≡ Menu

Jenis kamera rangefinder, DSLR dan mirrorless

Dalam seratus tahun terakhir, ada tiga jenis kamera yang populer yaitu kamera rangefinder, kamera SLR dan kamera mirrorless. Ketiga jenis kamera ini masih diproduksi berbagai pabrikan kamera meskipun yang dominan sekarang adalah kamera mirrorless.

Jenis kamera yang pertama muncul adalah kamera rangefinder, yang saat ini bisa ditemui di kamera Leica M. Kamera rangefinder memiliki mekanisme yang unik dibandingkan dengan kamera saat ini. Ciri-cirinya yaitu ukuran kameranya yang cukup compact dan berbentuk kotak persegi panjang dengan jendela bidik di bagian kiri atas.

Kamera rangefinder legendaris Leica M3 yang merupakan kakek dari kamera Leica M digital (M8-M10)

Jendela bidik optik di kamera rangefinder ini unik karena bahannya adalah kaca/optik sehingga fotografernya bisa melihat realitas yang terjadi. Di dalam optical viewfinder ini terdapat kotak kecil yang membantu untuk manual fokus. Cara manual fokus cukup sederhana yaitu kita memutar gelang fokus lensa sampai gambar di kotak kecil tersebut menyatu/tajam seperti yang bisa dilihat di gambar dibawah ini.

Tidak fokus
Fokus

Di dalam viewfinder ini juga ada framelines, bingkai untuk membantu kita untuk komposisi foto. Di kamera rangefinder Leica M10 misalnya, ada frameline untuk berbagai jarak fokal lensa, diantaranya 28mm, 35mm, 50mm, 75mm, 90mm dan 135mm. Ngomong-ngomong lensa-lensa kamera rangefinder itu adalah lensa fix/prime alias tidak bisa zoom.

Frameline kamera Leica M10 untuk berbagai lensa fix dari 28 ke 135mm

Kamera rangefinder sangat populer dari awal 1930an sampai 1950an dimana fotografer terutama di genre fotojurnalisme mengunakannya untuk meliput konflik dan perang di seluruh dunia. Tapi hadirnya kamera SLR di tahun 1960 kemudian mengurangi popularitas kamera rangefinder. Dulu banyak brand yang membuat kamera rangefinder seperti Zeiss, Voigtlander, Contax, Kodak, Epson, dll, tapi saat ini yang aktif hanya Leica.

Kamera SLR hadir untuk mengatasi masalah di rangefinder yang membatasi fotografer di genre tertentu, misalnya olahraga, satwa liar yang membutuhkan lensa yang sangat tele (lebih dari 135mm, dengan jendela bidik yang lebih akurat. Khas-nya SLR adalah memiliki jendela bidik optik dan kotak cermin (mirror box) yang terhubung langsung dengan lensa. 

Cahaya masuk dalam lensa dan dipantulkan oleh cermin ke jendela bidik sehingga kita bisa melihat apa yang dilihat oleh lensa, jika kita pakai lensa telefoto, maka yang kita bisa melihat subjek yang jauh dengan jelas seperti mengunakan teropong, demikian juga saat mengunakan lensa yang lebih lebar dari 28mm, kita juga bisa melihat apa yang dilihat lensa.

Ilustrasi masuknya cahaya ke kamera melalui lensa dan dipantulkan ke jendela bidik optik (yang berbentuk prisma) memungkinkan fotografer untuk melihat apa yang dilihat lensa
Kamera SLR film Nikon F (1960)

Keakuratan framing dan keleluasan dengan mengunakan lensa dengan berbagai jarak fokal dan juga lensa zoom membuat kamera SLR semakin digemari fotografer profesional, apalagi di tahun 1980 sudah ditemukan sistem autofokus.

Popularitas SLR semakin meningkat dan mencapai puncaknya di tahun 2000-2010, tapi dengan meningkatkan teknologi elektronik dan khususnya inovasi live view (live preview), dimana fotografer bisa melihat langsung di layar gambar sebelum dipotret. Insinyur-insinyur kamera lalu mulai berpikir untuk menghilangkan optical viewfinder dan mirror box supaya kamera bisa lebih ringkas, mengurangi ongkos produksi dan lebih diminati lagi karena di tahun 2000, kamera DSLR mulai disaingi oleh kamera ponsel yang makin bagus dan jauh lebih ringkas dan praktis.

Saat ini di tahun 2020, penjualan kamera mirrorless makin meningkat mengimbangi dan bahkan melebihi penjualan kamera DSLR di beberapa negara, tapi penjualan kamera berbagai jenis turun karena teknologi kamera ponsel yang semakin berkembang. 

