≡ Menu

Canon Mirrorless Full Frame, EOS R dengan mount baru

Seperti rumor yang santer beredar, hari ini Canon resmi memperkenalkan format kamera baru bernama EOS R, yang meski masuk ke kelompok mirrorless, namun berbeda dengan EOS-M (kamera mirrorless Canon yang sudah lebih dulu ada), karena EOS R ini dirancang spesifik untuk sensor full frame. Hal ini menjadi ajang pembuktian kalau akhirnya Canon (dan sebelumnya 2 minggu lalu juga Nikon mengumumkan Nikon Z) benar-benar ikut mengisi segmen mirrorless full frame untuk melengkapi lini DSLR full frame mereka.

EOS R punya bentuk desain yang mirip dengan EOS M50, namun lebih besar dan dilengkapi berbagai tombol dan LCD kecil di bagian atas. Jendela bidik jenis OLED 3,7 juta dot dengan perbesaran 0,76x sudah termasuk sangat baik. Layar LCD-nya berukuran 3,15 inci sistem lipat samping seperti kebanyakan kamera Canon masa kini, dan sebagai kamera mirrorless dengan mount RF baru, maka jarak flange back mungkin jadi penting bagi anda, dan di sistem EOS R ini jaraknya adalah 20mm. Artinya pengguna lensa DSLR Canon perlu memasang adapter khusus, dan ini menjawab rasa penasaran banyak pihak apakah Canon akan membuat mirrorless full frame dengan EF mount (flange back panjang khas DSLR) atau justru membuat mount baru. Bila diamati dari fisik kameranya, desainnya agak unik dan tidak persis seperti DSLR Canon atau EOS-M, misalnya bentuk roda On-Off di kiri atas, tidak ada roda Mode P-Av-Tv-M, ada tombol kiri kanan <> disebut multi function bar, dan tidak ada roda belakang untuk diputar. Tapi desain EOS R ini saya lihat cukup aman, dengan ergonomi yang sepertinya enak, grip yang dalam dan kalau dicari apa kurangnya ya di EOS R ini tidak ada built-in flash dan joystick.

Dari spesifikasi, EOS R memakai sensor 30 MP yang dilengkapi Dual Pixel AF dengan 5655 titik fokus yang bisa fokus di keadaan gelap hingga -6 Ev, dengan rentang ISO 100-40.000 dan kecepatan tembak hingga 8 fps untuk fokus One Sot (AF-S). Tersedia pilihan shutter elektronik juga bila ingin senyap saat memotret. Bodi kamera seberat 660 gram ini sudah berbahan magnesium alloy yang tahan cuaca. Fitur 4K 30p Canon Log video juga tersedia, dan bisa 10 bit 4:2:2 via HDMI (external record), atau kualitas biasa bila klip videonya hendak ditulis langsung ke SD card yang yang sudah mendukung UHS II (meski hanya ada 1 slot kartu memori di kamera ini). Baterai LP-E6N bisa bertahan sekitar 370 kali jepret, yang kini dipakai bisa diisi daya dalam kamera melalui USB 3.0 dengan adapter daya yang disertakan, dan tersedia aksesori battery grip BG-E22 bila perlu. Bagi banyak pihak yang berharap adanya stabilizer di bodi, sayangnya Canon tidak mendesain EOS R dengan stabilizer di bodi. Kemungkinan karena sulitnya mendesain sistem tersebut di bodi kamera yang relatif kecil, lagipula Canon sepertinya konsisten membuat IS di lensa saja.

Sebagai perkenalan jajaran lensa yang sesuai dengan mount baru ini, diumumkan juga beberapa lensa berikut:

  • fix RF 35mm f/1.8 macro IS STM, dengan kemampuan 5 stop stabilizer
  • fix RF 50mm f/1.2L USM
  • zoom travel RF 24-105mm f/4L IS USM (juga dijadikan lensa kit), dengan kemampuan 5 stop stabilizer
  • zoom profesional RF 28-70mm f/2L USM

Adaptor

Bagi yang memiliki lensa DSLR Canon, bisa mengunakannya di Canon EOS R ini dengan adaptor. Ada tiga jenis adaptor: 1. Adaptor standard, 2. Adaptor dengan control ring, 3. Adaptor dengan drop-in filter (CPL dan Vari-ND). Harganya bervariasi dari $99 sampai $399.

