≡ Menu

Apa ciri-ciri kamera pro di tahun 2016

Kamera digital profesional biasa diartikan sebagai kamera yang digunakan untuk mencari uang, entah untuk menjual jasa, atau untuk menjual hasil foto. Kamera pro identik dengan kamera yang besar, mahal dan menghasilkan kualitas gambar terbaik. Tapi makna istilah kamera pro saat ini sudah sedikit bergeser, karena sebagian besar kamera yang dirancang untuk fotografi amatir/hobi sudah mampu menghasilkan kualitas gambar yang sangat baik.

phase_one_xf_100mp

Phase One XF, 100MP

Banyak juga fotografer profesional yang mengunakan kamera DSLR/mirrorless pemula untuk menjual jasa dan foto.

Memang kualitas foto hasil dari kamera dan lensa pemula tidak cukup baik untuk cetak ukuran sangat besar, tapi untuk mencetak seukuran kertas majalah atau 10R sudah cukup baik.

Lantas, apa saja perbedaan-perbedaan  kamera pro jika dibandingkan dengan kamera untuk amatir/hobi saat ini?

Kualitas body

Kamera pro dibuat dengan bahan berkualitas tinggi, biasanya rangkanya dari logam seperti magnesium atau alumunium dan memiliki daya tahan yang baik di kondisi cuaca ekstrim dengan suhu dan kelembaban yang sangat tinggi atau rendah. Body kamera juga harusnya bisa tahan cipratan air (waterproof), tahan debu halus (dustproof) sehingga bisa digunakan dimana dan kapan saja.

Kinerja

Kinerja/performance kamera sangat penting bagi fotografer pro yang membutuhkan untuk menangkap momen, terutama subjek bergerak seperti fotografi satwa liar, olahraga dan human interest. Kecepatan autofokus, kecepatan foto berturut-turut menjadi sangat penting. Saat ini, 5 foto berturut-turut sudah dianggap lambat, rata-rata kecepatan foto berturut-turut mendekati angka 10 foto per detik.

Kecepatan respon kamera juga penting, misalnya kecepatan buka-tutup (startup-shutdown) kamera. Kecepatan respon kamera dalam memproses gambar. Berapa lama yang dibutuhkan kamera setelah motret untuk melihat gambar, dan sebagainya.

Kualitas layar monitor LCD dan jendela bidik

Layar monitor LCD dan jendela bidik adalah alat fotografer untuk membingkai foto, jika kualitas LCD dan monitornya jelek, misalnya kecil dan cakupannya tidak 100%, maka hasil foto akan lain dengan apa yang dilihat.

Saat memotret di kondisi gelap, apakah monitor/jendela bidik masih bagus dan jelas, atau sangat buram dan penuh bintik-bintik? Saat dipasangkan filter ND, apakah masih bisa melihat komposisi?

Jendela bidik elektronik Leica SL memiliki ukuran dan resolusi tinggi saat ini.

Jendela bidik elektronik Leica SL memiliki ukuran dan resolusi tinggi saat ini.

Lain-lain

Kamera yang memiliki dual memory card slot belakangan penting buat fotografer pro karena jika memory card yang satu gagal, masih ada back-up yang kedua. Belakangan, saya lebih sering mendengar kegagalan atau kerusakan memory card sehingga membuat foto yang disimpan juga ikut rusak.

Semakin besar megapixel kamera, kamera pro perlu memiliki kemampuan transfer cepat. Fitur seperti wifi, USB 3.0 menjadi suatu keharusan.

Dual card slot

Dual card slot

Meskipun fotografer biasanya tidak keberatan dalam membawa beberapa baterai tambahan, tapi kapasitas baterai yang tinggi lebih ideal untuk kamera pro supaya tidak perlu sering harus ganti baterai di lapangan, juga tidak harus menungguin baterai-baterai tersebut satu per satu untuk di-charge. Baterai yang besar juga dapat mendukung kinerja prosesor sehingga kinerja kamera keseluruhan bisa lebih baik.

Profesional juga membutuhkan layanan dan dukungan yang cepat apabila kameranya rusak. Beberapa merk menawarkan layanan profesional secara global, sehingga jika kameranya rusak saat di luar negeri, bisa melaporkan dan akan dipinjamkan kamera pengganti dengan cepat. Kualitas pelayanan dan kecepatan reparasi juga lebih cepat (hitungan hari dibanding minggu dan bulan).

Contoh kamera dengan spesifikasi pro: Canon 1DX, 5D, 7D, Nikon D5, D810, D500, Leica SL, Phase One XF, Panasonic GH4, dst.

