≡ Menu

Melihat dynamic range sensor Lumix G9 setelah proses konversi RAW

Fotografer di era digital tentu sudah terbiasa dengan digital editing, misal memakai program Adobe Lightroom. Parameter yang biasa diubah untuk menyesuaikan dengan keinginan salah satunya adalah shadow dan highlight adjustment, dan ini hanya akan maksimal bila file yang diedit adalah file RAW. Kenapa? Karena RAW menyimpan lebih banyak data (12-14 bit) sedangkan JPG punya data pas-pasan di 8 bit saja. Tapi file RAW yang paling leluasa untuk diedit tetap tidak bisa melepaskan diri dari hukum fisika, dimana sensor yang terlalu kecil akan memberi kinerja photodetector di setiap piksel kurang maksimal, yang ujungnya adalah ke terbatasnya dynamic range. Dengan kata lain, mengedit shadow dan highlight paling enak adalah mulai dari sensor yang cukup besar, lalu pakai file RAW dan diproses dengan software yang mumpuni.

Ada beberapa jenis sensor yang umum dipakai di kamera digital, sensor kecil yang dipakai di kamera saku dan ponsel, serta sensor yang ukurannya lebih besar untuk kebutuhan fotografi yang lebih serius, misal Micro 4/3, APS-C, full frame hingga medium format. Dalam hal harga, sensor yang masih relatif terjangkau adalah Micro 4/3 dan APS-C, tak heran sensor jenis ini laris karena memberi hasil yang bagus tanpa menguras kantong. Panasonic Lumix G9 sebagai kamera flagship dengan sensor Micro 4/3 sudah saya pakai selama beberapa bulan, dan di keadaan kontras tinggi yang membutuhkan pengolahan shadow highlight di komputer ternyata mampu membuat saya terkesan terhadap kinerja dynamic range-nya. Karakter sensor G9 masih sangat mumpuni diangkat shadownya sampai maksimal, dan bagian highlight yang mengalami sedikit over masih bisa diselamatkan dengan baik.

Performa DR vs ISO Lumix G9 vs Canon 70D

Bila saya bandingkan dengan kamera saya Canon 70D memakai software editing yang sama, kira-kira kemampuannya setara bahkan dalam urusan mengangkat detail di bagian shadow, G9 ini masih sedikit lebih baik dari Canon 70D (memang 70D adalah kamera dengan sensor buatan 2012 yang saat itu teknologinya belum sebaik sekarang, tapi setidaknya 70D itu adalah kamera APS-C). Ternyata fenomena ini terjawab melalui pengujian oleh situs photonstophotos.net dimana performa dynamic range di semua nilai ISO antara Lumix G9 dan Canon 70D memang G9 terukur lebih tinggi sekitar 1 stop dibanding 70D. 

Beberapa contoh foto untuk menunjukkan bagaimana foto asli sebelum diedit, dan sesudah diangkat shadow (antara 90-100%) dan diturunkan highlight-nya (sekitar 50-80%) :

Kesimpulan

Kontras tinggi memang tricky dan perlu langkah ekstra untuk mendapatkan visual yang mendekati apa yang kita lihat. Hal ini karena kemampuan membedakan gelap terang mata manusia jauh lebih baik dari kamera apapun. Disaat kita ingin mengupayakan hasil foto yang lebih seimbang kontrasnya, kemampuan mengedit file foto, terutama file RAW memang diperlukan. Selain itu tentunya file RAW yang diolah perlu didapat dari kamera dengan sensor yang memenuhi syarat, bukan sensor kecil seperti di kamera saku (meski umumnya kamera saku tidak menyediakan file RAW).

Tiap sensor kamera punya karakteristik dynamic range yang agak berbeda, pengujian khusus soal DR sensor banyak dilakukan orang luar. Saya cuma pengguna yang sekedar mengamati seperti apa kinerja dynamic range dari kamera yang saya pernah pakai saja. Dari situ saya menemukan ada kamera yang sensornya lebih enak untuk diedit, dan ada yang agak kurang leluasa. Dan dari pengalaman memakai Lumix G9 ini saya akui sensornya mantap sekali kalau mau main shadow dan highlight adjustment di Lightroom, sehingga bila mesti memotret di keadaan kontras tinggi saya cukup tenang asalkan memotretnya pakai RAW.


Anda yang tertarik belajar editing foto dengan Adobe Lightroom bisa memeriksa jadwalnya di halaman ini.

About the author: Erwin Mulyadi, penulis dan pengajar yang hobi fotografi, videografi dan travelling. Sempat berkarir cukup lama sebagai Broadcast Network TV engineer, kini Erwin bergabung menjadi instruktur tetap untuk kursus dan tour yang dikelola oleh infofotografi. Temui dan ikuti Erwin di LinkedIn dan instagram.

{ 4 comments… add one }
  • zaenal firdaus July 19, 2018, 7:48 pm

    kalau kualitas di file jpg, antara keduanya bagaimana?

  • Abdul July 19, 2018, 10:34 am

    Keren mas, kalo boleh request ulasan lebih dalam tentang panasonic g85, saya pengguna amatir panasonic g85, tks.

    • Sadam July 19, 2018, 7:59 pm

      Setuju

  • tiko July 18, 2018, 10:41 pm

    mantep,,,

Leave a Comment