Kamera mirrorless Canon paling basic, yaitu EOS M100, akhirnya mendapat penerusnya di akhir tahun 2019 yang bernama EOS M200. Hadir dengan fisik luar yang nyaris sama dengan sebelumnya, EOS M200 membawa beberapa peningkatan yang lebih ke internal yaitu prosesor baru Digic 8 yang membuatnya bisa merekam video 4K dan auto fokus deteksi mata (Eye AF).
Secara spesifikasi, kamera entry level Canon ini sudah memenuhi tiga harapan dasar akan sebuah kamera yaitu sensor yang besar (disini dia pakai APS-C 24MP), auto fokus yang cepat (sudah Dual pixel AF khas Canon) dan mudah dipakai (dengan implementasi layar sentuh dan menu yang mudah dipahami). Memang di EOS M200 tidak ditemui jendela bidik, atau flash hot shoe, dan bahkan di bodinya tidak ada grip untuk tangan kita menggengam kamera. Tapi semua itu dimaksudkan untuk menjaga ukuran kamera ini seringkas mungkin, nyaris mirip dengan kamera saku, tapi bisa berganti lensa.
Bagian yang juga menarik dari EOS M200 adalah layarnya, yang bisa dilipat ke atas untuk fotografi dalam angle rendah, tapi yang lebih oke lagi adalah layarnya bisa dilipat ke depan menghadap kita, cocok untuk selfie maupun membuat vlog. Sesuai kebutuhan media sosial, kini video yang diambil dengan M200 bisa secara vertikal dan hasilnya pas bila diunggah ke IGTV misalnya.
Kamera Canon M200 ini sebetulnya punya banyak mode pemotretan yang lengkap. Meski tampak atas sepertinya simpel tanpa ada roda mode, tapi melalui Q kita bisa mengakses berbagai mode seperti aneka Scene mode (Self portrait, Smooth skin, Food, Silent dll), mode P, Tv, Av, M hingga efek kreatif (Grainy B/W, Miniature effect, Toy camera dll). Saat mode rekam video, kita bisa mengakses opsi rekam video 4K meski ada sedikit crop di hasil videonya.
Di sisi kanan, hanya ada lubang untuk speaker, dan di sisi kiri ada satu pintu berisi port micro HDMI dan USB, dan satu pintu lagi berisi slot memori. Ya, tidak ada port untuk microphone disini, toh tidak ada hot shoe juga jadi tidak terlalu perlu adanya port mic. Baterai LPE12 dengan kapasitas 875 mAh memang tidak besar, dan dalam paket penjualan disediakan charger khusus karena kamera ini tidak mendukung USB-charging.
Dari pengalaman saya memakai kamera ini, memang sekilas sama saja dengan EOS M100, terasa sekali ringkas dan enak untuk dibawa travel, dan mudah dipakai. Dalam beberapa kesempatan saya pinjamkan kamera ini untuk dipakai oleh anak saya yang masih duduk di bangku SMP, dan dia juga menikmati memotret dengan EOS M200 ini tanpa ada kesulitan berarti. Saya mencoba EOS M200 dengan berbagai lensa seperti lensa kit (EF-M 15-45mm IS) dan dua buah lensa fix (22mm f/2 dan 28mm f/3.5 Macro), dan karena warna yang dihasilkan EOS M200 sudah enak dilihat, saya hanya memotret dengan file format JPG saja.
Sebagai kesimpulan, kamera Canon EOS M200 melengkapi jajaran lini mirrorless pemula Canon yang punya fitur lengkap termasuk deteksi mata, auto fokus yang mantap khas Dual Pixel AF dan perekaman 4K yang membuatnya enak untuk menemani daily life generasi milenial. Namun bila anda adalah fotografer yang mencari kamera dengan fitur fotografi lebih (hot shoe, jendela bidik, grip) maka ada kamera lain yang lebih cocok, misalnya Canon EOS M50. Dengan harga perkenalan tidak sampai 8 juta rupiah, Canon M200 bisa diandalkan untuk kebutuhan dasar foto dan video dengan hasil yang memuaskan.
Simak juga ulasan saya dalam bentuk video di YouTube berikut ini :
jika dibandingkan dengan ccanon 700d lebih unggul mana om?
jika dengan harga sama, dslr vs mirrorless itu perbandingannya jauh bgt ga si om? (dr sudut hasilnya)
mohon jawabannya om
Pak Erwin, mau tanya, apakah di m200 ini ada fitur unt setting batas bawah dan atas ISO dan atau batas bawah atas shutter speed saat mode auto iso? Terima kasih
Tidak ada, itu hanya ada di M6 II.