Kesimpulan

Jadi, kamera pro pada dasarnya adalah kamera yang bisa digunakan di kondisi apa saja, terutama yang sulit dan menantang. Saat ini sayangnya kamera tingkat profesional masih mahal dan ukurannya besar-besar, saya melihat kecenderungan harga dan ukurannya akan semakin naik seiring dengan teknologi dan kualitasnya ditingkatkan.

Lalu, apakah kita membutuhkan kamera profesional untuk bekerja?

Tergantung dari jenis fotografi itu sendiri, jika tidak memotret di kondisi yang sulit dan menantang, kamera yang dirancang untuk amatir juga dapat digunakan. Tapi hati-hati dalam mengelola persepsi klien. Mengunakan kamera DSLR pemula dan lensa kit dengan harga dibawah Rp 5 juta untuk meliput peristiwa penting akan terlihat kurang pantas.

Membeli kamera pro untuk hobi fotografi kadang malah menjadi bumerang, karena kamera dan lensanya yang besar akan memberatkan saat jalan-jalan. Selain itu, kamera pro juga biasanya fitur dan menunya tidak sesederhana kamera pemula, sehingga diperlukan waktu lebih lama untuk menguasainya.


Punya kamera tapi ingin belajar mengoperasikannya lebih baik? Ikuti kupas tuntas kamera DSLR / Mirrorless. Infofotografi juga membuat kursus privat 1 on 1 melalui janji 0858 1318 3069 / infofotografi@gmail.com

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 13 comments… add one }
  • kayla January 14, 2017, 4:43 pm

    Om entjhe…kalau untuk fotografi produk…yang kecil2 semacam pipa cangklong dsb bagusnya pake 35mm f1.8 atao 50mm f1.8 di kamera yg apsc….makasih

    • Enche Tjin January 14, 2017, 9:09 pm

      Pipa Cangklong gak terlalu kecil, 35mm f/1.8 OSS cukup.

  • Wira December 22, 2016, 6:22 pm

    Om, mau tanya, aku kan mau upgrade ke full frame, bukan untuk professional sih, karena aku sering travel, aku bingung antara 6D dengan Sony A7ii? Kalau Canon kan langsung dapet 24-105, kalau sony yg 28-70 aku pengennya cuma 1 lensa aja biar ga berat” (aku jarang pake lensa tele), menurut om lebih bagus ambil canon 6d kit apa sony a7ii kit? Aku ragu ama kualitas lensa kit sony, apa beli body only dan beli lensa 24-70 zeiss itu? Bingung om, mohon dijawab antara body, lensa yg cocok buat saya om.
    Terimakasih

    • Enche Tjin December 22, 2016, 6:58 pm

      Kalau Sony bagusan 24-70mm f/4. Keuntungannya lebih kecil dan ringan daripada yang versi Canon meski zoom lebih pendek.

      • Wira December 23, 2016, 6:39 pm

        Dan kualitas gambar lebih bagus Sony om?

  • komar July 31, 2016, 9:21 pm

    tq sharenya Ko

  • komar July 31, 2016, 9:14 pm

    thx responsenya Ko. kemudian lebih baik mana, menggunakan af-c atau af-a arau bahkan apakah menggunakan af-s. soalnya kadang pakai af-a kadang fokus kamera ngga sejalan dgn keinginan kita…..

    • Anonim August 1, 2016, 7:53 pm

      Saya bantu jawab ya pak, autofokus menurut saya yang terbaik itu af-s (single shoot) dengan titik fokus tengah dan tombol auto fokusnya pindah ke af on di bagian belakang body dan matikan auto fokus setengah tombol shutter. Kecuali anda menggunakan nikon d4 atau canon 1dx yang auto fokusnya notabene cepat dan akurat untuk af-c atau af-a.

      • komar August 3, 2016, 8:26 am

        thx a lot buat sarannya Pak/Bu Anonim. untuk mode af-s, apakah titik fokusnya ditengah atau terus mengganti titik fokus dngan menyesuaikan komposisi?

        • Anonim August 3, 2016, 12:47 pm

          Hanya aktifkan yang di tengah pak, karna biasanya titik fokus tengah yang paling akurat. Untuk foto event atau orang yang sedang bergerak lebih baik utamakan titik fokus yang tepat dari pada komposisi. Karna komposisi masih bisa di atur dengan cara croping di photosop.

          • komar August 3, 2016, 9:26 pm

            Ohh i see. oke, saya coba2 nanti. terima kasih Pak/Bu anonim.

  • Komar July 30, 2016, 8:18 pm

    Pengalaman ko Enche, speed fps brp standar yang dibutuhkan untuk fotografi event?

    • Enche Tjin July 30, 2016, 11:13 pm

      Pengalaman saya 7 fps amannya.

Leave a Comment