Seri Sony A7 populer karena ukurannya compact dan memiliki sensor yang relatif besar

Kalau saya perhatikan, ketiga jenis kamera tersebut atas masing-masing unik dan kemungkinan besar tidak akan punah begitu saja karena masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahannya sendiri. Tapi yang pasti jenis kamera rangefinder dan DSLR akan jauh lebih sedikit di masa depan dibandingkan dengan jenis kamera mirrorless dan ponsel yang menggantikan jenis kamera saku/compact.

Kamera ponsel memiliki prinsip yang sama dengan kamera mirrorless

Lantas apa kelebihan dan kelemahan masing-masing jenis kamera?

Kelebihan kamera rangefinder

  • Relatif compact, lensa-lensa berukuran compact dengan kinerja tinggi. 
  • Jendela optik+rangefinder memungkinkan kita untuk melihat secara jelas realitas dengan terang dan mengantisipasi apa yang diluar yang dilihat oleh lensa.

Kelemahan kamera rangefinder

  • Tidak ada lensa zoom
  • Sistem lensa manual fokus
  • Tidak ada lensa telefoto yang lebih panjang dari 135mm
  • Jendela bidik hanya mendukung sampai dengan 28mm
  • Jarak fokus minimum lensa 70cm

Saat ini merk yang aktif membuat dan mengembangkan kamera rangefinder adalah Leica.

Kelebihan kamera SLR/DSLR

  • Ada lensa zoom, bisa autofokus
  • Punya sejarah dan koleksi lensa ratusan juta selama kurun waktu 60 tahun
  • Punya jendela bidik sehingga melihat realitas lebih jelas tanpa lag
  • Baterai lebih lambat habis karena penggunaan jendela bidik tidak mengunakan daya yang berlebih.

Kelemahan SLR

  • Shutter dan mirror berisik saat memotret
  • Berukuran cukup besar dan berat

Saat ini merk yang masih aktif membuat kamera SLR adalah Pentax, Nikon, Canon

Kelebihan kamera mirrorless

  • Ukuran kamera bisa dibuat lebih compact dan ringan
  • Lebih praktis karena apa yang dilihat di layar atau jendela bidik sama dengan gambar hasil akhir.
  • Autofokus menjangkau hampir 100% dari layar
  • Investasi teknologi baru baik kamera dan lensa lebih diarahkan ke sistem mirrorless
  • Bisa memasang lensa SLR atau rangefinder dengan adaptor yang sesuai
  • Memungkinkan melihat di jendela bidik saat merekam video

Kelemahan kamera mirrorless

  • Baterai akan cepat habis
  • Jika dibuat compact, akan ada isu overheat terutama untuk video
  • Tidak ada jendela bidik optik

Kesimpulannya, bagi saya semua jenis kamera memiliki nilai yang unik tersendiri, yang paling membedakan antara ketiganya adalah bagaimana fotografer berinteraksi dengan tools, subjek dan realitas.

Fotografer yang mengunakan rangefinder akan merasa lebih terhubung dengan subjek dan lingkungan karena apa yang dilihat di jendela bidik sesuai dengan kenyataan yang ada dan karena desainnya yang mendorong fotografer untuk lebih terlibat dalam mengatur setting (shutter, ISO, bukaan dan fokus) secara manual, maka fotografer akan merasa lebih terlibat dalam pembuatan foto dan menikmati proses fotografi. Oleh sebab itu kamera ini cocok bagi yang senang dengan hands-on experience.

Sedangkan yang mengunakan SLR juga ada kemiripan dengan rangefinder, hanya saja apa yang dilihat oleh fotografernya kini adalah apa yang dilihat oleh lensa, memungkinkan bagi fotografer untuk melihat subjek yang jauh dengan mudah. Tapi karena yang dilihat adalah mata lensa, maka mengurangi realitas seperti melihat di jendela bidik kamera rangefinder.

Yang terakhir yaitu mirrorless yang termasuk ponsel dan compact, dimana kita sebenarnya melihat di layar gambar yang dibuat oleh kamera, bukan realitas, tapi karena praktis (What you see and what you get), mirrorless banyak diminati oleh generasi saat ini yang semakin semakin mementingkan hasil akhir daripada orientasi proses. 

Pengembangan jenis kamera berawal dari rasa manusia yang selalu tidak puas dan mengejar kepraktisan, dari keluhan-keluhan fotografer dan penggemar fotografilah pabrikan kamera terus mengembangkan kualitas kamera dan bisa jadi kedepannya muncul jenis kamera jenis baru lagi. Meskipun demikian, untungnya ketiga jenis kamera telah menemani kita selama puluhan tahun bahkan seratus tahun terakhir ternyata tetap ada, dan harapan saya masih bertahan untuk seratus tahun kedepan.


Diskusi tentang kamera ini bisa di saksikan juga di video Youtube Infofotografi di bawah ini:

Belajar fotografi, editing, dan videografi bisa cek jadwal kita di halaman ini. Saksikan konten video kami di Youtube Infofotografi

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 0 comments… add one }

Leave a Comment