≡ Menu

Penurunan penjualan kamera digital, kapan akan berakhir?

Pengapalan kamera digital makin menurun dari tahun ke tahun, dari puncaknya tahun 2010 (121.5 juta kamera) menjadi hanya 35.4 juta saja di tahun 2015 yang lalu. Di tahun 2016 ini, sepertinya juga akan lebih sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Apakah kamera ponsel mempengaruhi penjualan kamera digital? Kalau dilihat dari tabel dibawah, jawabannya iya. Tabel tersebut menunjukkan realitas kamera digital yang dari tahun ke tahun terus menurun. Warna biru dalam tabel mewakili jumlah pengapalan kamera digital yang tidak dapat berganti lensa (sebagian besar compact/pocket camera) dan warna merah mewakili kamera yang dapat berganti lensa seperti kamera DSLR dan mirrorless.

camera-sales-drop-graph

Alasan utama penurunan penjualan kamera adalah karena kamera ponsel sejak tahun 2010 mengalami peningkatan kualitas yang signifikan. Di tahun 2011, Apple meluncurkan iPhone 4, yang memiliki resolusi 8 MP dan mulai terasa cukup untuk digunakan sehari-hari.

Saat kamera compact/pocket mulai menurun tajam di tahun 2012, kamera yang dapat berganti lensa, masih cukup banyak peminatnya. Kemungkinan karena kualitas kamera ponsel masih buruk di kondisi cahaya yang gelap. Tapi mulai dari tahun 2014, kamera yang berganti lensa mulai mengalami penurunan tapi tidak sedramatis kamera compact.

Hal itu mungkin disebabkan oleh di tahun 2016, iPhone meluncurkan iPhone 6, dan mulai menlancarkan kampanye iklan dengan mencetak foto dengan seukuran billboard. Kampanye cerdas ini membuka mata banyak orang bahwa kamera iPhone sudah cukup bagus untuk jalan-jalan. Sebelumnya, masyarakat awam banyak yang berpikir harus menenteng kamera digital besar seperti dSLR untuk memperoleh gambar yang bagus.

Kedepannya, kamera digital yang kualitasnya tanggung akan makin tergerus penjualannya karena kamera ponsel sudah cukup baik atau bahkan lebih baik dan praktis penggunaannya.

Untuk menyikapi penurunan penjualan kamera sebenarnya perusahaan pembuat kamera sudah bereaksi untuk menghadapinya. Tapi reaksi dari setiap perusahan kamera beragam, diantaranya :

  • Membuat kamera digital yang lebih canggih, dan inovatif, terutama dalam bentuk kamera mirrorless yang bentuknya sebagian besar lebih kecil. Contohnya Sony RX100, Canon G7X, Panasonic LX100 dsb. Karena kualitas lebih tinggi, harga kamera juga cenderung naik, dari sekitar Rp 2 jutaan kini beberapa sudah menembus Rp 10 juta per kamera.
  • Membidik pasar Profesional dan enthusiasts. Sebagian besar kamera yang diluncurkan satu-dua tahun terakhir ini dipenuhi oleh kamera-kamera DSLR dan mirrorless profesional seperti Nikon D5/D500, Leica SL, Canon 5D mk IV, Fuji XT2, Sony A99 II dan sebagainya. Harga yang naik ini menguntungkan untuk perusahaan karena profit margin-nya lebih tinggi. Pembeli juga senang karena mendapatkan fitur-fitur mutakhir.
  • Ada perusahaan yang melakukan efisiensi dengan memangkas biaya misalnya sebagian besar produksi kamera dan lensa dipindahkan dari Jepang ke negara-negara Asia lain yang biaya produksinya lebih murah seperti Cina, Thailand dan Vietnam. Dampak dari efisiensi ini adalah kualitas kontrol yang kurang baik, dan pemecatan membuat perusahaan semakin kecil dan lemah.
  • Beberapa perusahaan lain meningkatkan fokus untuk mengembangkan kamera ponsel, contohnya Leica bekerjasama dengan Huawei dalam mengembangkan modul kamera dan lensa untuk ponsel Huawei P9. Zeiss mengembangkan lensa aksesoris “Exo lens” yang dapat dipasang di kamera ponsel untuk mendapatkan sudut pandang berbeda. Setahun yang lalu, perusahaan raksasa asal Korea, Samsung mengabaikan sistem kamera mirrorless Samsung NX dan berkonsentrasi mengembangkan kamera ponselnya.

