≡ Menu

Tips foto human interest di kawah Ijen

Hi! Mungkin ini pertama kali saya nulis untuk Infofotografi.com. Melalui tulisan ini saya mau berbagi pengalaman saya mengenai persiapan foto human interest ketika saya berangkat ke Kawah Ijen awal Februari tahun ini.

Ternyata foto HI tidak semudah yang kita membayangkan! Tinggal bawa kamera dan jepret bukanlah hal yang bijak jika ditelusuri kembali. Memang banyak orang yang sudah terbiasa difoto, terutama di kawasan wisata seperti Pasar Beringharjo di Jogjakarta, Gereja Ganjuran, dan masih banyak lagi. Sebelum mengambil foto, berikut tips and trik supaya kita bisa berlega ria memfoto Human Interest:

Mencari informasi – via Internet

Seringkali orang-orang menulis mengenai review tempat-tempat yang bisa jadi salah satu tempat yang akan kamu kunjungi. Cobalah telusuri hal-hal yang tidak boleh dilakukan disana hal yang dianggap tabu, atau hal yang mungkin bisa jadi penyokong kamu ketika berfoto disana. Misalnya ketika saya mencari informasi mengenai Kawah Ijen, sangat disarankan membawa rokok, permen, atau air putih sebagai hadiah ketika para penambang tersebut difoto.

Mencari informasi – via penduduk sekitar

Malu bertanya sesat dijalan! Ngobrol dengan penduduk maupun pekerja di kawasan wisata yang kita kunjungi sangat membantu kita dalam mencari informasi apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Saya ambil kembali contoh ketika saya ke Kawah Ijen, ternyata para penambang belerang sebaiknya tidak boleh diberhentikan untuk diajak berbincang ketika mereka sedang mengangkat belerang. Karena ketika mereka berhenti, mereka akan sukar kembali untuk mulai berjalan mengangkat belerang. Tanya mereka dengan tampang yang ramah ya, jangan jutek-jutek.

Tersenyumlah

Senyum itu adalah ibadah bukanlah sekedar kiasan belaka. Dengan tersenyum ketika melihat orang, maka orang tersebut seringkali akan bertindak ramah juga terhadap kita. Misalkan ketika mereka melihat kamu memfoto mereka, lemparkan senyuman kepada mereka.

Pakaian tidak mencolok

Orang-orang terkadang secara tidak sadar merasa terusik ketika melihat ada pemandangan yang tidak biasa mereka lihat. Tentunya agar kita bisa berfoto ria dengan nyaman, sebisa mungkin kita tidak menjadi pusat perhatian orang-orang sekitar. Percaya tidak percaya para wisatawan di Kawah Ijen rata-rata memakai jaket parasut atau baju dingin lainnya seperti sweater untuk menahan udara dingin. Tetapi saya menemukan satu backpacker berasal dari Samarinda menggunakan mantel style Korea. Tentunya kamu bukanlah objek foto dan tidak ingin menjadi pusat perhatian bukan?

Sekian 4 tips kilat dari saya untuk foto-foto di kawasan wisata, terutama jika kalian ingin foto mengenai human interest 😉

Oleh Darwin Boy Sxander
Mahasiswa jurusan Advertising di STIKOM LSPR Semester 6
Foto di FlickrBlog

{ 0 comments… add one }

Leave a Comment