≡ Menu

Konsep lensa fix Leica SL f/2 : Siap untuk kamera 400MP?

Dari tahun 2017 sampai saat ini, Leica aktif dengan produksi lensa-lensa fix /prime SL dengan bukaan f/2 (dalam term Leica, Summilux). Diantaranya 21mm, 24mm, 28mm, 35mm, 50mm, 75mm, 90mm. Ketujuh lensa memiliki ukuran dan bobot yang hampir sama sekitar 750g dengan diameter filter 67mm. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang ide pembuatan dan kinerja lensa-lensa ini.

Tujuh lensa dibagi menjadi tiga kelompok (lebar, nromal, tele) yang masing-masing memiliki konfigurasi lensa yang sama seperti saudara kandung. Ketujuh lensa mengunakan beberapa bagian lensa yang sama, sehingga produksi bisa lebih efisien.

Berbeda dengan lensa Leica M yang mengunakan metode yang lebih tradisional yaitu sebagian besar dirakit dengan tangan / hand-made, Leica lensa SL menggunakan metode produksi yang lebih modern dan canggih. Di pabrik, komputer digunakan untuk mengontrol produksi komponen. Setiap elemen lensa ditelusuri dan diperiksa secara teliti dengan quality control yang ketat.

Lensa Leica dirancang dan diproduksi dengan fokus pada ketahanan. Termasuk ada drop test Leica yang sangat ketat. Lensa yang jatuh dari ketinggian 1 meter tidak hanya masih dapat berfungsi tapi hasil foto yang dihasilkannya tetap bagus. Setiap lensa juga harus uji tes lingkungan yang ketat, seperti suhu yang ekstrim untuk memastikan kinerja tinggi yang stabil.

Autofokus

Semua lensa Leica SL ini dilengkapi oleh motor fokus dengan sistem Dual Synchro Drive Motor, disebut demikian karena lensa yang berfungsi untuk penggerak fokus dibagi dalam dua kelompok, operasinya juga harus cepat danpresisi. sistem autofokus lensa ini dirancang untuk 0,8 μm per langkah, satu putaran dalam 640 langkah dan pergerakan lensa 0,5 mm. Untuk mencapai tujuan ini, berat lensa fokus harus dijaga di bawah 20g supaya tetap gesit.

Performa Lensa

Lensa-Lensa SL f/2 APO dirancang untuk masa depan, karena dirancang untuk siap dengan kamera full frame beresolusi sangat tinggi, bahkan masih tajam dan detail di kamera 400 MP di tengah, dan 100MP ditepi foto. Selain itu, desain APO melenyapkan chromatic abberation menghasilkan gambar yang lebih jernih.

Sumbu vertikal menunjukkan nilai LP / mm (LP / mm) yang sesuai dengan 50% MTF, dan sumbu horizontal menunjukkan jarak dari pusat (mm). Garis solid biru adalah SL 2/35, garis merah solid adalah SL 2/50, dan garis putus-putus hijau adalah 74 LP / mm, yang setara dengan 100 juta piksel. Lensa-Lensa SL memang disiapkan untuk kamera full frame beresolusi tinggi di masa depan.
Sosok yang menunjukkan resolusi Leica SL f2.0 / 35mm APO ASPH. Sumbu vertikal adalah MTF (%), dan sumbu horizontal adalah nilai LP / mm (LP / mm). Pada 40 LP / mm (perpotongan garis putus-putus hijau dan garis putus-putus merah), yang setara dengan 50% dari MTF dari sensor 24MP, MTF memiliki performa 90% atau lebih, dan MTF aktual 50% adalah 207 LP / mm ( (Perpotongan garis putus-putus hijau dan garis merah solid) yang menggambarkan 35mm f/2 SL siap untuk kamera beresolusi 400MP di masa depan.
Yang menarik disini adalah meskipun lensa Leica SL 35mm f/2 bukaannya satu stop lebih lambat dari 35mm f/1.4, tapi dapat menghasilkan area fokus yang lebih kontras, sehingga gambar lebih Pop-Up.
Koleksi lensa fix Leica SL, yang paling kiri adalah SL 50mm f/1.4.

Pertanyaan yang mungkin muncul bagi penggemar fotografi ataupun profesional adalah “Mengapa f/2?” sedangkan lensa-lensa M banyak yang bukaannya lebih besar, termasuk pabrikan lain dari Jepang dan Cina juga aktif membuat lensa dengan bukaan besar. Pertanyaan ini telah dijawab oleh ketua perancang lensa Leica, Peter Karbe, yang menjelaskan bahwa prioritas set lensa ini adalah di ukurannya dan kualitasnya, sehingga jika dibuat f/1.4 maka ukurannya terlalu besar. (Catatan: Leica SL punya lensa 50mm f/1.4 yang bobotnya kurang lebih 1kg dengan filter diameter 82mm). Review Leica SL 50mm f/1.4 bisa dilihat di artikel Leica SL untuk portrait outdoor dan studio.

Peter juga pernah mengungkapkan bahwa 35mm f/2 adalah lensa yang nyaris ideal dibanding yang lainnya, karena ukuran lensa yang agak besar daripada lensa 35mm pada umumnya memberikan keleluasan kepada insinyur untuk merancang lensa yang terbaik.

Saya pribadi beruntung pernah mencoba dua lensa f/2, antara lain Leica SL 75mm f/2 APO yang saya review juga di youtube Infofotografi

dan Leica SL 50mm f/2 APO yang saya review bersama Leica SL2 di bawah ini:

Kedua lensa ini memang mengagumkan dari hal kontras, detail di kamera SL 24MP dan SL2 47mm, saya yakin jika digunakan di kamera yang yang lebih baru akan lebih bagus lagi.


Bagi pembaca yang ingin memesan kamera, lensa atau aksesoris lainnya, kami bisa membantu, hubungi kami di 0858 1318 3069.

Sumber gambar : Photo Yodobashi

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 0 comments… add one }

Leave a Comment