≡ Menu

Bisakah Olympus, Nikon, bertahan?

Di akhir 2019-an, bisa dibilang semua perusahaan menderita penurunan penjualan dan keuntungan. Hal ini disebabkan oleh faktor ekonomi global, misalnya pelambatan pertumbuhan ekonomi di Asia dan Eropa, perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Persaingan juga ketat antara pembuat kamera dengan ponsel.

Saat ini, kebanyakan kamera compact dan entry level DSLR tidak dilirik lagi, padahal penjualan kamera-kamera compact di awal tahun 2010 sangat membantu perusahaan-perusahaan kamera untuk tumbuh dan berkembang, terutama Nikon dan Olympus.

Lalu mengapa Olympus dan Nikon yang saya bahas di artikel ini? Hal itu karena dari laporan keuangan terakhir, Olympus dan Nikon adalah dua perusahaan yang termasuk parah. Nikon mencatat penurunan penjualan dan keuntungan dari tahun-tahun sebelumnya, dan memprediksikan divisi Imaging (kamera, lensa) akan mengalami kerugian tahun depan sebesar 10 milyar Yen (atau 1.29 trilyun Rupiah).

Olympus lebih parah karena sudah rugi sejak beberapa tahun lalu, dan terus mencatat kerugian. Di antara bulan April – September 2018 Olympus mencatat kerugian sebesar 9.2 milyar Yen, sedangkan di bulan April-September 2019 juga mencatat kerugian sebesar 5.7 milyar Yen (736 milyar Rupiah).

Sebagai calon pembeli, kita harus berhati-hati, karena jika kita melakukan investasi ke sebuah sistem kamera, tentunya kita tidak mau gonta-ganti dalam waktu 1-2 tahun karena akan makan banyak biaya dan juga waktu untuk beradaptasi bukan?

Bagaimana masa depan Nikon?

Dari sisi Nikon, saya melihat kondisinya tidak parah, tapi divisi Imaging Nikon tak terelakkan lagi akan semakin mengecil. Sebenarnya Nikon bisa lebih bagus, tapi Nikon banyak salah langkah di antara 2012-2019, misalnya membuat sistem mirrorless yang setengah hati dengan pilihan sensor 1 inci saja yaitu Nikon 1 yang akhirnya harus pamit, Compact premium Nikon DL yang sudah diumumkan tapi gagal produksi, Nikon Keymission (action cam) di Photokina tahun 2016 yang gagal bersaing dan kemudian hilang begitu saja, dan usaha terakhir yaitu Nikon Z6/7 yang sebenarnya cukup bagus, tapi banyak yang enggan pindah karena ada beberapa fitur yang kurang dan dibatasi dengan harga launching yang kurang bersaing dibandingkan kamera mirrorless lainnya.

Kabar baiknya, Nikon secara perusahaan masih sehat, tapi kedepannya kalau divisi Imaging-nya tidak hati-hati tentunya bisa merugi terus. Kuncinya di sistem Nikon Z. Saya melihat Nikon kedepannya akan lebih seperti Leica, yaitu membuat produk yang unik dan mewah untuk mengejar profit margin. Ini sudah dimulai dengan lensa 100 jutaan yaitu Noct. 58mm f/0.95. Secara teknologi, sulit untuk Nikon untuk mengejar Sony atau Canon karena kedua perusahaan ini mampu membuat dan mengembangkan teknologi sensor gambar sendiri. Jadi punya keuntungan di sisi teknologi kurang lebih 6 bulan sampai 1 tahun.

Olympus bakal Pamit?

Sedangkan kalau dari sisi Olympus, saya melihat kondisinya cukup parah karena divisi imaging-nya terus menerus merugi dari 5 tahun atau lebih. Memang, divisi ini bisa bertahan karena disokong terus karena divisi lainnya yaitu divisi medical sangat sehat dan menguntungkan. Tapi kalau berlanjut dan makin parah tentunya bisa jadi di tutup atau dijual.

dari Laporan keuangan Olympus Quarter ke-2

Menurut saya, untuk menyelamatkan divisi imaging/kamera-nya Olympus, inovasi di sistem micro four thirds saja tidak cukup, perlu komitmen dana yang besar untuk mengembangkan lini produk Olympus yang lain misalnya mirrorless full frame seperti Panasonic Lumix S, atau produk kamera yang unik lainnya. Tapi sayangnya, sepertinya petinggi Olympus tidak berpikiran ke arah sana dan hanya bertahan membuat sistem micro four thirds saja. Jadi kemungkinan besar Olympus bisa jadi pamit, atau bisa juga dijual ke perusahaan lain.

