≡ Menu

Mengulas tiga mirrorless baru : Sony A7 III, Fuji X-H1 dan Lumix G9

Beberapa bulan terakhir ini ramai berita soal hadirnya kamera-kamera mirrorless baru yang semakin canggih, diawali dengan Panasonic Lumix G9 sebagai produk flagship untuk fotografi, lalu dalam waktu hampir bersamaan FujiFilm menghadirkan Fuji X-H1 yang berkonsep hybrid (sama okenya buat foto maupun video), dan Sony membuat generasi ketiga dari A7 sebagai kamera mirrorless yang full frame dan serbaguna. Bagaimana ulasan saya tentang ketiganya, simak di artikel kali ini..

Ketiga kamera mirrorless ini pada dasarnya sama-sama menarik, ketiganya menawarkan banyak fitur dan kinerja tinggi. Tapi bila dirunut dari sejarahnya, ketiga kamera ini ceritanya beda-beda. Sony A7 dikenal sebagai kamera mirrorless full frame yang laris, banyak dipilih untuk menghidupkan lagi lensa lama, meski kameranya cukup basic secara fitur. Di generasi kedua banyak peningkatan yang didapat khususnya soal auto fokus, Sony A7 II juga banyak disukai karena ada 5 axis IS di sensor. Di generasi ketiga ini meski Sony A7 III masih memakai sensor full frame 24 MP, tapi meningkatkan spesifikasi auto fokus, 4K video, dan hal-hal penting lain.

Sebutlah misalnya dual slot SD card, joystick, bodi weathersealed, dan port headphone. Dari sisi baterai juga menjadi lebih baik (karena baterainya beda dengan sebelumnya) sehingga bisa memotret lebih lama. Dari bodinya A7 III mirip sekali dengan kamera flagship A9 kecuali di sisi roda dial kiri atas yang hanya ada di A9.

Fuji yang tetap bertahan dengan sensor APS-C sebetulnya sudah punya X-T2 sebagai kamera unggulan di kelas semi pro, dengan harga dan fitur yang termasuk tinggi. Hadirnya Fuji X-H1 sebetulnya agak mengagetkan karena seperti akan saling overlap dalam spesifikasi.

Tapi konsep Fuji X-H1 adalah menjadi kamera yang selain oke buat foto, juga mantap buat video (video tadinya adalah hal yang biasanya agak diragukan orang saat pakai sistem Fuji). Maka itu Fuji X-H1 menawarkan fitur video lengkap, dengan 4K 200 Mbps, F log gamma internal dan jangan lupakan in body IS untuk kali pertama di sistem Fuji. Dari fisiknya X-H1 seperti kamera medium format Fuji GFX, dengan top LCD kecil di bagian atas, dengan layar LCD yang bisa dilipat dengan unik seperti di X-T2.

Panasonic sendiri menjadikan Lumix G9 sebagai kelanjutan rutin di seri G, sekaligus mendampingi GH5 yang lebih ditujukan buat video. Daya jual sistem micro Four Thirds adalah di ukuran lensanya khususnya untuk telefoto. Maka kamera buatan Panasonic (dan juga Olympus) bila dipadukan dengan lensa tele akan jadi solusi ideal untuk satwa liar, olah raga yang jaraknya jauh dan travel.

Lumix G9 menawarkan kecepatan kinerja baik dari memotret kontinu ataupun auto fokus, dengan harapan bisa dimanfaatkan oleh fotografer aksi. Di Lumix G9 juga ditemui mode High Resolution yang akan menghasilkan foto 80 MP dari sensor shift, menjadikan dia kecil-kecil cabe rawit. Bodi G9 dirancang mantap secara ergonomi, dial, tombol dan joystick juga mencirikan sebagai kamera kelas atas. Weatherseal di G9 ini bisa menahan hawa dingin sampai -10 derajat, cocok untuk cuaca ekstrim.

Faktor dalam memilih kamera memang cukup banyak. Faktor yang obyektif/kuantitatif diantaranya sensor, ISO maksimum, shoot kontinu, titik fokus, daya tahan baterai dan sebagainya. Faktor subyektif misalnya ergonomi, tombol dan roda, menu kamera, bentuk dan desain kamera dan sebagainya. Faktor lain tentunya dukungan lensa dan harga kamera itu sendiri. Ketiga kamera yang saya ulas tentu tidak ada keluhan dari sisi fitur, semuanya punya hasil foto yang oke, jendela bidik yang mantap, bisa 4k video, ada sensor shift untuk stabilizer di sensor, bodi yang tangguh dan kinerja yang sama-sama tinggi.

Tapi pada dasarnya tidak ada satu kamera terbaik untuk segala hal. Bicara kualitas hasil foto/video pun jaman saat ini semakin sulit dibedakan kualitas hasil foto antar kamera, dan antar sensor (kecuali di ISO yang sangat tinggi, atau di monitor yang sangat besar). Kita mesti tahu karakteristik setiap kamera dan limitasinya, misal sensor full frame tentu secara teknis hasil fotonya paling bagus, tapi akan membutuhkan lensa yang besar.

