≡ Menu

Komposisi skala

Memasukkan elemen manusia ke dalam foto otomatis memberikan kesan skala pada foto. Tanpa unsur manusia atau hal-hal yang mudah dikenali, pemirsa tidak bisa mengetahui seberapa besar dan luas pemandangan tersebut. Misalnya, pendaki gunung akan memberikan gambaran berapa tinggi dan besar gunung yang didaki, orang yang mandi di bawah air terjun memberikan gambaran seberapa tinggi dan megah air terjun, perahu di tengah danau dan sebagainya.

Ada beberapa tips untuk menerapkan komposisi skala ini lebih efektif yaitu:

  • Pilihlah latar belakang yang relatif bersih/polos. Misalnya di gunung, sawah yang hijau, langit dan laut yang biru. Jangan tempatkan manusia atau hal-hal lain ditengah-tengah pohon-pohon yang beraneka ragam warna dan bentuknya.
  • Jangan meletakkan subjek foto terlalu dekat dengan kamera, karena akan membuat latar belakang menjadi terkesan sempit atau kecil.
  • Tidak perlu selalu memasukkan elemen manusia untuk memberikan kesan skala, tapi subjek lain juga bisa, asal mudah dikenali, seperti motor, mobil, rumah dan sebagainya.

ISO 800, f/8, 1/320 detik

Foto diatas ini dibuat saat saya berkunjung ke situ Cileunca, sebuah danau di daerah Pangalengan, selatan Bandung. Saat itu hujan deras dan saya menemukan seseorang yang sedang memancing dengan payung yang berwarna cerah. Warna payung yang kontras dengan hijaunya pohon-pohon tinggi di latar belakang yang menarik perhatian saya untuk memotret.

Dengan mengunakan jarak fokus lensa 70mm (46mm di kamera bersensor APS-C), sengaja saya biarkan payung tersebut agak kecil sehingga memberikan kesan skala bahwa alamnya sangat luas dibandingkan dengan payungnya.

ISO 900, f/8, 1/320 detik

Di lokasi yang tidak terlalu jauh, saya tertarik memotret adegan dimana ada dua orang yang sedang mengamati pemandangan dari sebuah Saung dari atas bukit. Kita memang tidak bisa melihat detail orang-orang tersebut tapi kita bisa merasakan suasananya. Komposisi pohon dan saung yang mengikuti aturan sepertiga (rule of thirds) juga memberikan efek visual yang menarik.

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 8 comments… add one }
  • eka February 28, 2014, 3:25 am

    ya okey

  • Asda July 6, 2013, 9:34 pm

    koh enche.. tertarik melihat foto yang ada orang dipinggir danau (pake payung)… sering kali saya beranggapan kalo saya motret orang, setidaknya orangnya harus terlihat besar.. saya tidak berpikir, bahwa foto di komposisi seperti foto itu bagus juga.. hehehe.. lalu apa yang perlu saya pertimbangkan kalo memotret dengan komposisi seperti foto tersebut? trims..

  • Erwin June 9, 2013, 6:36 pm

    Salam untuk om Enche. Sebelumnya.. Saya heran dan bertanya-tanya. Pada image pertama, anda memakai ISO 800 sedangkan kondisi cahaya memungkin kan anda untuk memakai ISO100 atau bahkan 200. Mengapa anda memilih 800? Bukannya semakin tinggi iso nya maka semakin tinggi pula noise nya?

    Pertanyaan kedua.. Dalam image kedua anda masih saja memakai iso tinggi bahkan lbh tinggi dari 800, mengenai iso mungkin akan terjawab di pertanyaan pertama tetapi saya perhatikan… Meskipun anda memakai iso tinggi, anda tetap bisa mendapatkan hasil birunya awan yang ada dibelakang. Berdasarkan pengalaman saya sendiri selama ini, kalau kita fokus pada suatu objek yang mungkin warna nya agak gelap, maka harus di turunkan shuttle speednya atau aperture nya atau pula isonya di naikkan, lalu mana yang sebenarnya anda fokuskan dalam pencahayaan dalam image kedua ini? Karena saya sering mengalami over exposure pada background warna biru langit seperti itu?

    Terima kasih sebelumnya om Enche.

    • Enche June 10, 2013, 11:29 am

      @Erwin Bagus nih pertanyaannya. Kondisi saat motret adalah lagi mendung dan turun hujan, jadi sebenarnya cahayanya tidak terlalu berlimpah. Sehingga ISO saya naikkan. Tujuan lainnya adalah untuk mendapatkan shutter speed yang cepat sehingga foto tidak goyang, karena saya naik di perahu yang lajunya cukup kencang.

      Yang kedua juga sama, kondisi cahaya tidak terlalu banyak juga karena langit mendung dan masih pagi sekali (sekitar jam 7-8). Untuk mengatasi pencahayaan yang kontras coba dibaca artikel ini.

  • Akang Rif'an April 23, 2013, 4:20 pm

    Oke siap..langsung dipraktikkan komandan…hehehe

  • Enche April 23, 2013, 10:14 am

    @Rif’an gak ada tips khusus sih, paling lindungi kamera dan lensa Anda hahaa.. Kalau malam masih blur mungkin shutter speednya terlalu lambat jadi waktu tangan getar terekam di foto. Bisa pakai tripod, atau pakai shutter speed yang lebih cepat, supaya tidak gelap saat pakai shutter cepat, ISO nya dinaikkan.

  • Akang Rif'an April 22, 2013, 4:46 pm

    Inspiratif Om Enche, padahal kadang-kadang rada mikir juga kalau mau jepret saat hujan ya…hehehe ada tips memotret saat hujan nggak Om? Oya request lagi, kalau motret malam hari kok seringnya (masih saja) ngeblur ya…kira-kira apanya yang harus di naik atau turunkan? saya pake EOS 600D…suwun Om Enche..

Cancel reply

Leave a Comment