Apabila dijual ke perusahaan lain, kemungkinan divisi imaging-nya hanya diambil teknologi dan sumber dayanya saja, tapi tidak dikembangkan, misalnya Pentax, setelah dijual sana-sini (sekarang dimiliki Ricoh), kualitas pengembangan produknya jadi stagnan. Skenario yang lebih bagus apabila perusahaan baru menyuntikkan dana besar-besaran untuk membangkitkan Olympus, seperti yang dilakukan pemilik Leica di masa lalu yang berhasil membangkitkan Leica yang hampir terpuruk saat transisi antara film ke digital.

Tentunya saya berharap yang terbaik untuk kedua brand kamera ini, karena saya sendiri punya kamera dan beberapa lensa DSLR Nikon, dan punya pengalaman yang menyenangkan dengan kamera Olympus, selain itu saya pikir kita semua menginginkan lebih banyak pilihan dan kompetisi membuat harga produk terjangkau.

About the author: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer. Saat ini, ia bertempat tinggal di Jakarta. Temui Enche di Instagram: enchetjin

{ 10 comments… add one }
  • Toni Wong December 22, 2019, 7:08 am

    Sayang sekali kalau mereka harus keluar dari “percaturan”
    IMHO …. nikon dan olympus kurang juga di endorse di negara2 pengguna , seperti yg di atas bilang mounting juga sangat pengaruh ke pembeli siapa yg mau tiap ganti kamera harus ganti lensa .
    Tapi kalau Nikon memang kelihatan lebih ‘terarah” lini produknya . Semoga mereka bisa bertahan.

  • Johanes Kristanto T December 10, 2019, 7:26 am

    Enche Tjin ,
    Mau tanya , secara keseluruhan dan unt 10 ~ 15 thn kedepan apakah D-SLR masih produksi ?
    Atau hanya mirrorless yg masih produksi ?
    Terima kasih .

    • Enche Tjin December 10, 2019, 8:15 am

      Keliahatannya tidak banyak DSLR yang akan diproduksi, mungkin beberapa saja dan yang tingkat profesional.

  • Taris Unders December 8, 2019, 8:48 pm

    Canon membuat dan mengembangkan teknologi sensor gambar sendiri. Ini kalimat yang membuat saya tertarik untuk menanyakan kalo sensornya Nikon dibuat oleh siapa dan kenapa…

    • Enche Tjin December 8, 2019, 9:46 pm

      Dulu, berbagai pabrikan sensor seperti Aptina, Toshiba (divisi sensornya kini sudah diakuisisi Sony), kamera Nikon terutama yang baru banyak dibuat oleh Sony. Alasannya karena Nikon tidak punya pabrik sensor, tapi Nikon hanya mendesain/memodifikasi sensor imaging yang ditawarkan pabrikan sensor kemudiannya memesannya.

  • Jaliteng December 8, 2019, 10:18 am

    Canon EOS-M juga menurut saya kamera yg masa depannya meragukan alias madesu karena kalau melihat ke belakang, canon itu produsen kamera yg paling hobby gonta-ganti mount kameranya mulai dari era FD, EOS EF, EOS-M dan terakhir EOS-RF. Apalagi melihat merek kompetitor seperti nikon, leica dan sony cukup sukses memakai satu macam mount utk semua format sensornya dan tdk bikim bingung calon pembelinya

    • Enche Tjin December 8, 2019, 10:42 am

      Bisa jadi, tapi untuk saat ini, EOS M masih laris manis karena terjangkau, mudah digunakan dan compact.

  • Andy Peng December 8, 2019, 7:52 am

    Ko Enchi, sy masih bingung perihal Market Share ada yang menyebutkan Canon diatas Sony dan juga ada yg sebaliknya. Mana yang akurat ko ?

    • Enche Tjin December 8, 2019, 10:40 am

      Kalau dari keseluruhan penjualan kamera masih Canon, tapi kalau hanya kategori fullframe mirrorless Sony.

Leave a Comment