Sebagian foto yang tersebar di internet sudah melalui proses edit foto, biasanya melalui software pengolah foto seperti Adobe Photoshop. Lalu bagaimana edit foto yang baik dan benar? Karena foto editing ini seni, maka gak ada yang benar dan salah. Tapi tentunya ada juga editing yang lebih enak dilihat dan ada yang melewati batas kewajaran dan tidak begitu enak di pandang.
Setiap orang memiliki motivasi yang berbeda-beda untuk mengedit foto. Bagi saya editing itu bertujuan untuk :
- Memperbaiki foto yang ada mungkin karena kamera dan lensa kita tidak bisa menangkap foto dengan baik. Misalnya lensa foto kita kurang tajam, atau perbedaan terang-gelap yang terlalu ekstrim sehingga tidak bisa ditangkap dengan baik oleh sensor kamera
- Membuat suasana/mood yang berbeda, misalnya membuat mood terkesan tua, suram, atau sebaliknya, semangat, antusias, heboh dan lain lain
- Membuat orang yang melihat foto kita fokus ke satu subjek daripada subjek yang lain atau latar belakang
Soal batasan, setiap jenis fotografi memiliki batasan-batasan tertentu, ada yang longgar, ada yang cukup ketat.
Jenis fotografi yang memiliki aturan ketat adalah fotojurnalisme, dimana seorang fotografer harus menampilkan foto apa adanya sesuai realitas yang ada. Tapi ada juga jenis fotografi komersial yang justru mengunakan editing dan manipulasi foto untuk mendapatkan foto yang diinginkan. Fotografi komersial seperti untuk iklan. Manipulasi foto justru dianjurkan karena efisiensinya.
Contohnya daripada harus membawa model ke pantai, atau lokasi tertentu, maka fotografer komersial akan foto subjek tersebut di studio dan kemudian di gabungkan dengan foto pantai sebagai latar belakangnya. Hal ini menghemat ongkos, tenaga dan waktu.
Untuk foto travel / jalan-jalan, editing yang sukses adalah bisa memberikan kesan suasana atau mood tertentu. Misalnya foto bangunan kuno biasanya lebih bagus dan dramatis bila saturasi warnanya rendah atau monokrom. Bila kita foto acara budaya dengan pakaian tradisional yang berwarna-warni, maka editan dengan saturasi tinggi tentunya lebih cocok.
Untuk foto portrait/model, editan yang bagus mempertimbangkan karakter subjek yang difoto, dan keseluruhan suasana foto baik subjek maupun latar belakangnya.
Sebenarnya bebas-bebas saja dalam mengedit foto, yang penting editan kita harus bisa memperkuat foto kita dan mengambarkan suasana/mood yang sesuai. Bila tidak, foto yang sudah baik malah menjadi tidak begitu baik dan membingungkan.
Setiap foto juga membutuhkan perlakuan yang berbeda, kita tidak bisa memaksakan perlakuan yang sama untuk semua foto dan mengharapkan mendapatkan foto yang bagus. Bagi fotografer pemula yang kurang pede, yang penting jangan terjebak dengan tren edit gaya tertentu dan ikut-ikutan. Kita punya pilihan untuk mengedit sesuai indentitas kita dan mengembangkan gaya sendiri.
Oke, daripada saya berteori ria terus, mari kita lihat contoh-contoh editan hehe
Editing foto memberikan kesan yang berbeda pada foto portrait, perhatikan kedua foto dibawah ini
Dari contoh diatas, kita bisa melihat dari satu foto model yang sama di komposisikan berbeda dan di edit dengan gaya yang berbeda. Yang mana yang terbaik tergantung dari apa yang ingin disampaikan fotografernya.
gan saya mau nnya. kalo foto yang diedit dikategorikan dalam golongan kasar atau halus gan??
tolong bantu saya gan.. jawaban nya sangat saya perlukan saat ini gan. pless bantu saya gan
Wah pertanyaannya kurang jelas, setau saya gak ada golongan kasar atau halus dalam foto editing hehe
om, gimana si menurut om editing yang bagus buat foto, soalnya saya sering bermasalah soal finishing foto. maksud dari fotonya jadi ga sampe. sama satu lagi om, posting soal jenis editing foto dong. makasi om
Pak Enche,
Apakah utk pengolahan setiap foto RAW harus dgn Adobe Camera Raw dulu, dan baru kemudian dengan Photoshop CS atau Lightroom atau Elements ? Jadi tidak bisa langsung ?
Terima kasih bila berkenan menjelaskan.
