Saat berjalan-jalan ke Beijing Agustus awal yang lalu, selain saya membawa kamera DSLR dan beberapa lensa, saya juga membawa kamera compact. Sebenarnya, hampir saja saya tidak membawa compact, karena kamera compact saya masuk servis sepulang dari tour fotografi ke Vietnam beberapa bulan yang lalu karena lensanya macet. Untungnya servisnya selesai sehari sebelum keberangkatan.
Kamera compact Ricoh GR IV ini memang tergolong unik, lensanya lensa fix 28mm f/1.9, tidak bisa zoom. Badan kameranya ada peredam getar (stabilization) jadi lumayan bagus untuk segala kondisi cahaya baik gelap maupun terang. Yang paling saya sukai dari kamera ini adalah badannya kokoh tapi cukup ramping untuk dimasukkan ke kantong, dan tombol, kenopnya banyak layaknya kamera DSLR. Kualitas fotonya setara dengan kamera compact canggih atau prosumer.
Dengan kamera ini saya merekam berbagai jenis foto seperti candid, dokumentasi, makanan, subjek kecil seperti bunga.
Dibandingkan dengan kamera DSLR, saya tidak perlu repot-repot membongkar kamera DSLR dan lensa didalam tas, dan tidak memancing perhatian orang banyak. Kamera compact juga memiliki kapasitas baterai yang lebih besar dari ponsel, sehingga bisa motret lebih lama. Biasanya baterai compact habis sekitar 150-300 foto (Tergantung penggunaan dan model kamera). Untuk memotret sehari penuh, saya biasanya mempersiapkan satu baterai cadangan.
Pengalaman saya saat memakai kamera compact adalah pikiran saya lebih ringan dan saya lebih fokus ke jalan-jalan dan melihat sudut-sudut komposisi yang menarik. Biasanya, lensa yang terdapat di kamera compact memiliki fungsi makro yang simbolnya seperti bunga. Fungsi ini memungkinkan kita untuk fokus sangat dekat ke subjek foto. Bunga kecil, detail benda, dapat terekam dengan baik tanpa harus repot-repot ganti lensa.
Saya juga mengunakan kamera compact sebagai scanner. Misalnya untuk merekam peta, brosur, petunjuk jalan dan informasi lainnya. Dengan demikian, saya tidak perlu repot-repot mencatat atau menyimpan.
Plus minus kamera compact untuk travel
+ Ringkas dan ringan dapat dikantongi
+ Tidak memancing perhatian berlebihan
+ Cepat untuk set-up
+ Lensa biasanya ada fungsi makronya
– Kualitas foto kalah dari DSLR
– Sulit untuk memotret subjek bergerak cepat
– Kapasitas baterai lebih kecil dari DSLR
– Shot to shot time agak lambat
Rekomendasi kamera compact berkualitas yang bagus dan fleksibel untuk dikantongi
- Sony RX100 I atau II Harga versi I = Rp. 6.8 juta Kelebihan: Sensor relatif besar (1 inci), resolusi 20MP
- Panasonic Lumix LF1 Harga: Rp. 5 juta Kelebihan: ada jendela bidik elektronik dan zoom sampai 200mm
- Fujifilm XF1 Harga = Rp. 4.8 juta Kelebihan: Desain elegan, sensor cukup besar 2/3 inci
- Canon Powershot S110 Harga: Rp. 3.6 juta Kelebihan: Sangat mungil, kontrol dan tombol cukup lengkap
- Nikon P330 Harga: 3.3 juta Kelebihan: Kontrol, tombol seperti kamera DSLR, harga terjangkau
Kalau bisa hidup tanpa zoom dengan lensa fix 28mm, maka rekomendasi saya Ricoh GR, harganya sekitar 8.5 juta.
*Harga dapat berubah seiring dengan waktu berjalan.
Rekomendasi kamera compact untuk tahun 2017 ini apa Pak? Terima kasih jawabannya.
Mohon rekomendasi.a master… sya pgn beli kmera prosumer yg sesuai kantong sya di bAwah 2jtaan. kira2 yg bagus kamera merk apa ya master…
kalo kamera saku yg harga di bawah 2 jt an rekomendasi apa om??
Sore Ko. Mau minta pendapatnya tentang kamera Fujifilm FinePix S4300 dengan Sony DSC W730?
Trims sebelumnya
@Basman maaf, saya kurang tau soal tipe kamera diatas.
Bang Enche,
Klo kamera Olympus SZ-10 gimana fiturnya? Apa bisa disejajarkan dengan penjelasan di atas?
@Arnon kamera tersebut lebih tergolong ke kamera prosumer/superzoom.
salam kenal bang enche..
kebetulan minggu depan jg jalan2 ke beijing, cmn mampu bawa kamera canon ixus 500 hs.. mohon ditambah nih tips dan referensi foto disana.
terima kasih..
@Yusup Bisa, malah lebih lengkap fiturnya, tapi gak bisa dikantongi karena agak gede hehe..
Sore, Ko. Gmn kalo Canon G series? Bs disejajarkan dgn di atas?
@Fauzi, X10/20 gak bisa dikantongi
Bagaimana dengan fuji x10/x20 ko? apakah tidak lebih baik dari kamera saku canggih diatas?
Thanks atas tips dan artikelnya.
selamat malam ko enche, sya ad unek” nih. Sya masih bingung tentang point of fiew pada lensa di kamera saku. kenapa pada saat zoom ke maksimum ekuivalen 400mm di full frame fokusnya tidak mengunci. Objek dengan saya berjarak kurang lebih 20 meter. Minimun fokus nya berjalan lancar cman infinity focusnya sama sekali tidak mengunci. terima kasih sebelnya ko.
@bagoes Met malam, sepertinya saat 400mm jarak fokus paling minimal itu lebih dari 20m, jadi gak bisa fokus. Jadi kameranya harus dijauhkan lagi dengan subjek.