≡ Menu

Setahun bersama Leica

Bulan September 2017 ini tepat setahun saya bertugas menjadi Leica SL Ambassador Indonesia. Saya bersyukur telah melewati tahun ini dengan penuh kegiatan dan semangat. Sebenarnya, gelar Ambassador bukan sesuatu yang penting bagi saya, malahan bagi saya terasa agak aneh, karena saya bukan selebriti ha ha ha. Saya lebih cocok berperan sebagai pendidik (educator) yang berusaha membantu yang ingin belajar fotografi dan memberikan wawasan supaya banyak orang dapat lebih menikmati fotografi. Sampai saat ini, saya telah mengadakan 10 sesi photography talk di Leica Store Indonesia dan mengadakan trip foto ke Pangalengan, Bandung.

Sebelumnya, saya termasuk awam tentang kamera dan lensa Leica. Tapi setelah mempelajarinya selama setahun, saya cukup mengenal beberapa kamera Leica dengan baik. Kamera utama yang saya gunakan adalah Leica SL, yang saya pasangkan dengan lensa Leica SL 24-90mm f/2.8-4 OIS. Saya juga punya dua adaptor untuk memasang lensa Leica M-mount dan adaptor untuk lensa Nikon F-mount.

Selama setahun saya mengunakan kamera ini, kualitas gambar yang dihasilkan sangat memuaskan saya dalam hal teknis seperti ketajaman, dynamic range tapi juga dalam hal artistik seperti keunikan blur / bokeh area yang tidak fokus. Palet warna kamera ini juga kaya dan netral langsung dari kamera, sehingga saya tidak perlu mengubah warna saat editing.

Leica SL ini juga sangat tahan banting (dalam arti sebenarnya). Terus terang, kamera saya ini sudah dua kali jatuh. Pertama dari tripod saat ke Bromo, kedua jatuh saat di dalam tas. Setelah jatuh, tak ada apa-apa, cuma lecet tapi fungsi kamera tidak terganggu. Yang paling menakjubkan adalah saat saya motret di pantai Sawarna, kamera ini sempat ke cemplung dua kali ke dalam air karena saya jatuh ke seret gelombang ombak besar dua kali berturut-turut. Kamera dan lensa-nya basah semua tapi setelah saya bersihkan dengan air tawar dan keringkan, kamera berfungsi normal kembali, sama sekali tidak masalah. Tentunya jika saya tidak mengunakan kamera & lensa ini, bisa dipastikan kamera ini akan rusak dan mungkin tidak bisa diselamatkan lagi karena air laut yang asin terkenal sangat kejam terhadap perangkat elektronik.

Dua bulan belakangan ini, saya mencoba kamera compact Leica D-Lux 109. Kamera ini pun menarik karena lebih cocok untuk dibawa sehari-hari, street dan travel light. Meski berbentuk compact, kamera ini memiliki sensor yang tidak kalah besar dari kamera yang berukuran lebih besar. Dan karena didukung dengan lensa Leica berbukaan besar, memotret di kondisi gelap pun tidak jelek.

Pengalaman ke markas Leica

Selama menjadi Leica Ambassador, saya sangat beruntung berkesempatan untuk bertemu dan mengobrol langsung dengan pemilik dan Chairman Leica, Dr. Andreas Kauffman, CEO Oliver Kaltner, direktur Stefan Schultz, product manager SL Steffen Skopp dan lain lain. Saya bertemu mereka di acara pameran Photokina di musim gugur 2016 yang bertempat di Cologne, Jerman, dan juga diundang untuk hadir dalam acara perayaan dan peluncuran kamera Leica M10 di awal tahun 2017 di Wetzlar, Jerman. Dari perayaan tersebut, saya dapat bersua dan berfoto bersama fotografer legendaris Joel Meyerowitz , dan Leica Ambassador International untuk M10, Matt Stuart & Fulvio Bugani. Fotografer yang terakhir bertemu saya kembali di Jakarta baru baru ini.

Mungkin karena Leica bukan termasuk perusahaan besar, saya merasa masih ada suasana kekeluargaan. Misalnya saat berada di markas Leica di Wetzlar, kita bisa ngobrol dengan pemilik Leica, para manager dan fotografer-fotografer Leica secara langsung.

Di Indonesia, teman baru saya juga bertambah yaitu Leica Ambassador dari Indonesia, yang kesemuanya merupakan fotografer terkemuka, diantaranya Davy Linggar, Ruben Hardjanto (ROE), Tommy Siahaan dan Dilla Djalil-Daniel. Pak Bernard dan Jacqueline dari Leica Store juga sangat mendukung, saya diberi kesempatan untuk mengunakan Leica Activity Store, dan juga diberikan kesempatan untuk mengisi acara training kamera ponsel Huawei P9.