Desain klasik ala kamera lama di Fuji X-H1 mungkin memberi kesan yang keren, tapi tidak semua orang bisa beradaptasi dengan konsep pengaturan mode eksposur ala Fuji. Panasonic yang mengandalkan DFD focus menawarkan AF yang cepat, tapi pesaing seperti sudah mantap dengan sistem phase detect pada sensor yang lebih pede saat tracking fokus. Memang (calon) pembeli jadi perlu lebih bijak dalam mencari kamera terbaik sesuai kebutuhannya.

Beberapa hal yang bisa jadi bahan pertimbangan :

Sony A7 III :

  • bodi paling ringkas, tapi ruang untuk tombol dan roda jadi terbatas, membatasi ergonomi pengguna
  • cocok untuk yang sering foto ISO tinggi, atau yang mau pakai lensa lama, khususnya lensa fix (dengan adapter)
  • kinerja AF dengan 693 titik dan phase detect akan berguna untuk keadaan khusus yang perlu tracking cepat
  • video 4K makin oke dengan adanya log gamma, mic dan headphone membuat kamera ini juga oke buat video
  • weatherseal jadi sesuatu yang diapresiasi tapi belum diketahui seberapa handal dibanding X-H1 atau G9

Fuji X-H1 :

  • bodi dan ergonomi mantap, IS di sensor serta top LCD jadi faktor pembeda dengan Fuji lainnya
  • cocok untuk yang mencari kamera foto dengan warna JPG yang enak buat potret, juga untuk video lebih profesional
  • spek diatas kertas sangat baik, kecuali baterai karena jenisnya sama dengan X-T2 jadi kurang cocok untuk IS di bodi (tahan 300 shot saja)
  • seperti biasa sensor X-Trans bagaimanapun tetap beda, khususnya di RAW processing
  • dial ala kamera klasik antara keren atau malah membingungkan bagi pengguna
  • untuk mendapat port headphone mesti pasang battery grip

Lumix G9 :

  • bodi dan ergonomi mantap dan terasa pro, percaya diri di keadaan outdoor yang ekstrim
  • cocok untuk yang mencari solusi ringkas foto travel, satwa liar dan aksi, atau yang perlu kamera dengan IS 6,5 stop (bisa mendekati 1 detik tanpa tripod)
  • sensor 20 MP sudah membaik dibanding sebelumnya (16 MP) tapi tetap belum bisa menyamai sensor Fuji atau Sony
  • kemampuan menghasilkan foto 80 MP berguna buat landscape, interior atau produk tanpa harus menunggu era sensor masa depan tiba
  • kemampuan video tetap impresif dengan 60 fps 4K, tapi dibatasi tidak se-advanced di GH5 (tidak ada 10 bit 4:2:2 dan log gamma)

Opini Enche Tjin

Seperti dibabarkan oleh mas Erwin Mulyadi diatas, memilih salah satu kamera tentunya tidak mudah. Selain spesifikasi kamera, pilihan-pilihan lensa setiap sistem perlu dipikirkan juga. Meski berbeda dalam harga dan ukuran sensor gambar, ketiga kamera memiliki kelebihan masing-masing dan cocok untuk jenis fotografi yang berbeda.

Menurut saya, Sony A7 III cocok sebagai kamera untuk dokumenter/reportase berkat sistem autofokusnya yang cepat, performa ISO tinggi yang bagus, kapasitas baterai yang panjang dan stabilizer di body kamera. Sony A7 III juga bagus bagi yang suka mengadopsi lensa-lensa non-Sony seperti lensa DSLR, lensa jaman film, dan untuk merekam video pendek.

Fuji X-H1 ditujukan khusus kepada pengguna Fuji yang juga senang merekam video karena fitur videonya lebih canggih, dan sering travel ke tempat yang sulit karena body-nya dibuat lebih tahan banting. Untuk yang fokusnya sebagian besar ke fotografi, X-T2 yang berukuran fisik lebih kecil sepertinya sudah mencukupi.

Panasonic G9 unggul di kinerja dan ergonominya (susunan tombol dan dial), selain itu pilihan lensa-lensanya ringkas dan kecil, sehingga menurut saya cocok untuk traveler yang suka pergi ke tempat yang ekstrim tapi tetap  ingin membawa banyak lensa, terutama lensa telefoto yang panjang-panjang. Bagi yang budgetnya terbatas, G9 dan lensa-lensanya relatif lebih terjangkau dibanding kedua sistem diatas.


Sudah punya kamera tapi bingung settingnya? Mungkin panduan-panduan e-book yang kami bikin bisa membantu. Dapatkan di halaman e-bo0k kami.

Jangan lupa ikuti workshop membuat foto keren dengan kamera mirrorless.

About the author: Erwin Mulyadi, penulis dan pengajar yang hobi fotografi, videografi dan travelling. Sempat berkarir cukup lama sebagai Broadcast Network TV engineer, kini Erwin bergabung menjadi instruktur tetap untuk kursus dan tour yang dikelola oleh infofotografi. Temui dan ikuti Erwin di LinkedIn dan instagram.

