≡ Menu

Bawa apa ke Jepang April 2016?

Setelah mengalami kerepotan membawa terlalu banyak kamera dan lensa saat tour fotografi di Yuanyang, Yunnan. Saya lantas mencari alternatif kamera yang lebih ringkas. Saya mengamati kamera-kamera yang tersedia, dan kali ini saya berminat membawa sistem kamera Olympus OMD EM5 II dan tiga lensa fix yaitu Olympus 12mm f/2, Olympus 25mm f/1.8 dan 75mm f/1.8.

Berat totalnya dibawah 1 kg, yaitu 981 gram saja, ya kurang lebih sama dengan kamera Nikon D700 saya, cuma kalau bawa kamera DSLR, berat ini baru kameranya saja, belum lensa-lensanya. Ha ha! Kamera dan lensa-lensa ini dipinjamkan ke saya oleh Olympus OCCI, distributor resmi Olympus di Indonesia. Terima kasih 🙂

olympus-to-japan-2016

Mengapa saya memilih membawa lensa fix (gak bisa zoom)? Alasannya karena kualitasnya bagus, bukaannya besar (f/2, f/1.8), dan ukuran yang relatif kecil sehingga tidak mencolok dan sekaligus tidak memberatkan.

Olympus 12mm f/2 (ekuivalen dengan 24mm di kamera bersensor full frame). Lensa ini tergolong lensa lebar, tapi memang bukan ultra lebar, tapi cukup untuk landscape, arsitektur, cityscape dan sedikit terlalu lebar untuk street photography.

Lensa kedua termasuk lensa yang relatif baru dibandingkan lensa 12mm atau 75mm.  Lensa ini  di rilis Januari 2014, yaitu Olympus 25mm f/1.8. Lensa ini merupakan lensa standard/normal. Bisa untuk berbagai kondisi, seperti untuk candid, dan jg bisa street, food dan lain lain. Lensa ini memiliki sudut pandang yang termasuk lensa tradisional, yang sangat populer di era kamera film. Salah satu kelebihannya adalah bisa fokus cukup dekat (25 cm).

Olympus 75mm f/1.8 ekuivalen dengan 150mm, termasuk lensa telefoto. Ukurannya memang lebih besar daripada lensa-lensa lainnya, tapi masih tergolong ringkas juga dibanding lensa DSLR ekuivalen 150mm di fullframe ini unik dengan mampu mengisolasikan subjek dan membuat latar belakang / bokeh yang keren. Saya akan mencoba mengunakan lensa ini untuk portrait, candid atau mengisolasi subjek seperti bunga dari lingkungannya.

Apakah kombinasi trio lensa fix ini adalah yang terbaik? Sebenarnya saya berharap bisa mengunakan lensa yang sedikit lebih lebar seperti 20mm, dan sedikit lebih pendek, mungkin sekitar 105mm, tapi tidak apalah, beda-beda dikit. Berita bagusnya adalah ketiga lensa yang saya pilih termasuk lensa premium yang berkualitas tinggi, sehingga hasilnya saya rasa tidak akan mengecewakan :).

Saya berencana akan melaporkan pengalaman saya dalam mengunakan kamera dan ketiga lensa ini selama saya di Jepang. Apakah kualitas gambar yang saya hasilkan sesuai dengan standar pribadi saya? Bagaimana operasinya sulit atau tidak, dan bagaimana kinerjanya, cepat atau lambat? Apa kelebihan kamera yg termasuk baru ini dan apa fitur yang saya sukai?

Nantikan kabarnya awal bulan depan (April 2016).

Bagi yang memiliki kamera, dan ingin belajar memotret untuk hasil foto yang lebih bagus, silahkan mengikuti kupas tuntas kamera dan kursus kilat dasar fotografi yang rutin kami adakan. Info 0858 138 3069 (WA), infofotografi@gmail.com

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 12 comments… add one }
  • Anto April 2, 2016, 9:56 am

    Ko Enche..kira2 nikon bakal ngeluarin lensa 17-55 yg baru gak ya?
    Saya rencana beli afs 17-55 f/2.8 IF ED, kualitasnya bgs walau blm VR dan pembuatannya dah lama sejak 2003
    Setelah tau ada lensa afs 24-70 yg baru yg versi elektronik & VR pengganti 24-70 yg lama (2003-2015), saya jd ragu nih ko..

  • dani March 31, 2016, 11:13 am

    Saya menggunakan apsc. Apabila memilih kombinasi lensa fix lebih baik 35 & 85 mm atau 35 & 135 mm? Keperluan untuk sehari2 dan potrait.

    • Enche Tjin March 31, 2016, 11:44 am

      Kalau sehari-hari enak 35mm karena gak terlalu sempit sudut pandangnya, dan masih lumayan untuk portrait (tidak cembung/distorsi). Kalau portrait lebih dipentingkan, terutama close-up bagusan 85mm. 135mm di APS-C menurut saya terlalu panjang/sempit, mundurnya bakal jauh banget.

      Jadi kombinasi yang lebih cocok untuk sehari-hari menurut saya 24mm dan 85mm.

      • Anto March 31, 2016, 7:26 pm

        Jadi kalo body apsc pake lensa FF spt afs 24-85 jg bs ya ko walaupun kualitasnya di bawah lensa fix, atau lensa FF yg bukaan besar spt afs 24-70 f/2.8
        Jadi enakan mana nih 2 body apsc dgn lensa fix afs 24mm f/1.8 + afs 85mm f/1.8 atau 1 body apsc tp lensanya FF afs 24-70 f/2.8?hehe..maaf jd nambahin bingung TS

        • Enche Tjin April 2, 2016, 12:15 am

          Intinya kalau berani repot dengan lensa fix, kualitas fotonya lebih baik, tapi kalau gak mau repot dan pingin yang fleksibel saja, ada lensa zoom spt 24-85mm, atau 24-70mm, yang terakhir kualitasnya lebih baik 🙂 Kalau saya sih, agak repot dikit gpp deh hehehe.

  • ardhi cahya ramadhan March 31, 2016, 5:33 am

    Om mau minta saran nih,
    untuk kamera mirrorles yang paling bagus apa ya om?
    Dari harga sekitar 10-15jt, untuk fitur video saya nggak terlalu mementingkan karena saya cuma tertarik ke fotografi.
    Kalau bisa yang lensanya dan aksesoris yang terjangkau dan mudah dijumpai di pasaran

  • Self Publishing March 30, 2016, 11:35 am

    Hasil fotonya diupload dong om. Dari masing-masing lensa yang om gunakan.. Soalnya saya penasaran juga sama kamera ini.

    • Enche Tjin March 30, 2016, 4:32 pm

      Ntar ya, belum berangkat soalnya hihi

  • Edys March 30, 2016, 11:08 am

    Ditunggu oleh-olehnya dari jepang, om. Kalau misalnya cuma satu lensa panasonic 14-140 apa cukup, om? Kualitasnya gimana, om?

    • Enche Tjin March 30, 2016, 4:33 pm

      Kalau zoomnya sih cukup dan mengasikkan, tapi secara kualitas seperti ketajaman, lebih baik fix.

Cancel reply

Leave a Comment