Beberapa bulan belakang ini, saya sering ditanya soal kamera compact canggih yang bisa dimasukkan ke kantong/tas kecil dan performanya bagus. Kalau nanyanya 5 tahun yang lalu, gampang jawabnya Sony RX100!. Tapi sekarang sudah beda, karena banyak pilihan lainnya, contohnya Canon G7X II, Panasonic LX10, dan Sony sendiri punya variasi RX100, dari RX100 I sampai V.
Kalau ingin yang tercepat kinerjanya, Sony RX100 V yang harganya Rp 15 juta masih yang tercanggih, kelebihan utamanya dibanding pesaingnya dan seri Sony RX100 pendahulunya adalah kecepatan autofokus sudah ditanamkan teknologi deteksi fasa, sehingga saat mengikuti subjek yang bergerak cepat jadi gak masalah, selain itu, kinerja dan buffer juga sudah ditingkatkan untuk mendukung foto berturut-turut. Kelebihan lain yang dimiliki RX100 V adalah punya jendela bidik kecil yang bisa membantu saat memotret di kondisi yang sangat terang. Kualitas gambar RX100 juga terbilang tajam berkat lensa Zeiss yang konsisten ketajamannya dari lebar sampai telefoto.
Kelemahan utama RX100 V yaitu layarnya tidak touchscreen, merekam video 4K dibatasi 5 menit saja, karena Sony RX100 cepat panas saat merekam video.
Di lain pihak, Panasonic LX10 yang baru diluncurkan awal tahun ini memiliki beberapa hal yang menarik. Pertama adalah bukaan lensa di 24mm (sudut lebar) sangat besar, yaitu f/1.4, yang dapat memasukkan cahaya sekitar 67% lebih banyak daripada bukaan lensa kamera pesaingnya (f/1.8). Kedua adalah kemampuan lensa di 24mm bisa fokus sangat dekat ke subjek yaitu 3 cm saja, membuat memotret subjek yang kecil jadi lebih mudah dan detail. Satu lagi fitur yang memudahkan adalahnya layar sentuh. Sedangkan yang RX100 V belum ada.
Kelemahan utama LX10 adalah tidak ada built-in ND filter, LCD nya tidak bisa ditekuk kebawah saat mau memotret dari sudut atas, autofokus kadang “hunting” (bolak-balik mencari fokus) saat merekam video.
Ada satu lagi alternatif lain, yaitu Canon G7X II, kamera ini terlihat lebih enak digenggam karena ada pegangan bertekstur dari bahan karet, dan juga harganya paling terjangkau, yaitu Rp 6.76 juta saja. Kelebihan lainnya yaitu lensanya sedikit lebih panjang/tele yaitu 24-100mm f/1.8-2.8. Kamera RX100 V dan LX10 lensanya sekitar 72mm saja. Tapi mungkin karena rentang zoomnya lebih panjang, ketajaman hasil foto G7X sedikit lebih “soft” daripada lensa Zeiss di RX100 dan Leica di LX10.
Dengan harga yang lebih murah, kelemahan Canon Powershot G7X II videonya belum bisa merekam video 4K dan untuk merekam slow motion masih kurang baik.
Dengan adanya kelebihan dan kekurangan masing-masing, maka sulit menentukan yang terbaik dari ketiga kamera diatas. Saran saya, pilihlah sesuai dengan jenis fotografi yang disukai. Contohnya jika suka memotret di kondisi gelap misalnya foto di malam hari, LX10 dengan lensa lebar 24mm dan bukaan besar f/1.4 akan sangat membantu, juga kalau senang foto subjek kecil karena bisa fokus sangat dekat. Sedangkan jika suka foto subjek yang bergerak sangat cepat, seperti ingin merekam kegiatan aksi, olahraga, dll, RX100 V paling oke autofocus speednya. Sedangkan jika memiliki dana yang terbatas, dan belum membutuhkan video 4K, maka G7X II terlihat lebih menarik.
Infofotografi secara rutin mengadakan kegiatan belajar fotografi. Silahkan mampir ke halaman jadwal kegiatan kami. Trims atas perhatiannya.
Catatan: Harga kamera adalah harga resmi saat artikel ini ditulis.
Sony wx500 & sony hx90v gimana koh ?
Kalau G7Xii, LX10, eos m3, GF7/8 autofocusnya lebih cepat mana? Untuk foto bayi/balita apa kamera ini ok?
Terima kasih atas review nya.
Kebetulan sekali saya memang sedang mencari kamera dan memang sedang bingung antara seri sony rx100 atau canon g series.
Saya biasa memakai kamera digital standar (pinjam punya saudara, sony w series saya lupa tepatny, keluaran kira2 5 tahun yg lalu), tidak pernah pakai kamera jenis lain dan sebenarnya berkeinginan utk belajar lbih lanjut ttg fotografi.
Kalau kamera tsb dipakai utk foto guest d panggung sebuah convention (jarak kira2 5 meter, background terang krn berupa layar tv yg banyak) hslny krg memuaskan krn serba salah. Kalau tidak dizoom jadi krg fokus ke objek yg ingin difoto, dizoom gambar jadi buram, belum masalah backlight dr background. Saya hny psg mode auto krn tdk sempat utak atik mode krn memang hny diberi waktu sbentar skali utk foto (kira2 3 menit).
Jika saya ingin memakai kamera dg keperluan seperti itu, kira2 pilihan yg cocok dr ketiga kamera di review ini apa ya?
Mgkn slain itu saya hanya akan pakai utk foto koleksi2 (figure, toys, album, merch dkk) di rumah, tp ga sampai foto macro.
Terima kasih banyak.