Akhirnya tur fotografi Chengdu-Jiuzhaigou telah usai, pesertapun sudah tiba di Indonesia dengan selamat dengan kelebihan oleh-oleh dan memory card yang penuh dengan foto 🙂 Sesuai janji, saya akan memberikan oleh-oleh cerita dan foto kepada pembaca Infofotografi. Sejujurnya saya bingung mau memulai dari foto yang mana. Saya mulai dari kota Chengdu yang merupakan titik tolak kita ke Taman Nasional Jiuzhaigou, yang merupakan tujuan utama tur tahun ini.
Chengdu (Baca: Chen Tu) merupakan ibukota propinsi Sichuan, yang terletak di barat daya Cina. Kota tua ini memiliki penduduk sekitar 15 juta, kurang lebih seperti kota Jakarta. Chengdu kotanya sejuk (10-25 derajat Celcius) karena terletak di dataran yang cukup tinggi dan dikelilingi oleh gunung. Jarang bisa melihat langit biru di Chengdu karena awan dan kabut terperangkap di kota ini. Tanahnya subur dan lokasi geografis yang sulit diserang, membuat kota ini selalu produktif dan nyaman ditinggali dari zaman dulu sampai sekarang.
Bagi yang suka sejarah, Chengdu pernah menjadi ibukota dari kerajaan Shu pimpinan Liu Bei dengan penasihat Zhuge Liang (Kongming) di zaman tiga kerajaan.
Banyak produk dan jasa tersedia di kompleks jalan Jinli ini, antara lain suvenir, makan dan minuman, lukisan, handicraft, penginapan, obat-obatan, suplemen herbal, mainan, permen, jasa korek kuping, pembuatan patung, dan lain lain.
Di beberapa sudut, jalan ini seperti “Barat ketemu Timur” Dimana banyak sekali cafe, bar, hiburan ala barat seperti music Jazz. Interiornya bergaya Cina kuno, tapi dalamnya berisi perabot dan desain interior ala Barat.
Beserta posting ini adalah foto-foto di jalan Jinli, sebuah kompleks yang berisi banyak bangunan dan monumen kuno. Kini kompleks ini beralih fungsi sebagai tempat bersantai, makan, mencari hiburan atau suvenir. Jangat lewatkan tempat ini kalau ke Chengdu. Sempatkan kurang lebih satu jam untuk jalan-jalan saja, dan dua-tiga jam untuk belanja, makan-makan atau foto-foto. (Tips: kata guide, makanan disini rasannya tidak enak, namun kita tidak mencobanya waktu itu untuk memastikannya). Waktu ideal untuk berkunjung yaitu sore sampai malam hari saat lampu-lampu mulai dinyalakan.
Catatan teknis: Foto-foto diposting ini mengunakan kamera DSLR dengan lensa sangat lebar antara 16-35mm (full frame) atau 10-24mm (APS-C). Karena kondisi cahaya cukup gelap, ISO yang saya gunakan cukup tinggi yaitu sekitar ISO 1000-2000. Diafragma f/4 dan shutter speed sekitar 1/15 detik. Yang penting saat foto adalah mencari keseimbangan terang gelap antara lampu-lampu dan bangunannya. Proses editing mengunakan Adobe Lightroom 4.2
Bagi yang tertarik, atau memiliki ide untuk tur fotografi selanjutnya, atau tertarik ke Chengdu-Jiuzhaigou tahun depan, silahkan menulis komentar dibawah ini atau e-mail ke infofotografi@gmail.com
Pak Enche bagaimana kalo tur berikutnya ke daerah Gunung Kidul DIY, banyak spot foto menarik, mulai goa Pindul, Goa Jomblang, dan pantai2 sepanjang Gunung Kidul antara lain Wedi Ombo, PokTunggal, Drini, Kukup, Krakal, Baron Ngobaran, Nguyahan. Parang Tritis dan Parang Kusumo. Soal transportasi dan pemandu bisa saya atur, karena saya punya kenalan disana. Untuk paket tersebut memakan waktu 2 hari sdh bisa menjelajahi semua obyek. Ok, itu dulu info saya, ditunggu responnya.
Boss Enche, menghabiskan biaya berapa kemaren jalan jalan kesana total dengan tiket pesawat dan akomodasinya, thanks for sharing..
salam semangat
@Kon Lie kurang lebih 15 juta per orang (dengan tiket). Tiket pesawat sekitar 4-6.5 juta dari Jakarta, harga tergantung saat pembelian
nice Photo
Halo Ful, belum pernah, pingin kesana lagi, terutama ke Tongging. Mudah2an berkesempatan lagi ditahun depan.
Wah,keren banget..pengen ikut traveling ama om enche,tp kek nya harus banyak nabung dulu deh..dan gaya hidup harus diubah sejak sekarang hehehe…,oh iya..question: om enche dah pernah keliling danau toba/pulau samosir lom? maksud saya bener2 di explore loh..mungkin dua hari keliling2..karena alamnya dan orang2 lokal pasti sangat menarik untuk difoto 🙂
salam dari medan