≡ Menu

Komposisi dan framing dalam street photography & human interest

Ketika kita sedang melakukan hunting foto Street dan Human Interest, terkadang kita mengalami kesulitan dalam menentukan komposisi apa yang tepat untuk memotret objek foto kita.

Di tulisan kali ini, saya akan memperkenalkan teknik komposisi framing. Mungkin banyak pembaca infofotografi yang sudah mengetahui teknik komposisi ini. Tetapi saya coba untuk menghadirkan contoh-contoh foto saya dengan teknik framing yang lebih beragam. Harapan saya, para pembaca infofotografi lebih terbantu untuk menata objek-objek hunting fotonya menjadi semakin bervariasi.

Teknik ini sebenarnya salah satu dari sekian banyak teknik komposisi yang masuk ke dalam teknik dasar (text book) fotografi. Sejauh apapun kita telah melangkah dan menjadi mahir dalam berfotografi, terkadang kita perlu kembali lagi ke basic atau akar dari aturan dasar fotografi. Karena dari basic inilah, kita terkadang merasa terbantu dan mempunyai panduan ketika kita sedang melakukan hunting foto.

Lalu apa yang dimaksud dengan teknik komposisi FRAMING?
Teknik FRAMING adalah memasukkan benda/ orang sebagai objek pendukung untuk membingkai objek fotografi yang utama.

Dalam contoh foto 1. Saya memasukkan langkah kaki dari 2 orang sebagai bingkai objek utama foto yaitu orang-orang yang sedang berjalan. (jika diamati sekilas, tidak terlihat teknik komposisi framing dalam foto ini, tetapi jika diamati lebih dalam jelas sekali terlihat teknik framing di foto ini)

foto 1

Dalam contoh foto 2. Saya menggunakan cermin yang menempel pada tembok keraton sebagai objek pendukung untuk membingkai objek utama. Sementara prajurit kraton yang terlihat sedikit di sisi kiri foto adalah figuran yang akan menghantarkan audience menuju ke objek utama foto yang terframing/ terlihat di cermin yaitu berupa Gunungan Sekaten.

foto 2

Dalam contoh foto 3. Saya menggunakan punggung dan kepala sapi sebagai objek pendukung untuk membingkai objek utama yaitu pemulung di tempat pembuangan akhir sampah di solo. Foto ini ingin menceritakan bahwa populasi sapi di tempat pembuangan sampah ini berkembang sangat pesat hingga seolah-olah mengepung pemulung.

foto 3

Dalam Foto 4. Saya memasukkan unsur-unsur besi penyangga di jembatan penyebrangan sebagai objek pendukung dari objek utama yaitu bajaj berwarna biru. Warna yang kontras bisa kita pertegas dan perdalam lagi dengan teknik komposisi framing.

foto 4Contoh foto 5 dan foto 6 adalah karya personal projek saya di tahun 2011 bertema “Up to The Town” saya sengaja bermain-main dengan kabel listrik, lampu kota, instalasi antena pemancar maupun kawat berduri yang terkadang terlihat semrawut dan tidak beraturan. Saya mencoba menonjolkannya entah sebagai objek pendukung maupun objek utama. Di dalam street photography, kesemrawutan seperti ini bisa menjadi objek foto yang menarik.

foto 5

foto 6
Contoh foto 7 adalah foto tentang porter di stasiun Gambir yang sedang duduk bengong di kolong peristirahatan mereka. Saya memanfaatkan roda kereta yang sedang berhenti untuk memperkuat kesan berat dan kerasnya pekerjaan mereka. Roda kereta dan rel juga sebagai deskripsi tempat istirahat mereka yang berada di kolong peron dan sejajar dengan roda kereta (bisa dibayangkan betapa pengap dan panasnya tempat ini ketika ada kereta yang sedang parkir) Minimnya angle pengambilan foto, membuat saya harus berpikir kreatif dan terpaksa merangkak di bawah kereta untuk mendapatkan foto ini.

foto 7
Dalam foto 8, saya memanfaatkan para pengunjung pasar tradisional di Jawa Tengah yang sedang sibuk menonton sabung ayam sebagai background frame. Dengan contoh foto ini, kita bisa melihat bahwa objek yang kita pakai sebagai framing tidak harus selalu sebagai foreground objek utama. Kita bisa pula memanfaatkan keseragaman pola mereka dalam berdiri menjadi background frame dari objek utama yaitu 2 ayam jago yang sedang bertarung.

foto 8

Selamat mencoba dan salam fotografi!

Albertus Adi Setyo adalah fotografer profesional yang juga mengajar fotografi dengan topik creative flash, dan juga street photography & human interest.

{ 12 comments… add one }
  • Daru July 28, 2017, 9:40 am

    Koh untuk foto street itu sebaiknya hitam putih atau yg berwarna ya, terus apa boleh kalo bukan di jalanan (di pinggir sungai atau sawah)

  • Abdur October 19, 2016, 6:37 am

    Wuih….. mantap!

  • Aliputro May 9, 2016, 10:19 pm

    Terimakasih sudah berbagi ilmu

  • giri gustiana March 2, 2016, 1:29 pm

    Itu settingan kameranya gimana yah ? Pake effek apa dan iso berapa ?

  • Ridho Abyan Widiastanto January 22, 2016, 9:14 am

    paling suka sama yg bajaj, soalnya saya ada foto sepertu itu tapi objeknya ibu saya 🙂

  • KnByte December 7, 2015, 6:19 pm

    Paling suka yg foto bajaj, mo buat seperti itu ah, dengan objek lain

  • fatkan July 23, 2015, 3:14 pm

    sore ko…. sy binggung milih kamera 700d tau 100d… krna masih pemula… tlng penjelasannya makasih..

    • Enche Tjin July 23, 2015, 7:04 pm

      700D lebih besar dan berat, tapi punya layar LCD yang bisa diputar dan autofokusnya lebih akurat. Kalau gak ada masalah dengan ukuran saya rekomendasikan 700D, tapi jika ingin yang seringan dan seringkas mungkin, Canon 100D.

  • ezha October 10, 2014, 12:47 am

    Ko saya kesulitan ya um belajar komposisi hhee… ndak mudeng2….

  • gasik September 24, 2014, 12:57 am

    Thanks ilmu nya

  • khairul f September 23, 2014, 10:05 pm

    sangat menginspirasi.

Cancel reply

Leave a Comment