≡ Menu

Kesan mengunakan Leica V-Lux (Typ 114) di Tibet

Seperti yang saya ceritakan di post sebelumnya, salah satu kamera pilihan saya menemani Leica Q adalah Leica V-Lux. Kamera ini adalah sejenis kamera superzoom atau kadang disebut prosumer. Kamera ini tidak bisa berganti lensa, tapi lensa zoomnya sudah keren sekali, meliputi jarak fokus 25-400mm ekuivalen kamera full frame (35mm format).

Artinya untuk sudut lebar atau tele/zoom sekali juga mampu. Mengapa bisa sampai panjang banget? Karena ukuran image sensornya berjenis 1 inci, jadi lebih kecil dari kamera DSLR/mirrorless pada umumnya, sehingga lensa bisa dibuat lebih kecil dimensinya tapi bisa lebih panjang rentang zoomnya.

Karena Leica Q memiliki lensa lebar (28mm) dan bukaannya lebih besar (f/1.7), saya kebanyakan mengunakan Q untuk foto di tempat gelap ataupun saat membutuhkan perspektif lebar. Sisanya, saya gunakan V-Lux, terutama untuk sudut yang lebih tele (50-250mm). Contoh-contohnya sebagai berikut:

ISO 125, f/4, 1/3200, 135mm

ISO 125, f/5.6, 1/3200, 70mm

ISO 125, f/6.3, /2500, 400mm: Zoom mentok ke puncak gunung salju yang sangat tinggi.

Untuk foto portrait seperti dibawah ini, mengkompresi gunung es yang jauh ke Iesan, supaya kesannya dekat dan nempel sebagai background perlu tele, focal length 70mm cukup untuk itu.

Atau untuk foto candid yang lagi prewedding di Danau Nam (Namtso) yang beku.

ISO 125, f/8, 1/400, 200mm

Bisa juga untuk membuat latar belakang blur kalau zoomnya cukup panjang.

ISO 125, f/4, f/160, 250mm

Untuk pemandangan juga oke, karena lensanya panjang zoomnya, maka saya bisa mudah melakukan framing/cropping. Pemandangan yang luas seperti dibawah ini gak masalah.

ISO 125, f/6.3, 1/640, 35mm

Atau kita bisa mainkan zoom untuk memotret detail pohon-pohon yang jauh di seberang danau seperti foto dibawah.

Leica V-Lux ini seperti pisau Swiss serbaguna dengan berat 830 gram saja, sudah termasuk baterai, rasanya tidak memberatkan. Bayangkan jika harus membawa lensa full frame dari 24-100mm plus 100-400mm bisa total sekitar 4 kg. Belum lagi harganya yang pastinya lebih mahal. Memang, soal ketajaman akan kurang dibandingkan dengan mengunakan kamera yang lebih besar dan lensa yang lebih besar, tapi saya nilai cukup seperti contoh-contoh foto diatas. Untuk cetak ukuran menengah misalnya 60 x 40 cm masih sangat baik. Kalau untuk sharing media sosial saja, kamera 20MP ini jauh lebih cukup.

Mengoperasikan kamera ini bagi saya juga tidak sulit dan setelah saya kustomisasi sedikit setting gambar dan fungsi tombol saya gak menjumpai kendala di lapangan dalam. Kesimpulannya saya gak nyesal bawa V-Lux ini ke Tibet kali ini 🙂

Bagi yang suka traveling dan juga peduli terhadap berat gear-nya, tapi ingin memotret berbagai macam subjek, apalagi jika sebagian besar subjek foto di kondisi cahaya yang terang/outdoor, Leica V-Lux ini boleh dilirik, tapi jika dominannya adalah foto ditempat gelap/indoor, mungkin kamera lain lebih bagus, misalnya Leica D-Lux 109, karena bukaannya lebih besar (f/1.7-2.8) dan sensornya lebih besar.

*foto-foto diatas dibuat saat tour Infofotografi ke Tibet, bulan April 2018 yang lalu.


Sebagai info, spesifikasi kamera Leica V-Lux 114 ini:

  • 20MP 1″ MOS Sensor
  • DC Vario-Elmarit f/2.8-4.0 Lens
  • 25-400mm Equivalent, 16x Optical Zoom
  • 3″ 920k-Dot Rotatable LCD Screen
  • 0.39″ OLED 2,360k-Dot EVF
  • UHD 4K 3840×2160
  • Image Shuttle App for Smart Devices
  • Up to 50fps with Electronic Shutter

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 1 comment… add one }
  • yudi May 13, 2018, 1:18 pm

    kalau menurut saya semua kamera dan lensa sesuai dengan kebutuhan dan dana

Cancel reply

Leave a Comment