≡ Menu

Lensa portrait terbaik baru diumumkan: Sigma 85mm f/1.4 ART DG DN untuk L-mount & Sony E-mount

Dalam dua tahun terakhir, Sigma semakin fokus dalam mengembangkan lensa-lensa untuk kamera mirrorless, terutama setelah bergabung di dalam L-mount Alliance. Sebelumnya, Sigma hanya memodifikasi lensa DSLR-nya untuk dipasang di kamera mirrorless dan membuat adaptor Sigma MC-11 supaya pengguna kamera mirrorless bisa mengunakan lensa Sigma.

Tapi lensa DSLR Sigma itu tidak begitu ideal saat dipasang di kamera mirrorless yang berukuran compact. Jadi peluncuran beberapa lensa yang relatif compact dan khusus dirancang untuk kamera mirrorless menjadi angin segar yang patut disambut positif.

Lensa Sigma 85mm f/1.4 ART DG DN untuk kamera mirrorless full frame ini adalah lensa fix kedua yang relatif compact, setelah 45mm f/2.8 yang diluncurkan bersama kamera Sigma fp.

Lensa lain dari Sigma untuk kamera mirrorless yang baru diluncurkan lainnya yaitu Sigma 100-400mm f/5-6.3 DG DN OS.

Lensa ini dibuat Sigma untuk dua mount, L-mount (Leica, Panasonic, Sigma) dan juga untuk Sony E-mount. Tidak mengherankan karena Sony cukup terbuka untuk mempersilahkan pembuat lensa pihak ketiga untuk membuat lensa untuk sistem kamera mereka, selain itu pangsa pasar kamera Sony terutama mirrorless full frame sudah memimpin.

Mengapa Sigma tidak membuat untuk kamera mirrorless Canon EOS RF dan Nikon Z? Tentunya saya tidak mengetahuinya secara pasti, tapi saya rasa jumlah penjualan sistem kamera mirrorless Canon dan Nikon masih sedikit dan ada rintangan dari Canon dan Nikon untuk memberikan lisensi untuk Sigma.

Untuk lensa Sigma 85mm f/1.4 saya nilai positif karena kualitasnya sangat tinggi, bahkan untuk beberapa parameter lebih bagus dari Sigma 85mm f/1.4 untuk kamera DSLR yang pernah saya uji.

Kelebihan Sigma 85mm f/1.4 baru ini tentunya di beratnya yang hanya 630gram dan filter 77mm, jauh lebih ringkas bandingkan dengan yang versi DSLR beratnya 1.1kg dengan filter 86mm yang sangat besar.

Kinerja ketajamannya juga meningkat karena mengunakan elemen-elemen lensa dan desain lensa yang kompleks tapi integratif. Yang dikorbankan adalah distorsi pincushion (cekung ke dalam) dan vignetting (gelap di ujung foto). Kedua kelemahan ini dikoreksi mengunakan software.

Meskipun ringkas, fitur Sigma ternyata cukup lengkap, misalnya dust and splash proof, ada aperture ring yang bisa di de-click (bagus buat videografi) dan juga bisa di kunci supaya tidak berubah tanpa sengaja.

Harga lensa ini US$1199 atau sekitar Rp 17-19 juta. Tidak murah memang, tapi untuk profesional terutama portrait photographer yang sering foto di luar ruangan tentunya akan senang dengan keringkasan dan kinerjanya.


Bagi teman-teman pembaca Infofotografi yang ingin belajar fotografi atau membeli kamera/lensa, kami bisa membantu, hubungi WA 0858 1318 3069 atau langsung kunjungi laman Jadwal kursus Infofotografi.

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 1 comment… add one }
  • Yusep Sutisna September 8, 2020, 12:03 am

    Infotografi.com sangat bermanfaat dlm menambah pengetahuan dan wawasan fotografer pemula seperti sy..terima kasih banyak..

Cancel reply

Leave a Comment