≡ Menu

Tanya Jawab Fotografi Campus Book Fair UI 2012

Tanggal 14 Desember 2012 yang lalu saya berkesempatan berbicara di acara campus book fair di Universitas Indonesia 2012. Disana, saya bertemu dengan teman-teman mahasiswa UI yang antusias dalam belajar fotografi. Sesi tanya jawab terasa hidup dan tidak terasa waktu 1 jam lewat dengan cepat. Dibawah ini pertanyaan-pertanyaan yang singkat tapi penting bagi fotografer pemula 🙂

Bagaimana membuat foto yg bercerita?
Membuat foto yang bercerita membutuhkan elemen-elemen visual yang mendukung cerita. Seperti pertunjukan sandiwara, foto yang bercerita membutuhkan setting/tempat/latar belakang, lalu pemeran utama, pemeran pembantu dan suasana/mood foto. Kadang-kadang, kita membutuhkan lebih dari satu foto untuk melengkapi cerita. Contohnya: establishing shot (foto keseluruhan acara/setting), foto detail, foto interaksi, foto momen kunci, foto penutup. Selanjutnya, kita bisa mengunakan olah digital seperti mengubah foto menjadi hitam putih atau sepia untuk memberikan kesan klasik/tua. Misalnya untuk candi, bangunan tua yang diabaikan dan sebagainya.

Bagaimana membuat foto liputan yang bagus?
Untuk dapat membuat foto liputan yang bagus, kita harus bersabar dan menunggu momen yang tepat. Mencari komposisi yang tepat, memperhatikan cahaya yang bagus. Seringkali, pencerahan didapatkan dengan banyak praktik. Saat kuliah dulu, saya memotret dua sampai tiga acara setiap hari. Dari sana saya belajar dari kesalahan saya dan menyempurnakan apa yang sudah baik.

Rule of thirds membosankan?
Aturan sepertiga memang pada awalnya efektif untuk menghindari rasa bosan ketika subjek utama foto diletakkan tepat ditengah-tengah foto. Masalah dengan aturan sepertiga adalah kalau semua orang menerapkannya, jadinya menjadi bosan juga. Sebenarnya, banyak aturan komposisi lain yang bisa kita gunakan, misalnya framing, dead-center, leading line, pattern, low angle, high angle, abstract dan sebagainya. Dengan mempelajari dan membiasakan diri dengan aturan komposisi yang berbeda-beda, foto kita lebih bervariasi dan tidak tergantung satu aturan saja.

Setiap foto apakah perlu diedit?
Menurut saya, foto perlu di edit untuk menyempurnakan sebuah foto. Terutama gelap terang, kontras, warna dsb. Secanggih-canggihnya kamera DSLR saat ini, foto yang dihasilkan belum bis 100% akurat dan sesuai dengan keinginan kita. Dengan mengedit, kita bisa membuat foto sesuai keinginan kita. Ada juga yang namanya manipulasi foto, dimana elemen dalam foto diubah, biasanya untuk tujuan artistik dan idealisme, misalnya menghilangkan sampah, membersihkan jerawat dan melembutkan wajah. Dalam beberapa aliran foto, pengeditan semacam ini wajar-wajar saja. Tapi bagi aliran lain seperti fotojurnalistik, manipulasi foto sangat dilarang. Jadi semua tergantung dari sudut pandang masing-masing.

Landscape merupakan salah satu jenis fotografi yang paling diminati

Jenis aliran foto
Aliran fotografi luas dan banyak sekali. Perlu satu atau bahkan beberapa buku untuk membahasnya semuanya. Beberapa contohnya adalah fotojurnalistik, fashion, abstrak, portrait, still life, iklan, produk, makanan, travel, landscape, dan lain lain.

Bakat vs ketekunan
Orang yang berbakat belajar lebih cepat daripada yang tidak berbakat, tapi at the end of the day, orang yang tekun belajar dan praktik yang akan menang. Orang yang tekun belajar dapat melampaui fotografer berbakat yang tidak tekun.

Haruskah belajar formal atau cukup otodidak?
Belajar fotografi memang tidak wajib melalui bangku kuliah formal. Saat ini, kita diberikan kemewahaan dan keleluasaan dalam belajar dari buku, internet, teman, komunitas, workshop, kursus kilat dan sebagainya. Tapi ada keuntungan jika kita memiliki guru pembimbing/mentor yang memberikan arahan dan koreksi sehingga kita tidak over-pede (percaya diri) dengan karya sendiri dan bisa menyempurnakan kualitas fotografi kita.

Kiat sukses foto
Singkat saja sebenarnya, banyak belajar dan banyak praktik, tidak ada jalan pintas untuk sukses di fotografi.

Kiat untuk menjadi fotografer profesional
Pertama-tama kita harus belajar dan menguasai ilmu fotografi, lalu membuat badan karya / portfolio. Cara yang termudah adalah menjadi sukarelawan dan menawarkan jasa kita secara cuma-cuma. Hal tersebut menjadi modal utama. Aspek lain yang sangat penting yaitu marketing, dimana kita harus belajar dan bisa memasarkan jasa kita. Saya memulainya dari menjadi reporter koran kampus dan meliput kegiatan kampus, dari hasil karya saya, saya mendapat pekerjaan sebagai fotografer paruh waktu di kampus dan kemudian mulai mendapat pekerjaan dari luar kampus.

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 9 comments… add one }
  • Cak Bass April 16, 2021, 9:22 am

    Ndak ada jalan pintas untuk hobi fotografi. Sepengalaman saya pribadi, belajar fotografi ini sangat menghabiskan waktu jika ingin benar2 paham esensi fotografi itu sendiri. Setiap orang punya cerita dan perjalanan masing-masing. Selamat belajar!

  • Fahmi July 13, 2019, 11:14 pm

    Mau tanya om..kamera saya 7D settingan flash control untuk external flash func selalu muncul !this menu cannot be displayed.incompatible flash or flash’s power ia turn off. Pakai atau tidak pakai flash external.yg sy mau tanya apa karena flash tidak support atau ada masalah di hot shoe atau ada masalah lain…maklum pemula om…terima kasih

    • Erwin Mulyadi July 15, 2019, 1:46 pm

      Biasanya karena flash yg dipasang kakinya tidak kompatibel (non ETTL)

  • Yeyenbona May 27, 2013, 2:04 am

    Om, mau tanya..
    saya pake kamera nikon D60. dilayar ada tulisan “error. press shutter release button again”. itu masalahnya ap…

    • Enche May 27, 2013, 11:31 am

      @Yeyenbona Ada gear di dalam kamera yang macet. Sebaiknya dibawa ke teknisi untuk dibetulkan. Kalau mau betulin sendiri di website ini ada petunjuknya.

  • eko December 23, 2012, 5:47 pm

    oke banget..mas

  • Valeria December 21, 2012, 8:13 pm

    “Sebenarnya, banyak aturan komposisi lain yang bisa kita gunakan, misalnya framing, dead-center, leading line, pattern, low angle, high angle, abstract dan sebagainya.”
    Bahas lebih lanjut dong ttg aturan-aturan ini 🙂

  • mursal buyung December 19, 2012, 10:22 am

    mantaaaap jawaban ne om, kirain ada jalan pintas utk fotografi hehehe

  • Jojoz On Revolutia December 18, 2012, 11:40 am

    Nice sharing 🙂

Cancel reply

Leave a Comment