Seperti yang saya ceritakan sebelumnya, tanggal 26 September lalu saya dan Iesan berkesempatan untuk berkunjung ke pameran Photokina di Cologne, Jerman 2018, dan kemudian jalan-jalan ke Kroasia dan Austria. Kamera utama (yang sering saya gunakan) saat disana adalah kamera ponsel Huawei P20 Pro.
Pengalaman saya saat mengunakannya sangat puas karena kualitas gambarnya sudah cukup bagus untuk berbagai keadaan termasuk keadaan yang sangat gelap seperti di malam hari. Saya juga cukup puas dengan videonya yang memiliki fitur stabilizer untuk merekam video klip pendek untuk IG Story.
Karena selalu saya bawa di saku saya, saat saya melihat ada yang menarik, langsung dengan mudah saya bisa memotretnya. Lain halnya jika saya membawa kamera DSLR/mirrorless yang biasanya tersimpan di tas (selempang atau ransel) sehingga hanya saya keluarkan di spot-spot foto saja. Dengan mengandalkan kamera ponsel, alhasil foto saya lebih banyak yang bersifat candid.
Di Eropa, kami traveling dengan sistem backpacker, alias banyak jalan dan mengunakan transportasi umum, sehari lebih dari 15.000 langkah, dan sempat menembus 24700 ribu langkah. Maka itu, dengan kombinasi kadang bawa ponsel saja, kadang bawa kamera, saya tidak menderita sakit pinggang seperti dua tahun yang lalu. Hehehe..
Mungkin ada yang bertanya: Apakah kamera ponsel ini bisa menggantikan kamera digital khusus jaman sekarang? Ya tentunya tidak, misalnya kita tidak bisa ganti lensa yang super lebar, atau super tele, juga tidak bisa dipasang flash eksternal. Tapi untuk sebagian besar kebutuhan jalan-jalan santai, candid, sketching, dokumentasi, kamera ponsel ini memang ciamik.
Harga Huawei P20 Pro sekarang sekitar 10-12 juta. Ponsel Huawei garansi resmi Indonesia bisa didapatkan di gerai Erafone yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dubrovnik, Kroasia. Sedang tes di kondisi malam yang gelap dan mode aperture untuk membuat lampu-lampu di latar belakang menjadi bokeh (blur) ISO 1250, f/1.7, 1/17 detik.

Keunikan Huawei P20Pro dibanding ponsel lain adalah punya modul kamera+lensa khusus yang sensornya monochrome, jadi hasil foto hitam putihnya tajam dan kaya detail (20MP).

Laxenburg, 20km selatan Vienna. Master AI Huawei menyeimbangkan kontras dan memekatkan warna secara otomatis.
Foto-foto hasil jepretan Huawei P20 Pro lainnya bisa dilihat di instagram saya.
Terima kasih kepada Huawei Indonesia yang telah mendukung kegiatan saya ini.
Kemarin2 mau beli P20Pro nya….tp di hold dulu, krn galau baca info yg Mate 20 Pro mau release & isu nya camera nya lebih tinggi performance nya dibandingkan ‘kakak nya’. Apa yg Mate 20 Pro ini infonya bakal masuk Indonesia jg koh & seberapa signifikan peningkatan camera nya?
Iya akan masuk juga, secara garis besar tidak ada perbedaan kualitas, bedanya modul monokrom diganti lensa ultra wide jadi mate lebih ok untuk landscape dan arsitektur.
Wah…sayang ya, monokrom nya hilang…padahal dedicated Leica lens banget. Sepertinya Huawei sdh bikin segman…P20Pro di khususkan u/ segmen Smartphone Photographer Pro & enthusiast penyuka BW, sedangkan Mate 20 Pro lebih ke traveller landscape-arsitektur
Pak enche, itu foto semua dalam format RAW ya. Berapa besaran filenya kalo pake format itu ?
Huawei p10 apa masih ok untuk sehari-hari ? fitur dan image quality nya dibanding p20 pro berbeda jauh ?
Untuk kondisi gelap bedanya cukup jauh.
Apakah dgn budget segitu, lebih baik beli ini daripada kamera, koh?
Kalau belum punya ponsel dgn kamera bagus saran saya sih ponsel krn bisa dipakai sehari-hari. Kecuali kalau buat serius belajar foto dan kerja.