≡ Menu

GOAL : Mencapai sasaran fotografi

Sore itu, saya bersama teman saya yang berprofesi sebagai aktor, mengunjungi sebuah studio wedding bernama Paper Crane di daerah North Sydney. Paper Crane merupakan penyedia jasa wedding videografi di Sydney, dan menurut saya mereka yang terbaik di Sydney. Yang punya orang Indonesia lho, yaitu Susanto. Tujuan kunjungan kami hanya sekedar silaturahmi saja, karena teman saya udah lama tidak bertemu dengan pemilik Paper Crane. Kami pun ngobrol santai seputar pemenang piala Oscar, sampai film Schindler’s list. Entah pada obrolan titik mana, saya ditanya Susanto dengan satu pertanyaan menohok, “Wiwid, what is your ultimate goal?” Dia bertanya dengan nada yang cukup serius. Saya terdiam beberapa saat memikirkan jawabannya, karena bukan sekedar goal/target, tapi ultimate goal. Akhirnya saya menjawab “saya pengen keliling dunia dengan fotografi…” Jawaban yang sebenarnya terbesit saat obrolan itu.

WidiatmojoRadityo_uncanny_1454

Manusia yang memiliki profesi, apapun itu, pasti memiliki target dalam lingkungan kerjanya. Jika anda bekerja dalam sebuah perusahaan, maka target tersebut lebih sering di tentukan oleh perusahaan. Contoh paling simple adalah seorang Marketing yang di tekan oleh sebuah perusahaan untuk mencapai angka target penjualan tertentu. Lain halnya seorang fotografer freelance. Target yang ingin dicapai merupakan ambisi pribadi, yang didukung oleh unsur-unsur ambisi, dedikasi, pengembangan diri serta ekonomi.

Jawaban saya atas pertanyaan Om Santo yang sesaat merupakan sebuah kesalahan, karena target seorang pekerja kreatif harus ditentukan, dituliskan, dinyatakan dan disematkan didalam hati. Dia menyarankan bahwa sebagai seorang manusia kreatif, target harus di tentukan terlebih dahulu, lalu menentukan caranya untuk meraih target tersebut. Logika berpikir mundur adalah jalan untuk meraih target tersebut. Saran om Santo untuk berpikir mundur juga diajarkan di sekolah saya. “Thinking backward will help you to redefine the way how you will reach your goals”, ujar dosen pengajar Professional Practices.

WidiatmojoRadityo_the_rock_0291

Suatu saat saya ingin menerbitkan buku foto tentang Street Photography

WidiatmojoRadityo_Sydney_2914

Untuk mencapai target jangka panjang, diperlukan target-target jangka menengah dan jangka pendek. Target dadakan yang saya jawab di atas, Keliling dunia, merupakan contoh target jangka panjang. Namun bisa jadi target tersebut menjadi target jangka pendek atau menengah. Penentuan jenis target sangat tergantung pribadi anda sendiri. Saya bisa mencontohkan guru favorit saya, Tania. Dia merupakan seorang fotografer sekaligus seniman. Keliling dunia dia tempatkan pada target jangka menengah, karena saat ini dia sering keliling dunia untuk melakukan solo exhibition, baik di New York, Israel, maupun di Sydney.

Dia bisa menjadi seperti itu karena keuletannya menghasilkan karya baru. Sebagai wujud kecintaannya terhadap fotografi Tania mengambil sekolah master di bidang fine art. Pameran pernah di jalani, mengajar adalah bentuk dedikasinya terhadap fotografi, namun apakah Tania berhenti sampai di sini saja? Ternyata tidak. Suatu malam setelah pameran akhir angkatanku, Tania mengajak saya dan 1 teman saya untuk dinner.

Sembari bercanda ini itu, Tania bertanya kepadaku, “I really want to know what is your goal in this life?”Saya pun menjawab dengan tegas, “I want to have my own private photography school, the best one, and travel around the world with my lovely little family…” Lalu dia menimpali “That’s really good, you know what? Right now I’m thinking someday I will get my MUSEUM”. Tania ingin memiliki sebuah Museum, yang lengkap dengan fasilitas kantor, studio serta galeri. Apakah target Tania bisa dikatakan gila?

Satu pengalaman yang sangat berharga yang saya dapat di Sydney adalah visi fotografer di sini sudah melihat jauh ke depan. Target mereka bisa saya katakana gila semua. Namun justru kegilaan tersebut yang akhirnya membuahkan hasil yang luar biasa.

Dan sekarang saya bertanya kepada para fotografer, “Apakah goal anda dapat dicapai melalui fotografi?” Jawabnya “Yes, you can…” seperti foto dibawah ini

WidiatmojoRadityo_Aussie_Day_0163

About the author: Radityo Widiatmojo (Wiwid) Lulusan Ilmu Komunikasi yang mendalami fotografi jurnalistik dan komersial. Karyanya telah dipublikasikan di Tempo, Jawa Pos, Jurnal Nasional dan Majalah remaja HAI. Sempat bekerja untuk John Stanmeyer, fotografer VII Photo Agency, tahun 2008 di Denpasar. Aktif mengajar Fotografi di kalangan Mahasiswa dan umum, serta privat. Di tahun 2009 mendirikan studio foto khusus wedding. Pernah mengambil studi photo imaging di Sydney, dan saat ini bekerja sebagai fotografer dan penulis lepas. Tips dan Trik seputar fotografi bisa dilihat di http://fototiptrik.blogspot.com.au/, portfolio bisa dilihat di http://radityo-widiatmojo.com/

{ 4 comments… add one }
  • Gada Bina Usaha December 16, 2013, 5:57 pm

    Terimakasih Artikelnya

  • Boedi Cahyanto December 3, 2013, 11:50 am

    Saya sangat suka krn sangat memberikan inspirasi dan motivasi. Terima kasih

  • Imong November 12, 2013, 3:30 pm

    ijin share ya .. 🙂

  • Togu Raja Tamba November 3, 2013, 3:32 pm

    Tulisan yg sangat menginspirasi…

Cancel reply

Leave a Comment