≡ Menu

Tips foto portrait model di musim hujan

Pernah mau motret lalu hujan? Meski jarang, saya pernah mengalaminya, seperti saat mengajar cara motret portrait dan flash di luar ruangan pertengahan bulan Maret 2018 yang lalu. Hujan bisa jadi berkah karena pengunjung-pengunjung di tempat wisata biasanya bubar dengan sendirinya hehe.

Jika hujan terlalu deras, sebaiknya menunggu sampai hujan reda, biasanya setelah hujan berhenti, suasana menjadi lebih segar terutama jika kita memotret di lingkungan yang penuh pepohonan seperti di kawasan hutan bakau ini.

Jika hujan tidak reda-reda, payung jadi props, sekaligus melindungi model dari hujan, lebih ideal lagi jika payungnya berwarna cerah seperti merah.

ISO 400, f/1.4, 1/80 detik - Leica SL, Leica SL 50mm f/1.4

Namanya juga fotografer, tentunya yang penting adalah melihat kualitas dan arah cahaya. Saat mendung, tidak ada sinar matahari langsung (direct light), jadi sifat cahayanya lembut, bagus untuk portrait yang sifatnya untuk menonjolkan kecantikan/beauty. Arah juga penting, jika model tidak menghadap ke cahaya, maka wajahnya akan gelap. Berkomunikasi dan mengarahkan model terutama yang kurang pengalaman akan jauh meningkatkan kualitas foto.

Fotografer pemula yang mengunakan lensa bukaan besar seperti f/1.8 atau f/1.4 biasanya meremehkan latar belakang, yang terpikir adalah toh, latar belakangnya juga akan blur. Anggapan tersebut menurut saya kurang tepat, meski latar belakang blur karena bukaan lensa besar, tapi kita tetap harus memperhatikan sampai ke ujung-ujung frame supaya tidak ada yang mengganggu perhatian  dari modelnya.

ISO 400, f/1.6, 1/100 detik, Leica SL dan SL 50mm f/1.4

Memang, tidak ada batasan harus mengunakan lensa tertentu untuk portrait, tapi ada beberapa lensa rekomendasi saya lensa dengan focal length ekuivalen 50mm untuk foto model kurang lebih 2/3 body dan juga untuk menangkap latar belakangnya supaya terlihat luas. Idealnya yang berbukaan besar (f/1.4, f/1.8).

Lensa yang lebih panjang seperti 85mm juga populer, terutama untuk foto setengah badan, dan lensa 100 atau 135mm untuk foto close-up kepala dan bahu. Untuk lensa tele seperti ini, latar belakang biasanya akan sangat blur dan agak sempit, jadinya lokasi foto tidak akan terlihat jelas, hanya warna dan bulet-bulet/bokeh saja.

Lensa yang lebih lebar dari 50mm, tidak begitu dianjurkan untuk portrait, karena wajah bisa cenderung jadi agak cembung dan tidak proporsional, juga latar belakang akan luas sekali sehingga sulit dikendalikan. Lensa yang sangat lebar seperti 28mm dan 35mm cocok untuk travel portrait, jika fotografernya ingin menunjukkan dimana subjek tersebut berada.

ISO 400, f/1.4, 1/100 detik, Leica SL dan SL 50mm f/1.4

Jika ingin praktis, tentunya lensa zoom 70-200mm biasanya merupakan lensa favorit fotografer portrait, terutama yang berbukaan besar f/2.8 sehingga mudah membuat latar belakang blur, memisahkan subjek foto dari latar belakangnya.


