≡ Menu

Pendapat tentang Sony A7R IV setelah hands-on di Singapura

Tanggal 29 Juli sampai 1 Agustus yang lalu saya diundang Sony ke Singapura untuk menghadiri launching Sony A7R IV bersama beberapa fotografer dan media dari Indonesia. Dalam kesempatan tersebut saya sempat mencoba sekilas kamera Sony A7R IV dengan lensa 135mm f/1.8 GM dan 600mm f/4 GM.  Berikut pandangan saya terhadap kamera Sony yang akan diluncurkan di Indonesia akhir bulan Agustus ini:

Di era kamera film, kita mengetahui bahwa kualitas lensa dan film sangat penting untuk membuat kualitas foto yang bagus. Tapi di era digital, teknologi sensor dan processor mungkin menjadi faktor terpenting dan sangat terlihat dalam lima tahun belakangan ini.

Perkembangan image sensor dan processor memungkinkan beberapa hal yang tidak terbayangkan di era kamera film:

  1. Teknologi terbaru sensor kamera saat ini memungkinkan untuk mencetak dengan ukuran sebesar yang kita inginkan, dengan resolusi 50MP keatas, pada dasarnya kita bebas mencetak foto dengan ukuran sebesar keinginan kita.
  2. Noise yang rendah di ISO tinggi memudahkan untuk memotret di kondisi gelap. Saat ini ISO 12800 tergolong bisa diterima (acceptable) berkat teknologi sensor BSI (Back side illuminated) dan processor yang pintar, 10 tahun yang lalu, ISO 1600-3200 adalah batasannya.
  3. Rentang dinamis meningkat jadi 15 stop (di ISO 100) memungkinkan untuk memulihkan bagian yang terlalu terang (over) atau gelap (under) dengan lebih mudah dan memudahkan untuk menyimbangkan bagian yang terang dan gelap dalam foto seperti dalam foto pemandangan.
  4. Sistem autofokus yang makin pintar dan canggih berkat arsitektur sensor yang menyematkan PDAF (Phase detect autofocus) yang piawai dalam mengikuti subjek bergerak (tracking). Bekerjasama dengan processor dan algoritma AI (Artificial Intelligence) kita dapat melacak wajah manusia, mata dan hewan dengan mudah.

Contoh foto

Foto dibuat dengan kamera Sony A7R IV dan lensa Sony GM 135mm f/1.8 dengan pencahayaan lampu LED dari arah kiri dari model. Autofokus eye detection cepat, dan shot to shot time pendek dan buffer lapang, tidak ada masalah dengan kinerja foto meski resolusi bertambah besar.

Gambar diatas adalah crop dari foto sebelumnya, yang menunjukkan keakuratan autofokus dan ketajaman perpaduan kamera dan lensanya.

Dalam beberapa tahun terakhir, investasi Sony dalam teknologi sensor sepertinya membawa hasil yang menggembirakan. Sony A7R IV memiliki sensor terbaru 61MP full frame, menentukan standar kualitas full frame untuk empat tahun kedepan yang sulit dilawan, karena sensor ini tidak hanya menekankan resolusi semata, tapi tidak mengkompromikan ISO tinggi dan dynamic range.

Memasuki generasi IV, seri Sony A7R semakin matang, dan melengkapi daftar kebutuhan fotografer profesional kelas atas dan amatir serius:

  1. Ergonomi pegangan, ukuran tombol dan roda dial memberikan sensasi tactile yang lebih berasa, tapi jadi sedikit lebih berat dibanding A7RII/III (669 gram dengan baterai, body-only).
  2. Built quality yang makin mantap dengan tingkat weatherseal yang lebih tinggi daripada generasi sebelumnya.

Kalau ditanya apa kelemahannya? Dimata saya tidak banyak dan kalau adapun sebenarnya juga sudah banyak digaungkan oleh pengguna-pengguna Sony. Insinyur-insinyur Sony sebenarnya juga sudah mengetahuinya, dan berusaha meningkatkannya dari tahun ke tahun yaitu menu yang cukup rumit dan implementasi layar sentuh yang hanya terbatas ke autofokus, tidak bisa buat mengganti menu atau setting.

Kelemahan lain menurut saya adalah tidak adanya processing di dalam kamera baik RAW processing atau processing untuk menggabungkan 16 foto hasil pixel shift. Untuk memproses foto Sony mengembangkan software Imaging Edge, tapi karena Sony bukan perusahaan software, maka kinerja software ini masih tertinggal dibandingkan dengan software pengolah foto lainnya. Oleh sebab itu teknologi pixel shift-nya menjadi kurang praktis.

Sejauh ini, saya menyambut baik Sony A7R IV sebagai kamera full frame generasi baru yang membuat standar yang tinggi di format full frame untuk kebutuhan fotografi.

Foto Meerkat ini dibuat dengan kamera Sony A7R IV dengan lensa Sony GM 600mm f/4. Dibawah adalah crop dari foto diatas untuk menunjukkan detail dengan lebih jelas.


Bagi teman-teman yang ingin mencoba langsung kamera ini bisa datang ke Sony Alpha Festival di Grand Indonesia Mall, Jakarta tanggal 24-25 Agustus 2019.

Jika ingin memesan (pre-order) atau belajar mengunakan kamera dan dasar fotografi, bisa memeriksa jadwal kami di halaman ini. Atau hubungi 0858 1318 3069.

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 9 comments… add one }
  • Anang August 5, 2021, 8:47 pm

    Lebih unggul mana Koh antara Sony A7R IV dengan Nikon Z7 II, rencana mau beli salah satunya tapi masih bingung pilih yg mana. Kebutuhan untuk foto kegiatan dan jurnalistik.

    • Enche Tjin August 6, 2021, 2:39 pm

      Sony A7R IV lebih bagus

    • Enche Tjin August 6, 2021, 3:51 pm

      Keduanya kamera yang bagus, saya sendiri suka Nikon Z7II dari segi bodi lebih ergonomik, layar lebih bagus.

      • Anang August 7, 2021, 7:38 am

        Makasih Koh, setelah penelitian kecil2an keliatannya saya mau ambil A7R IV krn foto lowlight dan autofokusnya lebih baik, dan pilihan lensa Sony FE lebih banyak dan harganya lebih murah dibanding Nikon Z.
        Kalau ada waktu mohon dibuatkan artikel perbandingan yg lebih komprehensif antara A7R IV dgn Z7 II Koh, bakal menarik krn dr segi harga dan fiturnya hampir sama. Thx.

  • Abu duda al mazapahit August 10, 2019, 6:11 pm

    Jadi preorder kamera ini mulai tanggal 24an yah om?

  • Agus August 9, 2019, 10:19 pm

    typo tahun ko 24-25 Agustus2019 , bukan 24-25 Agustus 2015

Cancel reply

Leave a Comment