Salam.
file RAW bisa dibuka di Adobe Lightroom, ACR atau Element, tapi dengan catatan versi softwarenya harus lebih baru daripada kameranya.
sy tertarik artikel anda tolong Om dimana sy bs mendapatkan
buku panduan editing Photo stodio komersial thx bls
Belum ada bukunya pak
sangat bagus buat pemula seperti saya 😀
artikel yg bagus
wah mantap ni mas postinganya makasi ya
@anou maaf, bukan keahlian saya hehe 🙂
Pak enche buat buku dong tentang gimana bikin dslr dioprek jadi infra red sama tata cara ambil gambar kamera ir terima kasih 🙂
asik bgt…….. tambah ilmu ku…… tengkyu bwt smuanya….
thanks…all…..you are the best..!!!
maaf nih ada komen sedikit, untuk contoh yang dua terakhir, keduanya tidak bisa di pake sebagai bahan perbandingan karena sangat tidak sesuai dengan judul blog ini !!!!!
1. Kamera & lensa yg digunakan untuk kedua foto ini tidak sama !!!
2. Sudut pandangnya aja udah beda
jadi engga bisa di bandingin, kalo foto ceweq pertama di edit dengan software apapun engga akan bisa menjadi seperti foto ceweq kedua, tapi kalo foto ceweq yang kedua bisa diedit diturunin jadi seperti foto ceweq yg kedua (engga akan bisa sama cuma mirip karena dua alasan diatas)
Kalo mau bikin perbandingan foto yang vihara bisa digunakan, itu juga kalo difotonya pake RAW, ada baiknya kalo bekal ND & CPL filter selalu dibawa ! dan jangan lupa DOF preview itu penting !
@rio, bener ! banget, kalo udah tahu targetnya apa beberapa photographer mempersiapkan semua peralatan yg dibutuhkan jadi sbnrnya udah engga butuh lagi yg namanya foto editor.
maap ya pa enche !!!
Memang fotonya oleh fotografer berbeda. Justru itu poin saya. Jika subjek yang sama difoto dan di edit dua fotografer berbeda, hasilnya bisa saja menimbulkan kesan yg berbeda. Tergantung interpretasi masing2. Trims buat pendapatnya.
mas matur nuhun kirim ke email yooo hehe mkasihhh
editan yang bagus cara nya gmna ?
bagi saya editting foto untuk mengembalikan suasana nyata seperti yang orang2 kebanyakan lihat melalui mata mereka adalah yang paling baik, karena sebagus2nya sebuah kamera tidak akan mampu menandingi kehebatan mata manusia
hehehe salam jepret y om 🙂
sy sering edit foto tapi ketika sy cetak selalu berbeda ukuran saya dengan lab foto ada yg bisa bantu gak untuk ukuran standar di studio foto
Coba ditanyakan ke studio foto langganannya. Aspek rasio kertas mereka berapa.
Bagus banget aku suka, hal hal yg gini ini dpt menambah ilmu fotografi & saya akan yterus mengikuti artikel yg dimuat disini.
Mas Enche,
Mohon pencerahannya maksud dari 1500 pixel pada skala 6 pada setingan DPP ( panjang berapa dan tinggi berapa )
tks.
Mas Enche, sofware Adobe Lightroom apakah sudah tersedia di pasaran Indonesia? Harganya kisaran berapa?
wow.. tambah lg neh ilmuku..
thank mas enche.. bukunya juga mantapp. 🙂
kenapa anda pakai adobe lightroom koh? apa keunggulannya? kamsia
Baru saja saya tulis artikel ttg Lightroom di sini.
mas enche.. apa setiap foto yang mas hasilkan dan d simpan di flicker itu juga hasil editan? bagus-bagus soalnya 🙂
kalo Adobe Lightroom lebih rumit dari Adobe Photoshop kah?
terima ksih ats info pengeditan,;alat apa harus di gunakan ?
Maksudnya software? banyak software pengolah foto, tapi favorit saya adalah Adobe Lightroom
bermanfaat bagi nusa dan bangsa nih artikelnya..
ijin nyimak Gan..^^
hi, artikelnya menarik oi.
cuman saya ada 1 pertanyaan. kira0kira, kalau sebuah foto yang pada akhirnya diedit sedemikian rupa, kira-kira ini masih bisa disebut hasil dari seorang fotografer yang handal.
atau seharusnya seorang fotograger yang bagus itu, fotonya gak perlu di edit lagi?.
thank you
Kita ga bisa klaim kalau fotografernya handal atau tidak dari apakah dia ngedit atau tidak ngedit sih. Kalau ngeditnya ga sesuai dengan pesan yang mau disampaikan, atau asal edit tidak ada arahnya, saya pikir itu yang bermasalah.
Ada juga fotografer yang tidak ngedit sendiri, jadi kadang hasil foto memang hasil kolaborasi antara fotografer dan editornya.
Sebelum adanya komputer untuk olah digital, fotografer handal di masa lalu juga mengunakan teknik kamar gelap untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas foto.
Artikel yang menarik…
Memberi pencerahan…
Terima kasih sudah mau berbagi…