≡ Menu

Alasan klien memilih fotografer

Sedihkah kamu jika gagal mendapatkan job motret, lalu kamu mengetahui yang dapat job tersebut adalah teman kamu sendiri? Jika pernah,kamu tidak perlu terlalu bersedih, karena kamu harus move on, dengan cara melihat dari sudut pandang klien mengapa bisa memilih teman anda. Terdapat beberapa alasan mengapa klien memilih fotografer tertentu:

    1. Reputasi. Seberapa terkenalkah dirimu di industri fotografi yang kamu geluti? Klien jelas akan melihat bagaimana reputasimu di dunia fotografi, baik via website serta sosial media. Membangun reputasi memang butuh kesabaran, yang terpenting adalah konsentrasi dalam satu industri fotografi saja. Saya pernah mendapat tawaran motret makanan untuk buku menu sebuah restoran. Namun saya tolak karena waktu itu reputasi saya bergerak di bidang wedding. Bukannya menolak rejeki, namun alangkah lebih baik jadinya ketika tawaran tersebut saya lemparkan kepada teman saya yang memang spesialis motret food.
    2. Daftar klien. Calon klien akan terkagum dengan daftar klien yang pernah kamu garap. Ada kemungkinan calon klien akan menghubungi klien yang pernah kamu foto, dan meminta rekomendasi dari mereka. Terkadang klien mempunyai pertanyaan yang di luar dugaan, saya pernah ditanya begini sama calon klien, “Punya foto-foto portrait anjing ga? Temen saya ada yang lagi cari fotografer yang punya portfolio itu buat kantornya.” Nahh lo, saya jawab dengan tegas “tidak punya mbak, mohon maaf saya juga tidak bisa merekomendasikan teman-teman saya, karena kami tidak punya portfolio tersebut”. Pernah terpikir bahwa anjing bisa menjadi daftar klien yang penting?

  1. Portfolio. Layaknya senjata dalam peperangan, portfolio merupakan senjatamu untuk bisa meluluhkan hati calon klien. Mempunyai portfolio online dalam bentuk website adalah suatu kewajiban di era digital ini. Mempunyai portfolio dalam bentuk print merupakan nilai plus di saat meeting dengan calon klien.
  2. Kepribadian. Faktor ini adalah faktor manusiawi, dimana jika kamu bisa membuat calon klienmu nyaman berbicara serta berdiskusi dengan kamu, serta kamu bisa mencairkan suasana meeting yang tegang. Kelanjutan dari fotografer freelance yang berkepribadian baik adalah hubungan pertemanan dengan klien yang sangat erat.
  3. Kepercayaan. Faktor utama dalam sebuah job motret adalah kepercayaan. Adalah sebuah anugerah yang luar biasa jika kamu diberi kepercayaan menyelesaikan projek fotografi oleh sebuah perusahaan. Yang perlu kamu lakukan adalah membalas kepercayaan tersebut dengan karya yang luar biasa.
  4. Berbeda. Diantara ratusan fotografer freelance yang bertebaran di dunia maya, calon klien pasti akan memilih fotografer yang “beda” dari yang lain, beda dari segi style foto, editan foto, penampilan website, cara memperkenalkan diri di halaman “About me”, serta personal project yang pernah di garap.
  5. Up to date. Calon klien akan lebih menyukai fotografer freelance yang lebih exist, baik online maupun off-line. Bukan hanya eksistensinya saja, namun juga karyanya.
tips bisnis foto wedding

Jika ingin menerapkan 7 hal diatas, Anda harus menjadi seorang klien. Saya sendiri pernah menerapkan hal ini saat saya mencari fotografer untuk acara wedding saya. Karena banyak teman saya yang menjadi fotografer wedding, maka saya email mereka satu per satu untuk mengirim portfolio, berikut websitenya. Dari email tersebut, saya bisa mengetahui siapa yang update dan siapa yang tidak, siapa yang berbeda dan siapa yang tidak.

Dari daftar klien teman saya, ternyata ada yang pernah motret weddingnya seorang artis. Hal ini juga memantapkan saya untuk memilih dia. Faktor reputasi juga menjadi satu pertimbangan utama saya dalam memilih fotografer. Pertemanan bisa mendorong faktor kepribadian, karena saya tahu siapa yang bisa mencairkan suasana, siapa yang tidak. Namun satu hal yang perlu dicatat adalah kepercayaan bukan lahir dari pertemanan. Kepercayaan saya memilih teman saya sebagai fotografer wedding saya adalah hasil dari profesionalisme yang selama ini ditunjukkan teman saya sebagai fotografer wedding.

Meskipun Anda sendiri adalah seorang fotografer freelance, jangan segan meng-hire fotografer untuk mengerjakan project/ide yang kamu punya. Dari situ kamu akan belajar menjadi klien serta memiliki sudut pandang ala klien yang kelak akan berguna untuk menjawab “mengapa si A si B atau si C?”

About the author: Radityo Widiatmojo (Wiwid) Lulusan Ilmu Komunikasi yang mendalami fotografi jurnalistik dan komersial. Karyanya telah dipublikasikan di Tempo, Jawa Pos, Jurnal Nasional dan Majalah remaja HAI. Sempat bekerja untuk John Stanmeyer, fotografer VII Photo Agency, tahun 2008 di Denpasar. Aktif mengajar Fotografi di kalangan Mahasiswa dan umum, serta privat. Di tahun 2009 mendirikan studio foto khusus wedding. Pernah mengambil studi photo imaging di Sydney, dan saat ini bekerja sebagai fotografer dan penulis lepas. Tips dan Trik seputar fotografi bisa dilihat di http://fototiptrik.blogspot.com.au/, portfolio bisa dilihat di http://radityo-widiatmojo.com/

{ 2 comments… add one }
  • doni April 23, 2015, 6:21 pm

    Kren Amat Foto Grafer NY
    😀

  • indra September 28, 2013, 7:56 pm

    salam pake enche.. saya baru mau mencoba mencari rezeki di bidang wedding.. tapi blom ada pengalaman.. kira-kira lensa apa yang cocok di gunakan untuk foto wedding..? saya menggunakan canon 60 D. terima kasih

Cancel reply

Leave a Comment