Sampai saat ini, perusahaan pembuat kamera digital masih mencari-cari cara yang terbaik untuk membuat kamera digital (pocket, compact, DSLR) populer lagi, tapi sayangnya sampai saat ini, belum ditemukan inovasi yang dapat mendongkrak penjualan kamera lagi.

Menurut perkiraan saya, kamera digital jenis compact akan terus menurun, dan juga kamera yang dapat berganti lensa. Tapi kamera yang berganti lensa akan stabil di tahun 2018 dan kemudian mulai meningkat perlahan di tahun-tahun berikutnya. Hal ini dikarenakan fotografer profesional dan penghobi fotografi serius tetap akan membutuhkan kamera canggih yang dapat handal digunakan dalam berbagai kondisi dan situasi.


Ikuti acara dan kegiatan Infofotografi. Periksa jadwalnya di halaman ini.

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 11 comments… add one }
  • Mike November 28, 2016, 10:23 pm

    Ko mohon sarannya
    untuk kamera yang bisa enjoy di ajak untuk menganbil foto dan video, pilih kamera type canon 80D atau nikon D7200 kit 18-105mm?

  • johanes October 25, 2016, 1:09 am

    Ko, tolong dong buat ulasan tentang mirrorless Xiao Mi (Yi M1) kelihatannya bakal mendongkrak kelas menengah.

  • Surya October 20, 2016, 10:35 am

    Ada nggak kamera dslr yang bisa nyambung ke smartphone, melalui aplikasi android.. karema dslr yang kecil namun bisa d seting dr smartphoen android.. jd.. ckp beli smartphone murah, pasang tripod dan kamera. Seting dan shot lewat android… kl ada banyak yang minat unt membeli prangkatnya..

    • Enche Tjin October 20, 2016, 11:37 am

      Mestinya sudah ada, misalnya Nikon D3400 punya teknologi snapbridge yang dapat menghubungkan ponsel dengan kamera terus menerus dan hemat energi.

  • Nuzul October 19, 2016, 3:54 am

    ko enche maaf mohon ijin saran dari ko enche…!!???
    ko enche saya pake kamera mirrorless sony a5000 dan sekarang saya punya dana 10juta!! Saya bingung ko enche mau upgrade kamera sony a6000 plus lensa fix 50mm f1.8 atau saya pake dana itu buat beli lensa sony 18-105mm f4 sama lensa fix 50mm tapi tetep pake body sony a5000???!!
    Mohon pencerahannya ko enche!!???

    • Enche Tjin October 19, 2016, 5:33 am

      Kamera Sony A5000 banyak kekurangan, terutama di kecepatan autofokus dan tidak bisa pasang flash external. Kalau motretnya kebanyakan subjek gak bergerak dan gak butuh flash seperti pemandangan, traveling dan portrait, mungkin lebih baik utamakan lensa dulu.

      • Nuzul October 19, 2016, 5:52 am

        Maksih ko enche jadi lebih baik utamakan lensa yhaa ko!!!
        Iya ko enche auto fokusnya lambat ko makanya saya mau upgrade ke a6000 tapi bingung itu tadi upgrade ke kamera atau lensa dulu

  • Albert Tan October 18, 2016, 5:45 pm

    Hi ko enche tjin, Mohon Saran nya ko. Saya berniat membeli kamera FF Sony A7ii untuk travelling Dan foto2 pemandangan sekaligus buat belajar tentang fotografi ko. Lensa Sony yg mana lbh cocok ya ko ? Lensa CZ Fe 55mm atau CZ Fe 24-70mm f4 ya ko ? Atas jawabannya Saya ucapkan terima kasih ko.

    • Enche Tjin October 19, 2016, 5:31 am

      Untuk traveling dan belajar lebih baik 24-70mm karena bisa zoom cukup lebar yang berguna sekali untuk foto pemandangan.

Leave a Comment