≡ Menu

Tips menentukan harga jasa fotografi wedding

Menentukan harga fotografi wedding, pre-wedding dan jasa fotografi pada umumnya merupakan sebuah seni, artinya tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar. Namun, jika salah menentukan harga, maka ada dua hal yang bisa terjadi: Jasa fotografimu tidak laku, atau kalaupun laku tapi tidak mendapatkan keuntungan yang sepadan dengan kemampuan, tenaga dan waktu.

Dari pembicaraan yang saya rutin lakukan dengan teman-teman yang berprofesi sebagai wedding photographer via live-Youtube, saya menemukan beberapa langkah dan strategi yang dapat dilakukan.

Langkah pertama adalah melakukan survei harga jasa fotografer di daerah masing-masing dari yang tinggi maupun yang rendah. Jika harga lebih tinggi dari harga pasar, mungkin tidak banyak pelanggan yang memesan jasa, jika terlalu rendah, apakah masih menguntungkan? Hal ini perlu diperhatikan. Jika setelah survey ternyata daya beli masyakarat di daerah tersebut kurang, maka pertimbangkan untuk pindah daerah.

Set harga yang terlalu rendah saat memulai sering dilakukan fotografer pemula yang baru memulai karir. Hal itu wajar-wajar saja mengingat pengalaman dan ketrampilan yang mungkin belum matang. Tentunya harga yang terlalu murah tidak sustainable untuk jangka panjang. Usaha bisa merugi atau tidak mampu menghidupi fotografer atau menunjang pengembangan usaha dan pembelian peralatan baru di masa depan.

Fotografer yang ingin dibayar dengan harga tinggi perlu meningkatkan kualitas foto, kualitas cetak, album, dan pelayanan. Perlu diingat bahwa fotografer bukan hanya menjual produk fisik (foto atau album saja) tapi juga jasa. Meningkatkan kualitas pelayanan juga merupakan salah satu faktor penting untuk berkembang.

Potensi untuk menjadi fotografer dengan bayaran yang tinggi tergantung juga dari kualitas foto. Seperti yang diketahui bersama, kualitas foto bukan hanya dari segi teknis, tapi juga dari gaya foto. Gaya fotografi yang berkualitas dan unik akan mendapatkan perhatian lebih di komunitas tertentu apalagi kalau gaya tersebut sulit ditiru oleh fotografer lain, dari alat (kamera, lensa) dan gaya post processing (editing).

Ada pasang surut dalam dunia fotografi, karena tidak setiap bulan ada ramai acara pernikahan, maka itu fotografer harus pintar-pintar mengelola keuangan dan mencari peluang usaha di bulan-bulan yang sepi.

Menghadapi persaingan fotografer yang suka banting harga untuk menjatuhkan pesaingnya, sebaiknya tidak perlu terlalu ditanggapi dengan ikut menurunkan harga karena jika persaingannya tidak sehat, cepat lambat akan jatuh dan selesai. Tentukan profit margin yang sehat untuk pengembangan usaha dan persiapkan dana darurat untuk kondisi yang tak terduga.

Semoga sukses dan lebih banyak tips untuk fotografer profesional pemula bisa tonton livestream Infofotografi dibawah ini:

Livestream Blak-blakan wedding Fotografi bersama Andika Nugraha (Akadika)

Livestream “Jatuh bangun usaha fotografi” dengan Yusuf Maulana Aripin

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 1 comment… add one }
  • Komar March 12, 2021, 9:28 pm

    Betul Ko Enche… harus punya ke khas an tersendiri… kalau sama saja dengan yg lain, tidak hanya bersaing dengan fotografer pro yg lain, tapi juga dgn amatir kaya saya yg sering proyek thank you… yang bisa moto aja udah senang….

Leave a Comment