≡ Menu

Pengalaman hunting foto di pelabuhan Muara Angke

Hampir di setiap genre photography, bangun pagi merupakan salah satu satu ritual yang perlu dijalani meski di hari Sabtu atau Minggu. Hunting foto kali ini merupakan salah satu cara untuk sejenak meninggalkan rutinitas yang membosankan. Kota Jakarta dengan segala keunikan-nya tidak akan pernah habis sebagai sasaran hunting.

Kali ini saya dengan rombongan pecinta fotografi Infofotografi menyempatkan diri untuk mengunjungi salah satu tempat hunting street fotografi yang unik, di pelabuhan Muara Angke. Sengaja kami mengejar pagi-pagi, karena kesibukan pagi paling asik untuk difoto, di saat matahari mulai menampakkan sinarnya, nelayan dengan kapalnya mulai bersandar di dermaga. Siapa sangka, pelabuhan yang sudah penuh dengan deretan perahu ikan, ternyata masih bisa juga satu dua perahu pelan pelan menyusup diantara deretan perahu tersebut. Luar biasa. Berbeda sekali dengan parkir mobil, perlu ada sela antar kendaraan.

Foto oleh Meis Musida – Olympus PEN F

Agenda utama hunting street, kegiatan pagi para nelayan yang menurunkan muatan, penimbangan hasil laut, persiapan pengiriman ke pasar ikan sampai ke proses pengeringan ikan. Semua-nya menarik untuk diambil gambarnya. Jangan sampai tertinggal, termasuk ada orang yang sibuk dengan gerobaknya untuk memberikan jasa angkut muatan dari kapal ke pasar.

Itulah serentetan media yang bisa kita jadikan objek foto. Menarik bukan? Wisata pagi yang menyenangkan, disamping bisa berkumpul dengan teman sehobi. Kelas street kali ini dikomandani oleh Ruben Hardjanto, salah satu ambassador dari Leica Camera. Tapi jangan salah, selama perjalanan foto street, tidak ada cerita atau diskusi mengenai brand. Fokus kali ini lebih kearah cara pengambilan gambar, atau lebih kerennya angle. Dimana posisi terbaik pengambilan gambar. Mengingat obyek bergerak dengan cepat.

Kunci utama yang paling saya ingat, kalau ambil foto harus tegas, kalau mau ambil atas atau bawah sekalian, jangan tanggung. Kalau mau ambil portrait antara mata dan hidung fokusnya. Kalau mau tangan, ya fokusnya disana. Jangan lupa speed nya, ambil di 1/250 atau 1/500 detik. Dengan cuaca terang seperti saat itu, bisa juga pakai mode S (Shutter Priority).

Dari sini kita makin tertantang untuk terus mengasah kemampuan terus menghafal karakter
kamera pribadi kita dan membaca artikel yang berhubungan dengan fotografi plus terus berlatih,
supaya saat hunting foto, tidak tertinggal oleh momen dan hasil nya sesuai dengan yang
diharapkan.

Permainan cahaya sangat diperhatikan. Manfaatkan sebaik mungkin pantulan cahaya sinar matahari pagi, supaya warna bisa keluar sesuai dengan yang diharapkan. Masukan yang tak terlupakan dari Ruben yaitu sebelum pergi hunting foto, paling tidak kita sudah punya topik apa yang akan diambil dan sudah harus fasih atau menguasai kamera beserta tekniknya. Supaya kita nyaman saat hunting foto. Jadi hunting foto merupakan arena kita untuk mengasah kemampuan kita dengan kamera dan objek yang akan kita bidik. Bukan belajar cara mengoperasikan kamera.

Terakhir, berkumpul di salah satu Café, sambil ngadem dan diskusi hasil foto masing-masing peserta. Dari ratusan foto yang kita hasilkan, dipilih 5 foto yang menurut kita terbaik. Ternyata dari 8 peserta, dengan obyek sama, hasilnya tidak ada yang sama. Review nya juga berbeda-beda. Hal ini yang membuat hunting foto ini berkesan dan bermanfaat bagi semua.


Trims sharingnya dan sampai ketemu lagi di workshop & trip berikutnya.

{ 3 comments… add one }
  • Alga Kusuma August 23, 2017, 11:11 pm

    Koh info fotografi di jakarta mulu, adain kelad street di jogja dong. Yg di jogja jg pengen 🙁

  • Rista August 20, 2017, 10:12 am

    Kalau hunting di tempat seperti ini cocoknya pakai lensa dg FL berapa mm ya??

    • Enche Tjin August 20, 2017, 10:24 am

      Menengah seperti 24-70mm ekuivalen full frame cocok.

Cancel reply

Leave a Comment