Untuk mengikuti kegiatan belajar fotografi baik dasar maupun khusus/mahir, silahkan membaca jadwal dan jadwal acara kami, atau hub WA 0858 1318 3069

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 11 comments… add one }
  • agus heryanto January 4, 2019, 12:52 am

    Koh Enche, benar-benar mentor pengalaman semakin pingin belajar dunia photography…

  • rio April 3, 2018, 10:10 am

    Halo Ko Enche, maaf saya baru belajar foto pakai mirrorless fuji jadi mau tanya2 tadi kan dibilang untuk potrait lebih baik 50mm keatas usahakan jangan lensa lebih lebar dari itu, kalau saya pakai 35mm 1.4 fujinon berarti kurang cocok ya ko? karena 56 1.2 sepertinya agak jauh ko dari modelnya..
    terus mau tanya ko beda afs sama afc apa ya ko? dan elekronik shutter apakah ada kekurangan dibanding manual? kalau kelebihan kan lebih senyap dan bisa lebih cepat. terima kasih sebelumnya Ko.. 🙂

    • Enche Tjin April 3, 2018, 11:57 pm

      35mm bisa oke juga kalau 2/3 atau 1 badan, kalau yang 56mm cocok untuk setengah badan sampai close-up.

      AF-S itu autofokus untuk subjek diam, AF-C itu autofokus untuk subjek bergerak.

      Electronic shutter punya kelemahan kalau dikondisi di dalam ruangan dengan cahaya neon/fluorescent, fotonya bisa bergaris-garis (Terang gelap), juga kalau subjek foto bergerak cepat bisa distorsi/bentuknya berubah aneh.

  • Kriz March 31, 2018, 9:17 am

    Saya pengguna sony A6000 dgn lensa sony 18-105 f4 dan samyang 12mm f2, dan lg pertimbangkan utk tambah gear lensa spy bs dpt foto potrait yg bagus. Butuh saran dr ko Enche, ada tips utk bs pakai dua lensa tsb buat potrait & spy bs dpt bokeh yg bagus? atau perlu lensa khusus potrait? Dan kalau lensa khusus potrait, sebaiknya pilih yg 35mm atau 50mm? Dan rekomendasi lensanya apa dgn pertimbangan budget, nyaman dibawa travelling, bokeh yg bagus & bs dipakai utk video jg. Terima kasih

  • Riez March 20, 2018, 6:35 pm

    Pake Lensa apa ya koh ? karakternya bagus..

    • Enche Tjin March 20, 2018, 9:09 pm

      Lensa Leica SL 50mm f/1.4 Asph. Summilux.

      • Riez March 20, 2018, 11:17 pm

        Wah mantap
        F1,4 tp msh tajam ya

  • Anto March 20, 2018, 12:05 pm

    Halo ko enche..mau tanya :
    1. Foto2 portrait di atas pake apeture priority atau manual?
    2. Saya liat selalu pake iso 400, ini pake auto iso atau manual juga?
    3. Kalau motret available light kpn sebaiknya kita memotret dgn auto iso/manual? Karena saya baca artikel foto traveling ko enche dulu sering motret pake auto iso.
    Terimakasih

    • Enche Tjin March 20, 2018, 1:15 pm

      Halo Anto, untuk foto-foto diatas saya mengunakan mode manual karena cahaya saya lihat cukup konstan (gak berubah banyak), karena langit tertutup awan 95%, cahaya juga merata. ISO 400 di set di manual kali ini, kondisi cukup gelap karena mendung dan hujan.

      Iya Auto ISO saya gunakan kalau travel karena cahaya dan subjek foto berubah-ubah, lebih praktis dan cepat dengan Auto ISO. Untuk foto-foto jenis diatas kalau mau pakai Auto ISO juga bisa, namun karena saya mau lebih akurat exposurenya dan subjek kan cenderung gak bergerak dan bisa diarahkan, jadi gpp pakai manual, sambil menikmati momen memotretnya he he he.

      Sebagai info foto-foto diatas exposurenya sudah pas dari kamera, tidak perlu diterangkan atau digelapkan di editing lagi. Minimal editing menghemat waktu saya.

      • Anto March 20, 2018, 3:23 pm

        Ini pake lensa wide tp yg fix ya ko? Karena bukaannya sampe f/1.4

Cancel reply

Leave a Comment