Budaya Leica

Sebagai perusahaan yang sudah berusia lebih dari 100 tahun, budaya Leica cukup konservatif dan perfeksionis. Konservatif karena masih mempertahankan kamera rangefinder yang desainnya seperti kamera jaman film (Leica M) dan juga masih membuat dan menjual kamera film (Leica MP, M7). Perfeksionis yaitu pembuatan kamera dan lensa dengan kontrol kualitas (QC) yang ketat. Dalam setahun terakhir, Leica terus berinovasi membuat banyak kamera baru yang lebih modern seperti kamera utama saya saat ini, Leica SL.

Salah satu budaya yang saya senang dari Leica yaitu budaya cetak foto dan pameran. Jika mengunjungi Leica Store atau Leica Gallery di mana saja, kita bisa melihat pameran foto yang secara rutin diperbaharui. Budaya ini tentunya tidak sesuai dengan arus tren dimana foto saat sekarang kebanyakan dinikmati di layar monitor ponsel, tablet, atau layar komputer, Leica masih melestarikan budaya cetak foto. Leica melihat fotografi adalah karya seni yang berwujud. Maka itu di setiap Leica Store memiliki pameran foto yang isinya diganti secara berkala untuk mengapresiasi fotografer pengguna Leica.

Leica Store Indonesia, Plaza Senayan

Leica mungkin saja merupakan perusahaan pembuat kamera satu-satunya yang menerbitkan majalah fotografi sendiri dalam bentuk cetak, bukan hanya satu saja, tapi tiga, yaitu LFI yang diterbikan bulanan, M magazine yang berisi karya-karya photo story pengguna kamera Leica M, dan S Magazine yang berisi karya fotografer profesional dengan kamera Leica S. Majalah-majalah Leica bisa dilihat disini.

Tentang masa depan

Saya akan terus menulis dan mengadakan photo talk tentang berbagai topik di Leica Store/Activity Center. tentunya bukan hanya tentang kamera Leica saja. Saya selalu berusaha untuk berpikiran terbuka, setiap merk kamera pasti memiliki kelebihan kekurangan masing-masing. Toh, murid-murid saya juga mayoritas bukan pengguna Leica. Saya akan mencoba dan me-review berbagai kamera dan lensa baik Leica maupun bukan. Kualitas gambar yang dihasilkan tidak hanya tergantung dari kamera atau lensa yang digunakan, tapi sangat tergantung dari pengetahuan dan ketrampilan fotografer-nya, yang perlu terus diasah.

Ada pertanyaan yang juga cukup menarik, yaitu bagaimana jika saya berhenti bertugas sebagai Leica Ambassador lagi? Apakah saya akan juga berhenti mengunakan kamera Leica seterusnya? Ini adalah pertanyaan yang sangat bagus.

Saat ini, kamera utama saya Leica SL masih memenuhi kebutuhan saya untuk membuat hasil gambar yang baik di berbagai keadaan yang sering saya hadapi (travel, landscape, dan portrait). Saya punya kebiasaan mengunakan kamera utama saya selama empat sampai lima tahun, karena saya membutuhkan cukup banyak waktu untuk beradaptasi antara satu kamera dengan yang lainnya dan supaya bila saatnya harus mengganti kamera, kualitas kamera pengganti sudah signifikan lebih baik. Saat senggang, saya akan mencoba kamera dan lensa baru, baik dari Leica maupun merk-merk lainnya.


Panduan dan rekomendasi kamera Leica bisa dibaca di artikel ini.

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 6 comments… add one }
  • Dayat January 27, 2020, 10:39 am

    Ko mau tanya untuk pemula pengguna leica, apakah Leica M8 masih recommended untuk saya hijrah dari sony a6000. karna second nya BO sekarang sudah ada di angka 20jta’n? terima kasih.

  • Akhir Yuliono September 13, 2017, 11:57 pm

    Wah leica masih bkin M7 jg ya? Apakah kamera rangefinder leica lama (film) harganya ada yg d bawah 10juta?
    Kalo lensanya paling muraj untuk type M berapa ya?

    • Enche Tjin September 14, 2017, 9:26 am

      Terus terang kamera Leica meskipun bekas biasanya puluhan juta. Yang baru 80-105 jt. Kalau lensa lebih bervariasi, karena selain Leica ada pilihan lensa lain yang membuat lensa M-mount seperti Voigtlander, Zeiss dan lain-lain.

  • Wisnu Prabowo September 12, 2017, 6:36 pm

    Super kereen master Enche…matur nuwun bimbingan leica nya..dan jawaban ambasadornya…hehe..selalu menyimak analisa2 Om Enche..tu yg leica… – salam Q

  • Panga September 12, 2017, 1:36 pm

    Masih menabung buat kamera Leica. Hehe
    Leica M10 di store Jakarta berapa harga ya sekarang?

    • Enche Tjin September 12, 2017, 3:25 pm

      Sekitar 100jt. Mesti pesan sepertinya. Stok terbatas.

Leave a Comment