofotografi di halaman ini.

About the author: Hendro ‘Momi’ Poernomo adalah seorang Arsitek yang menggemari fotografi dari sejak perkenalannya dengan box camera semenjak kanak-kanak. Jenis fotografi yang disukai cukup beragam, beberapa favorit nya yaitu Street Photography, Landscape, Human Interest, Travel dan kebanyakan foto B&W. Karya-karyanya bisa dilihat di Instagram.

{ 5 comments… add one }
  • Agung Prawira May 31, 2016, 7:42 pm

    Koh mau nanya, software buat edit foto yang mendukung format RAW nya fuji apa ya?? Atau ada software buat convert RAW fuji ke RAW biasa?

  • christanto May 25, 2016, 11:49 pm

    Pak Momi, tulisannya membantu sekali bagi saya yang sedang belajar fotografi. Dan wawasan saya dibukakan oleh tulisan bapak. Terima kasih.

  • Dzk May 24, 2016, 1:05 pm

    Hatur nuhun buat bacaannya, kebetulan sedang cari banyak tips buat foto BW

Cancel reply

Leave a Comment