≡ Menu

Pelajaran dari beberapa Phototalk di Photokina 2018

Tahun ini, Enche dan saya berkesempatan lagi menghadiri pameran Photokina di Cologne, Jerman. Berbekal pengalaman lalu, saya pun langsung mengincar info Phototalk. Sayangnya, meskipun menghabiskan waktu 3 hari di sini, saya masih tetap harus milih-milih mau ikut yang mana.

David Noton
Sesi sharing yang berjudul “The Big Picture” ini menampilkan foto hasil karyanya dalam layar 8K super wide. Peminatnya cukup banyak sampai-sampai kami harus berdiri untuk mendengarkan sesi berdurasi 40 menit ini. Foto yang ditampilkan kebanyakan berupa foto panorama yang mengundang decak kagum seluruh pendengar tak terkecuali saya. Meskipun ditampilkan di layar super gede ini, fotonya terlihat tajam dari ujung ke ujung. Seluruh fotonya menggambarkan kesabaran, kedisiplinan dan pengetahuan teknik fotografi yang tinggi.

Beliau menerangkan bahwa usahanya untuk mendapatkan foto yang bagus biasanya harus mendatangi suatu tempat berkali-kali. Bahkan dia pernah ke tempat yang sama sampai delapan kali hanya untuk mendapatkan sebuah foto. Biasanya, pertama kali mengunjungi suatu tempat, dia tidak mengambil foto, tapi hanya melihat dan mengamati tempatnya. Hmm… kalau saya mikirnya berapa uang yang harus dikeluarkan untuk pergi ke suatu tempat sampai sebanyak itu? Salah satu foto yang saya senangi adalah sebuah foto pohon tua di musim gugur dengan suasana pagi yang berkabut. David bercerita bahwa fotonya ini diambil tak jauh dari tempat tinggalnya di Dorset. Dia sudah melewati tempat ini dan pohon ini tiap minggu selama 20-an tahun.

Dari sesi ini, saya belajar bahwa untuk mendapatkan foto yang bagus bukanlah semata-mata hanya faktor keberuntungan cuaca, tapi juga butuh kerja keras, pengetahuan teknis tentang alat dan kamera. David juga banyak menulis buku tentang fotografi dan Anda bisa mengunjungi koleksi fotonya di sini.

Daniel Berehulak
Sesi “Documentary Photography” yang dibawakan oleh Daniel Berehulak menceritakan tentang bagaimana dia mendokumentasikan pegulat “Kushti” di India dengan kamera mirrorlessnya. Daniel menuturkan bahwa sangat penting bagi dia untuk memiliki fitur “silent” karena dengan adanya suara jepret dari kamera akan mengganggu para pegulat dan dia tidak akan mendapatkan foto yang alami/natural. Di sesi ini juga diceritakan bagaimana dia memperhatikan pencahayaan di lokasi dan bagaimana cahaya alami tersebut membantunya untuk mendapatkan suasana foto yang dramatis. Hasil karyanya tentang dokumentasi ini bisa dilihat di sini.  Oh ya, di sela-sela sesinya, dia mengeluarkan kamera GH5 nya yang tampak mungil di tangannya yang besar. Hahaha…

Jonas Borg
Sesuai dengan judulnya “Creative Street Photography”, Jonas Borg memberikan beberapa tips untuk foto misalkan mengubah cara mengambil foto dengan posisi lebih atas/tinggi dengan menggunakan tiang/tongkat yang panjang (angle atas) ataupun dengan angle bawah (contoh hasil foto).

Kemudian dia juga membagikan tips untuk menciptakan cahaya tambahan dengan memanfaatkan botol plastik berisi air dan senter handphone yang dapat membuat efek lebih dramatis. Selain itu, dia juga membagi tips menciptakan refleksi dengan menggunakan layar handphone yang didekatkan ke lensa dengan sudut tertentu memberikan sentuhan baru untuk foto-foto klise. Hasil foto bisa dilihat di sini.

Nick Driftwood
Kalau yang ini saya benar-benar lupa dia ngomong apa. Hahaha… Sepertinya otak saya lagi mumet saat ikut sesi ini atau sudah kebanyakan berisi informasi. Sesi ini penuh informasi tentang teori dasar pembuatan video. Yang saya ingat hanya tentang angle dan penempatan kamera. Menyesal saya waktu itu tidak fotoin slide presentasinya.

Semoga teman-teman juga ikut terbantu dan mendapat pelajaran dari sharing dari Photokina ini. Bagi teman-teman yang ingin bertemu dengan idola-idolanya, Photokina berikutnya akan diadakan pada 8-11 Mei 2019 di Cologne, Jerman.


Kami beruntung didukung oleh Huawei Indonesia untuk meliput Photokina 2018.

About the author: Iesan Liang adalah seorang penggemar fotografi yang aktif berkontribusi untuk acara Infofotografi. Salah satu buku karangan Iesan adalah Kursus editing dengan Adobe Lightroom. Temui Iesan di Instagram atau Google+

{ 0 comments… add one }

Leave a Comment