Beberapa catatan saya:

  • Canon mulai saat ini mengurus 2 mount kamera mirrorlessnya, yaitu EF-M mount (mirrorless APS-C) dan RF mount (mirrorless full frame). Ini berbeda dengan Nikon yang (sementara ini) tidak memiliki sistem mirrorless APS-C (Nikon1 tidak dihitung karena sudah tidak dilanjutkan), juga berbeda dengan Sony yang mendesain satu E-mount bisa untuk 2 sistem (APS-C dan full frame).
  • Baik EOS M maupun EOS R punya adapater tersendiri untuk memasang lensa DSLR EF dan EF-S. Kedua adapter tentunya berbeda dan tidak bisa saling tukar.
  • Apakah mungkin suatu hari nanti Canon membuat EOS R dengan APS-C, bila iya, maka lensa EOS M tetap saja tidak bisa dipakai di EOS R APS-C (memang lensa EOS M saat ini masih sedikit), dan juga tidak mungkin ada adapternya (EOS M ke EOS R) karena beda flange back keduanya sangat tipis (2mm saja). Info saja, flange back EOS M adalah 18mm, dan EOS R adalah 20mm.
  • Bagaimanapun hari ini adalah catatan besar bagi Canon, sebuah milestone baru untuk mencoba memperbaiki positioningnya di penjualan kamera mirrorless, pilihan ada pada calon penggunanya ingin mencari bodi yang konvensional ala DSLR atau modern dengan konsep tanpa cermin.
  • Bagi pengguna lensa DSLR Canon EF, memang harapan untuk bisa langsung memasang lensanya di mirrorless full frame Canon sudah pupus, tapi dengan adapter khusus setidaknya lensa-lensa anda masih bisa dipakai dengan normal dan berfungsi penuh.
  • Harga kamera ini bodi saja adalah $2300 yang bila dikurs per hari ini (Rp. 15.000) maka setara dengan 34,5 juta rupiah.

 

About the author: Erwin Mulyadi, penulis dan pengajar yang hobi fotografi, videografi dan travelling. Sempat berkarir cukup lama sebagai Broadcast Network TV engineer, kini Erwin bergabung menjadi instruktur tetap untuk kursus dan tour yang dikelola oleh infofotografi. Temui dan ikuti Erwin di LinkedIn dan instagram.

{ 12 comments… add one }
  • John Lim March 25, 2019, 3:53 pm

    Halo ko, apakah dgn adapter memakai lensa EF biasa, bisa auto focus?

  • ridho aditya September 21, 2018, 10:13 pm

    maaf mas mau nanya aku mau beli kamera 5d mark ii, mau beli bekas kan saya ada lensa kit 55mm tpi buat yg ef bisa gak ya dipake atau bisa pke adapter?

  • Toni September 11, 2018, 4:16 pm

    Saya blum baca spec lengkapnya ,tetapi jika di lihat dari model seperti sedikit kembali ke era 80 style-nya .Kalau semua mirrorless buat mounting baru sih pasti maksudnya agar kita sekalian beli lensanya juga (dagang) kan emang gitu ,sebenarnya mereka bisa aja pakai mounting dslr yg lama ,tapi otomatis gak ada yg beli lensa baru .
    Nikon kelihatan solid body nya .
    Yg terpenting kualitas dari foto dan “video” nanti mana lebih baik di karakter warna sensor masing2
    Catt = makin pusing milih nya

  • nbsusanto September 7, 2018, 3:51 pm

    selambat-lambatnya pengembangan E-mount untuk APSC sony, masih bisa pakai E-mount fullframe meskipun mahal.. setidaknya merasakan yang baru..
    kalo keputusan canon ini kurang populer, meskipun eos-m lensanya sudah lumayan beragam tapi ya itu-itu saja mungkin perlu menunggu seperti tertulis disini.. kenapa harus beda ya mount untuk eos-R?
    saya malah berharap dari sebelum nikon rilis itu mereka tetep pake mount dslr, namun merilis lensa yang khusus mirrorless.. jadi kalo punya lensa dslr masih bisa plug n play.. sementara itu rilis lensa baru untuk mirrorless tersebut mau tidak mau kelak pengguna dslr dipaksa secara halus untuk pindah body tanpa harus pusing dengan lensa lawasnya..

    • Enche Tjin September 8, 2018, 11:09 am

      Adapter untuk lensa EOS bagus kok, saya malah tertarik sekali dengan adaptor yang bisa drop-in filter. Pas dipasang akan terasa seperti lensa untuk RF mount. Saya pikir sih harga awal agak mahal, mungkin buat early adaptor (yang bakal beli dengan harga berapapun, yang penting pertama), setelah 6-12 bulan mungkin akan turun, terutama karena kompetisi cukup intens.

  • riez September 5, 2018, 6:13 pm

    Nasib EOS-M gimana ya kedepan nya..

    • Enche Tjin September 5, 2018, 8:47 pm

      Lensanya EOS M udah cukup lengkap, sepertinya akan dibiarkan saja seperti itu, mungkin akan ada update body setiap 2-4 tahun sekali, tapi jangan harapkan inovasi teknologi yang berlebih dari sistem ini.

  • Sarwo Wibowo September 5, 2018, 5:58 pm

    Bagaimana perbandingannya dengan Nikon Z6/7 Koh? Mana lebih unggul?

    • Enche Tjin September 5, 2018, 8:48 pm

      Sekilas baca spec, Nikon Z6 dan Z7 lebih unggul.

Cancel reply

Leave a Comment