{ 22 comments… add one }
  • adi March 25, 2018, 9:09 pm

    kira-kira dengan munculnya lumix g9 apakah g85 akan turun harga ya?

    • Enche Tjin March 26, 2018, 1:08 am

      Sepertinya tidak karena G9 dgn G85 bedanya banyak dari segi spec, design dan harga. Tapi tiap setahun/dua tahun kamera turun harga kok.

  • tiko March 23, 2018, 7:12 pm

    slmt malam mau tanya kapan lumix g9 masuk pasaran indonesia ya dan brp harganya ya

    • Enche Tjin March 23, 2018, 7:40 pm

      Sepertinya minggu depan sudah tersedia, kemungkinan dijual Rp 23 juta body saja.

      • wisnu adji March 24, 2018, 10:22 am

        Katanya bakal lebih murah dari pendahulunya. Gak tahan hujan jg, apa kl buat video bisa pake gamma.

        • Enche Tjin March 24, 2018, 7:44 pm

          Yang G9 ini tahan air dan beku lebih fokus ke foto meski bisa rekam video 4K juga. Videonya gak bisa pakai gamma, yang lebih ke video GH5 dan GH5s.

  • wisnu adji March 22, 2018, 10:44 pm

    Apa ciri2 kamera mirrorless video, knp g9 itu gk ada dsebutin untuk foto video. Kl saya ingin kamera compact bisa rekam 4k 60fps apa kira2.. Gh5 terlalu besar menurutku

    • Enche Tjin March 22, 2018, 10:56 pm

      Kalau kamera mirrorless sepertinya belum ada, kalau action cam mungkin ada.

  • Hari March 16, 2018, 9:21 am

    Ko bgm dg g85 apakah untuk foto dan video sdh baik. Kalo untuk food fotografi lensa yg cocok pake lensa apa. Kalo untuk foto atau video yg ada bokehnya rekomendasinya lensa apa yg masih trjangkau harganya tapi kwalitas baik. Makasih ko.

    • Enche Tjin March 16, 2018, 11:34 am

      G85 bagus untuk foto dan video, lensa yang cocok untuk blur yang fix dan bukaannya besar. Yang tidak terlalu mahal Panasonic 42.5mm f/1.7, atau kalau mau yang sedikit lebih lebar (standar): 25mm f/1.7, cukup murah lensa ini, dibawah 3 jt.

      • Hari March 16, 2018, 2:41 pm

        Makasih ko. Kalo tone warna untuk foto potret gimana? Kalo buat beli online bisa kemana ya ko?

        • Enche Tjin March 17, 2018, 8:00 am

          Tone sih tak masalah, meskipun generasi baru lebih baik (GH5, G9).

          • Hari March 17, 2018, 12:24 pm

            Ko saya jadi mau ambil g85 aja, harga pasaran skrg brp Ya? Kalo untuk food fotografi dan video baiknya dipadukan sama lensa apa?.

            • Enche Tjin March 18, 2018, 1:18 am

              13 juta dengan lensa kit sptnya. Pilihan lensa banyak sih, mungkin yang bagus yang fix, seperti Panasonic Leica 25mm f/1.4 bagus untuk video dan food.

  • Adang Supriyatna March 15, 2018, 7:11 pm

    ko rekomendasi store buat beli sony a7iii ?

    • Enche Tjin March 16, 2018, 1:09 am

      Kurang lebih samalah, via Infofotografi juga boleh 😀

  • Komar March 13, 2018, 4:54 pm

    Horeee….. makin banyak mirrorless bagus, mg2 lensa-lensa dslr makin murah… (nasib ane yg ga kuat pindah sistem) hehehe

    • Enche Tjin March 14, 2018, 10:03 am

      Di pasar secondhand mestinya banyak yang harganya oke 🙂

      • Poernomo March 15, 2018, 1:44 pm

        Eksekutif dari Sony memprediksikan bahwa Nikon dan Canon akan berkiprah ke full-frame mirrorless dalam waktu satu tahun kedepan.
        Ini kalau dikaitkan dengan pernyataan CEO Canon Fujio Mitarai, bahwa Canon akhirnya bersedia untuk memotong penjualan DSLR untuk berinvestasi di mirrorless.

  • Renny Gobel March 13, 2018, 10:00 am

    Selamat pagi Enche Tjin
    Mohon pencerahan Enche, kalau dikasih hadiah kamera (disuruh pilih) antara Sony A7R II atau Sony A7 III, pilih yang mana ya?
    Terima kasih atas jawabannya

    • Renny Gobel March 14, 2018, 9:05 am

      Mohon jawaban subjektif dari Enche sebagai Photographer profesional
      Terima kasih

      • Enche Tjin March 14, 2018, 10:03 am

        Halo, tergantung kebutuhan juga, apakah perlu cetak super besar atau akan banyak melakukan cropping? Jika tidak perlu A7III lebih bagus dari banyak sisi seperti kapasitas baterai, kinerja (kecepatan) dan kemudahan penggunaan (touchscreen, joystick dll).

Cancel reply

Leave a Comment