≡ Menu

Fujifilm XF10 : Kamera pocket dengan sensor besar

Tanggal 17 Juli 2018 yang lalu, Fujifilm mengumumkan kamera compact/pocket barunya yaitu XF10. Konsep kamera compact ini tidak seperti biasa dan tidak seperti tren kamera compact lainnya yang mengandalkan lensa dengan rentang zoom besar.

Fuji XF10 mirip dengan Fuji X70 (kamera dua tahun yang lalu), punya sensor gambar APS-C, dengan lensa 18mm f/2.8 (ekuivalen 28mm di full frame). Sepertinya XF10 diplot sebagai pengganti X70 dan mendampingi seri Fuji X100 di kategori premium compact camera.

Meski memiliki sensor gambar dan lensa yang mirip dengan X70, banyak perbedaan juga antara XF10 dan X70. Beberapa perbedaan yang penting diantaranya:

  1. X70 punya hotshoe, XF10 tidak
  2. X70 punya layar LCD yang bisa ditekuk, XF10 tidak
  3. X70 dapat memotret lebih cepat (8.5 fps vs 6 fps)
  4. X70 sensornya X-Trans 16MP, XF10 Bayer dengan AA 24 MP (plus minusnya)
  5. XF10 punya koneksi bluetooth
  6. XF10 bisa merekam video sampai 4K 15fps, full HD 60 fps

Fuji X70 dengan layar LCD yang bisa di tilt.

Fuji XF10 sepertinya dirancang ulang dari awal. Terus terang, sepertinya Fuji banyak mendapatkan masukan dari pengguna Ricoh GR, sehingga Fuji XF10 terasa lebih mirip dengan Ricoh GR daripada pendahulunya Fuji X70.

Dari depan, ukuran kedua kamera terlihat sama, GR lebih panjang dan XF10 lebih tinggi

Ricoh GR punya lebih banyak tombol dan dial dibandingkan Fuji XF10 yang sepertinya lebih memprioritaskan kendali kamera dengan layar sentuh

Selain ukuran sensor dan lensa yang digunakan, XF10 punya mode Snapshot, dimana pengguna dapat memilih manual fokus dengan jarak dua meter dengan bukaan f/8 atau 5 meter dengan bukaan f/5.6. Fungsi snapshot ini unik ditemukan di Ricoh GR, meskipun tidak sama persis. Akhir tahun ini, kabarnya Ricoh GR edisi baru juga akan diumumkan, mungkin sebelum Photokina di akhir bulan September 2018.

Fuji XF10 punya beberapa fitur yang memudahkan pengguna juga misalnya:

  • Kapasitas baterai 350 shots (cukup besar untuk ukuran kamera compact).
  • Bisa di charge dengan power bank via usb port
  • Koneksi Bluetooth selalu menghubungkan kamera dengan ponsel
  • Layar touchscreen dan mudah mengubah rasio menjadi 1:1 dengan gestur sentuh
  • Bisa digital zoom ke 35mm and 50mm
  • Punya fungsi 4k focus stacking (multi focus) dan burst mode (hasil 8 MP)
  • Leaf shutter, lebih senyap dengan flash sync speed lebih cepat
  • 11 film simulation khas kamera Fuji
  • Autofocus hybrid bagus untuk tracking subjek bergerak

Fuji X100F bedanya punya hotshoe dan jendela bidik, lensanya berbeda, yaitu 23mm f/2 (ekuivalen 35mm).

Alasan utama untuk mengunakan Fuji XF10 adalah bagi yang perlu kamera compact yang bersensor besar meskipun lensanya fix, dan senang dengan film simulation ala Fuji. Jenis kamera seperti ini memang penggunanya tidak banyak karena sebagian besar akan lebih suka kamera yang bisa ganti lensa seperti Fuji X-E3. Tapi bagi yang ingin kamera yang bisa disimpan ke saku jaket, Fuji XF10 boleh dipertimbangkan.  Harga resmi di Indonesia belum ada, tapi harga di Amerika Serikat adalah US$499 (sekitar 7.2 jt dengan kurs Rp 14.000).


Mari ikuti pelatihan fotografi dan trip Infofotografi: Jadwal dan topiknya bisa dibaca di halaman ini.

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 2 comments… add one }
  • Ivan Singgih April 21, 2020, 4:25 pm

    Koh saya mau tanya mending Fujifilm xf10 atau lumix gx85 kalo untuk street photography

    • Enche Tjin April 21, 2020, 5:14 pm

      Saran saya sih GX85 dipadukan dengan lensa fix seperti leica 15mm f/1.7, panasonic lumix 20mm f/1.7 🙂 Soalnya yang Fuji gak bisa ganti lensa. Kalau memang hanya memang sukanya lensa 28mm (ekuivalen) XF10 bagus, pertimbangkan juga Ricoh GR II.

Leave a Comment